Berniat Pensiun Dini? Siapkan Ini agar Finansial Aman

0
2627
pensiun dini

Setelah menjalankan karir sekian tahun, Anda mungkin memiliki rencana menempuh pensiun dini kelak sebelum benar-benar memasuki usia pensiun. Bayangan tentang menjalankan hidup yang lebih santai tanpa lagi disibukkan urusan pekerjaan terasa sangat menggoda. Tren pensiun dini sejatinya sudah cukup lama berlangsung, terutama di negara-negara maju.

Mengutip BBC.com (November 2018), beberapa taun belakangan sudah berlangsung gerakan pensiun dini atau financial independence, retire early(FIRE). Intinya, keputusan pensiun dini tidak bisa dilakukan tanpa persiapan memadai dan tiba-tiba. Bila seseorang ingin pensiun lebih awal di usia 40-an, beberapa bekal finansial penting perlu dilakukan jauh-jauh hari supaya keinginan tersebut bisa dilakukan. Anda yang berniat pensiun dini, dapat menyimak beberapa persiapan penting berikut ini:

1. Hitung utang

Keinginan pensiun dini dan beralih menikmati hidup tanpa lagi disibukkan dengan urusan kerja mustahil terwujud apabila Anda masih memiliki utang. Jadi, hal pertama yang perlu Anda antisipasi adalah beban utang. Apakah utang Anda masih banyak saat ini? Cobalah terlebih dulu membuat daftar tanggungan utang. Mulai dari kredit pemilikan rumah (KPR), cicilan kartu kredit, kredit kendaraan bermotor (KKB), dan jenis utang-utang lain yang Anda miliki.

Supaya target pensiun dini bisa tercapai, Anda perlu realistis menimbang beban utang-utang yang ada. Apabila memang belum memungkinkan bagi Anda mempercepat pelunasan utang, opsi pensiun dini agaknya perlu ditimbang ulang. Namun, bila memang ada kemungkinan untuk percepatan pelunasan utang, Anda bisa membuat strategi yang lebih detil.

Baca juga: Tertarik Punya Kartu Kredit? Pertimbangkan Dulu Hal Berikut

Misalnya, kewajiban Anda saat ini tersisa KPR saja dengan nilai saldo utang masih sekitar Rp100 juta. Anda dapat membuat rencana pelunasan pokok utang lebih cepat secara bertahap sesuai penghasilan yang Anda miliki. Misalnya, dengan memanfaatkan pendapatan bonus tahunan atau dengan mengonversi aset yang mudah dicairkan seperti emas atau saham. Sementara itu, pastikan jangan menambah utang baru supaya keuangan bisa benar-benar bebas utang sehingga mimpi pensiun dini terealisasi.

2. Penuhi dana darurat

Dana darurat berfungsi menutup kebutuhan yang sifatnya darurat agar arus kas rutin seseorang tidak terganggu oleh hal tersebut. Dana darurat juga berfungsi sebagai pengganti penghasilan sementara supaya kebutuhan harian rutin seperti makan, transportasi, dan biaya utilitas tetap bisa ditutup, di kala Anda tidak memiliki penghasilan untuk menutupnya.

Peran dana darurat menjadi sangat vital apabila Anda berencana pensiun dini. Ini karena dalam kondisi pensiun dini, Anda diasumsikan tidak lagi produktif secara finansial sehingga pendapatan pun boleh dibilang tidak ada lagi. Alhasil, untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari, Anda membutuhkan kehadiran dana darurat lebih banyak dari biasanya.

Apabila dalam kondisi masih bekerja, dana darurat idealnya sebesar tiga hingga enam kali nilai pengeluaran rutin bulanan; makasaat pensiun dini, nilai dana darurat harus lebih besar lagi. Minimal sebesar 12 kali nilai pendapatan bulanan.

Bila mengacu pada prinsip yang dijalankan oleh pelaku gerakan FIRE, seseorang perlu menerapkan hidup hemat sejak masih di awal usia produktif, agar bisa menabungkan 50% pendapatannya untuk bekal pensiun. Termasuk di sini adalah untuk kebutuhan dana darurat saat memulai pensiun dini.

3. Lengkapi asuransi

Asuransi menjadi kebutuhan wajib terlebih saat seseorang memutuskan pensiun dini. Asuransi akan menjadi penanggung beban finansial ketika sebuah risiko terjadi pada seseorang yang berimbas pada kondisi keuangan. Misalnya, kondisi sakit, kondisi kecelakaan, sampai kematian.

Baca juga: Beli Asuransi atau Menabung Dana Pensiun, Mana yang Harus Didahulukan?

Maka itu, hal yang perlu diantisipasi saat Anda berencana pensiun dini dalam beberapa tahun ke depan adalah kelengkapan asuransi. Apakah asuransi kesehatan Anda sudah memadai? Bila Anda masih memiliki pencari nafkah keluarga, maka asuransi jiwa adalah hal yang wajib dimiliki. Perlu juga dipikirkan mengenai cara membayar premi asuransi saat memasuki masa pensiun dini. Dana darurat dan simpanan pensiun Anda harus mampu menanggung biaya pembayaran premi asuransi agar manfaat asuransi tetap bisa Anda dapatkan.

4. Tabungan pensiun

Di Indonesia, kesadaran mempersiapkan kebutuhan dana pensiun masih belum tinggi. Selain itu, ada kecenderungan orang Indonesia menyiapkan dana pensiun dengan cara yang masih konservatif. Misalnya, menabung dana pensiun di instrumen yang tidak mampu berkembang optimal melawan inflasi jangka panjang seperti tabungan atau deposito biasa.

Apabila Anda berniat pensiun dini di usia 40-an, paling tidak sejak awal masa usia produktifAnda perlu menginvestasikan sejumlah besar penghasilan di instrumen investasi yang mampu tumbuh tinggi dalam jangka panjang seperti saham atau reksa dana saham.

Hitung lebih dulu kebutuhan dana pensiun Anda dan mulailah untuk berinvestasi secara rutin jauh-jauh hari. Apabila kini Anda sudah memasuki kepala empat dan ingin pensiun lima tahun lagi, Anda bisa mencoba menghitung sendiri apakah bekal yang sudah Anda miliki saat ini sudah memadai untuk menanggung kebutuhan masa pensiun kelak.

5. Rencana produktif

Pensiun dini berarti memutuskan tidak lagi bekerja secara formal atau berhenti mendapatkan pendapatan rutin dari pekerjaan, sebelum masa pensiun resmi. Di Indonesia, usia pensiun resmi adalah 55 tahun. Bila Anda memutuskan pensiun dini di usia 45 tahun, itu berarti Anda pensiun 10 tahun lebih awal. Selain kesiapan bekal finansial agar kehidupan di kala sudah pensiun tetap sejahtera, Anda sebaiknya juga menyiapkan rencana akan melakukan apa saat menjalani masa pensiun dini kelak.

Baca juga: Belum Terlambat, Inilah Langkah Memulai Investasi di Usia 40

Usia kepala empat sejatinya seseorang masih memiliki banyak potensi yang masih bisa dioptimalkan. Jadi, sekalipun Anda sudah pensiun dini dan tidak lagi terikat dengan kegiatan bekerja yang mengikat, lebih baik menyiapkan rencana untuk tetap produktif secara intelektual. Misalnya, menjalankan usaha jasa sebagai konsultan sesuai keahlian yang Anda miliki. Sebagai contoh, Anda kini masih aktif bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan akuntan atau pajak. Kelaksaat Anda pensiun dini, Anda bisa tetap membuka usaha jasa sebagai konsultan pajak yang bisa dijalankan sembari tanpa keterikatan.

Dengan menyiapkan hal-hal tersebut di atas, cita-cita pensiun dini bukan lagi menjadi angan belaka. Berani memulai?