Kalau sudah tak ada pilihan saat darurat dan membutuhkan uang, bagaimana etika pinjam uang ke orangtua Anda? Simak pengalaman sahabat Avrist berikut ini.
Dear Avrist,
Sejak lima bulan ini, saya sudah mulai bekerja di salah satu perusahaan swasta. Penghasilannya memang tidak terlalu besar, tapi sebisa mungkin saya menutup semua pengeluaran dengan penghasilan saya sendiri. Namun, saat kondisi darurat dan saya membutuhkan suntikan dana untuk kebutuhan pribadi, apakah etis jika saya meminjam uang ke orangtua? Sebenarnya ada rasa malu ketika sudah kerja, lalu pinjam uang ke orangtua. Bagaimana sebaiknya? – Andika, 25 tahun
Halo Andika,
Saat kondisi terdesak, meminjam uang kepada orangtua memang jadi solusi “pinjaman lunak” alias pinjaman paling mudah. Karena, meminjam ke orangtua pasti terbebas dari bunga. Berbeda bila meminjam uang ke bank, pasti akan ada bunga yang dikenakan pada Anda. Belum lagi kekhawatiran biaya denda bila Anda telat membayarnya.
Tetapi, apakah Anda yakin tetap mau meminjam dari orangtua? Bila memang kondisi Anda amat terdesak, ada etika meminjam uang kepada orangtua yang harus pertimbangkan. Pertama, pertimbangkan kedekatan Anda dan kedua orangtua. Bila selama ini Anda terbuka kepada orangtua mengenai kondisi Anda, termasuk kondisi finansial. Ini akan membuat mereka mengerti jika suatu saat Anda membutuhkan bantuan. Beda cerita bila hubungan Anda dan kedua orangtua tidak terlalu harmonis. Solusinya, Anda bisa mulai menceritakan kondisi Anda sebenar-benarnya dan meminta bantuan. Kedua, tetap memegang komitmen untuk membayarnya. Dengan memiliki komitmen, Anda bisa membuat perencanaan pengembalian utang. Ketiga, jangan sampai keterusan. Ingat lho, kondisi darurat itu tidak terjadi setiap saat. Jangan manfaatkan kebaikan kedua orangtua dengan menjadikan mereka pilihan pertama setiap Anda butuh dana darurat.
Semoga semua masalah Anda segera teratasi. Tetap semangat ya!
