Memiliki Rumah Sendiri sebelum 30 Tahun Lewat 6 Langkah Ini

0
7898
rumah

Rumah adalah salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi seseorang agar bisa bertahan hidup. Bobot penting kebutuhan rumah setara dengan makanan dan pakaian. Sayangnya, dibandingkan kebutuhan makanan dan pakaian yang relatif terjangkau, kebutuhan akan perumahan cenderung lebih berat untuk dipenuhi karena harganya yang mahal.

Di kawasan megapolitan seperti Jabodetabek misalnya, harga rumah ukuran di bawah 70m2 saja harganya sudah di atas Rp300 juta per unit. Apalagi bila lokasinya strategis dan cukup dekat dengan pusat kota, harganya bisa miliaran rupiah. Meski mahal, membeli rumah masih menjadi opsi dan mimpi besar bagi kebanyakan orang.

Milenial kesulitan membeli rumah

Laju kenaikan harga rumah di Indonesia, khususnya di kawasan padat penduduk, memang terbilang cukup kencang. Mengutip Detik (November 2017), kenaikan harga properti bisa mencapai 20% per tahun ketika tingkat permintaan sedang tinggi. Dalam kondisi relatif normal, harga properti mampu mendaki antara 8%-10% per tahun. Kenaikan harga properti seringkali tidak mampu terkejar oleh laju kenaikan penghasilan seseorang. Sebagai gambaran, kenaikan upah minimum regional (UMR) saja rata-rata selalu di bawah 10% per tahun.

Baca Juga: 6 Milestone Finansial Saat Berusia 30an

Kenaikan harga rumah yang tak berbanding lurus dengan kenaikan penghasilan ini menjadi risiko besar bagi generasi milenial yang saat ini masih berusia di bawah kepala tiga. Berdasarkan survei tahun 2017 yang dikutip Kompas (April 2018), baru 39% milenial yang memiliki rumah sendiri. Keterbatasan penghasilan menjadi penghalang utama kesulitan pembelian rumah oleh generasi berusia di bawah kepala tiga. Penghasilan yang dimiliki sudah lebih dulu termakan beban cicilan lain kebutuhan lain yang relatif lebih tersier, seperti cicilan mobil atau motor.

Namun, bukan berarti memiliki rumah di usia muda mustahil diwujudkan. Inilah strategi yang bisa Anda jalankan bila ingin mewujudkan mimpi memiliki rumah sebelum usia 30-an tahun:

1. Tetapkan tujuan dan target

Langkah pertama adalah memastikan apa tujuan Anda. Sebuah tujuan keuangan seperti pembelian rumah perlu perencanaan yang spesifik. Sebagai gambaran, misalnya Anda ingin memiliki rumah seharga Rp500 juta.

Untuk membeli rumah itu menggunakan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) dari perbankan, Anda harus menyiapkan setidaknya uang muka sebanyak 30% dari harga rumah. Bila statusnya adalah KPR pertama, kewajiban uang muka bisa lebih rendah mulai 10% saja.

Anggap saja saat ini Anda masih berusia fresh graduate sekitar 22 tahun. Sedang target membeli rumah adalah 5 tahun lagi atau saat usia 27 tahun. Maka, Anda memiliki waktu 5 tahun untuk menyiapkan kebutuhan uang muka KPR.

2. Hitung kebutuhan dana

Harga rumah yang Anda incar saat ini berkisar Rp500 juta. Dengan asumsi kenaikan harga rumah 10% per tahun, maka 5 tahun lagi harga rumah yang Anda idamkan mencapai Rp805,25 juta. Alhasil, kebutuhan uang muka yang perlu Anda siapkan adalah antara Rp80 juta hingga Rp241 juta, dengan asumsi kebutuhan uang muka KPR sebesar 10%-30% dari harga rumah. Dalam 5 tahun Anda harus bisa mengumpulkan dana uang muka sebanyak itu.

Baca Juga: 5 Kesalahan Finansial Yang Sering Menjebak di Usia 30an

3. Tentukan strategi pengumpulan dana

Langkah selanjutnya adalah menentukan strategi pengumpulan dana. Agar dana yang Anda sisihkan mampu mencapai harga rumah di masa mendatang, strategi paling masuk akal adalah melalui investasi. Pasalnya, bila memakai strategi menabung secara konvensional di rekening bank, dana yang Anda kumpulkan akan kesulitan mengejar kenaikan harga rumah. Bunga tabungan di bank per tahun tak sampai 2%.

Anda bisa menimbang menyisihkan dana secara berkala di instrumen investasi yang mampu tumbuh di atas 10% per tahun. Referensinya antara lain reksa dana campuran dan reksa dana saham. Rentang waktu 5 tahun cukup mengimbangi risiko fluktuasi investasi yang penting juga untuk Anda perhitungkan. Di pasar saat ini ada banyak reksa dana yang mampu mencetak kinerja 10% dalam setahun.

Sebagai gambaran, untuk mendapatkan dana Rp241 juta dalam 5 tahun, Anda perlu berinvestasi sebesar Rp3,08 juta per bulan selama 5 tahun di produk investasi yang mampu tumbuh 10% per tahun. Bila memakai asumsi kebutuhan uang muka 10% saja, maka yang perlu Anda sisihkan adalah Rp1,02 juta per bulan selama 5 tahun.

4. Kelola anggaran dan berhemat

Agar bisa menyisihkan penghasilan setiap bulan demi pengumpulan uang muka KPR, Anda perlu mengelola keuangan pribadi lebih ketat. Setiap mendapatkan penghasilan, sisihkan dulu bagian dari pendapatan untuk uang muka KPR.

Bila masih kurang, sebenarnya banyak pos pengeluaran yang bisa dihemat. Misalnya, untuk menghemat uang makan, Anda bisa mengurangi frekuensi makan siang di luar. Bawalah bekal makan dari rumah agar lebih hemat. Kurangi juga pengeluaran tersier yang bisa disisihkan lebih dulu seperti langganan streaming TV, dan sebagainya.

Baca Juga: Tips Menabung Dengan Reksadana

5. Cari penghasilan tambahan

Berhemat sudah, namun pendapatan masih terlalu mepet. Apa solusinya? Carilah penghasilan sampingan. Di era internet ini ada banyak peluang mendapatkan penghasilan tambahan lebih mudah. Mulai dari menjadi pekerja lepas, vlogger, hingga menjadi guru privat.

6. Cari penyedia KPR yang tepat

Ketika kebutuhan dana uang muka KPR sudah semakin mendekati target, Anda bisa memulai riset bank mana yang bisa memberikan KPR dengan bunga murah. Ingat, jangan hanya tergiur promo sesaat, ya. Pilihlah produk KPR yang bisa memberikan bunga bersaing walaupun masa promo sudah habis.

Jangan lupa juga, carilah KPR dengan beban cicilan yang sesuai dengan kemampuan finansial. Maksimal beban cicilan yang sehat adalah 30% dari nilai penghasilan rutin. Dengan begitu, beban cicilan tidak sampai merusak kesehatan keuangan.

Nah, itulah 6 strategi yang bisa Anda praktekkan agar bisa membeli rumah sendiri sebelum kepala tiga. Bukan hal yang mustahil, kan?