Simak 7 Tips Memilih Financial Planner Berikut Ini

0
3453
memilih financial planner

Tahun baru saja berganti. Biasanya, momen ini dimanfaatkan oleh banyak orang untuk menyusun rencana keuangan yang akan dicapai di tahun baru. Bagi beberapa orang, menyusun keuangan pribadi atau keluarga merupakan hal yang rumit. Sehingga, mereka membutuhkan jasa perencana keuangan atau financial planner untuk membantu menyusun perencanaan keuangan. Kehadiran perencana keuangan independen saat ini semakin marak seiring dengan semakin bertambahnya kebutuhan masyarakat akan konsultasi keuangan. Simak 7 tips memilih financial planner berikut ini.

Dengan bantuan perencana keuangan yang ahli di bidangnya, Anda atau keluarga akan dibantu mengelola keuangan, termasuk menganalisa penghasilan, pengeluaran, utang, tabungan, dana pensiun, dana Pendidikan, dan pilihan-pilihan investasi. Perencanaan keuangan ini bertujuan untuk membantu Anda mencapai target keuangan yang hendak dicapai di tahun depan atau di masa-masa selanjutnya. Apakah Anda termasuk yang sedang mencari jasa perencana keuangan? Jika ya, maka ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memilih financial planner.

Tips Memilih Financial Planner

1. Cari perencana keuangan yang tersertifikasi

Untuk memastikan Anda memilih financial planner yang berkonsultasi, Anda bisa memastikan apakah perencana keuangan tersebut mengantongi sertifikat atau tidak. Di Indonesia, pemerintah hanya mengakui Financial Planning Standards Board (FPSB) sebagai satu-satunya badan pengelola sertifikasi profesi perencana keuangan. FPSB ini mengeluarkan dua jenis sertifikasi, yakni:

  • Certified Financial Planner (CFP) untuk mereka yang sudah menuntaskan pendidikan empat modul
  • Registered Financial Planner (RFP) untuk mereka yang menyelesaikan pendidikan dua modul

Selain bertujuan memperoleh saran yang kredibel, memilih perencana keuangan tersertifikasi ini penting agar Anda bisa membangun kepercayaan. Sebab, ketika berkonsultasi nanti, Anda perlu memastikan data yang Anda bagikan terjaga kerahasiaannya.

Baca Juga: Bagaimana Cara Kelola Keuangan untuk Generasi Zaman Now?

2. Cari financial planner sesuai kebutuhan

Para perencana keuangan memiliki masing-masing spesifikasi. Misalnya, ada perencana keuangan yang melayani pelanggan individu atau keluarga dengan penghasilan di bawah Rp10 miliar per tahun. Namun, ada pula perencana keuangan yang hanya melayani pelanggan dengan penghasilan di atas Rp10 miliar. Kemudian, ada pula perencana keuangan yang fokus pada konsultasi di bidang pilihan investasiasuransi, bisnis, pajak, dan sebagainya. Pastikan Anda meminta jasa konsultasi pada lembaga perencana keuangan yang tepat. Anda juga bisa menanyakan kepada calon perencana keuangan mengenai jasa utama yang mereka tawarkan, dan alasan mengapa Anda harus menggunakan jasa mereka dibandingkan perencana keuangan lain.

Baca juga: Perencanaan di Usia 40an Apa yang Perlu Diprioritaskan?

3. Cari tahu tarif yang dikenakan

Carilah beberapa calon perencana keuangan, baik berupa badan hukum maupun individual, yang hendak Anda gunakan. Kemudian, tanyakanlah tarif masing-masing perencana keuangan tersebut untuk berkonsultasi. Pastikan pula apakah mereka mengenakan komisi untuk penjualan atas bisnis atau imbal hasil atas investasi yang Anda konsultasikan kepada mereka.

4. Mintalah contoh financial plan yang pernah dibuat

Tak ada salahnya untuk meminta contoh portofolio berupa financial plan yang pernah dibuat oleh calon perencana keuangan. Umumnya, dokumen perencanaan keuangan ini terdiri dari tujuan keuangan dan strategi mencapainya. Ini untuk memberi gambaran pada Anda mengenai jasa yang akan Anda peroleh, apakah sesuai dengan kebutuhan atau tidak.

Baca Juga: Yuk, Simak 5 Tips Perencanaan Keuangan untuk Milenial!

5. Pilihlah perencana keuangan independen

Independen di sini mengandung pengertian ia tidak terafiliasi dengan suatu produk keuangan tertentu. Karena, jika ia merupakan perpanjangan tangan dari suatu produk keuangan, maka ia cenderung akan memberikan saran kepada pelanggan untuk membeli produk keuangan tersebut.

Baca juga: Tips Perencanaan Keuangan Agar Liburan ke Luar Negeri Terwujud

6. Cari tahu track record perencana keuangan

Anda bisa juga mencari track record perencana keuangan dengan cara melihat ulasan di internet atau menggali informasi dari rekan dan kerabat. Sebaiknya, pilihlah perencana keuangan yang memiliki track record sebagai berikut:

  • Bisa mengukur personal risk atau risiko pribadi Anda. Yang termasuk risiko pribadi di sini ialah kondisi latar belakang keluarga, pekerjaan, utang, preferensi investasi dan tabungan, dan lain-lain. Dengan mengetahui risiko pribadi, maka perencana keuangan tak hanya bicara angka untuk mencapai tujuan finansial, tapi juga mempertimbangkan faktor risiko Anda ketika memilih tabungan, investasi, alokasi anggaran, pengelolaan utang, dan sebagainya.
  • Pilih pula perencana keuangan yang mau mendengar paparan Anda ketika mengungkapkan kondisi keuangan.
  • Dapat memberikan masukan di luar ekspektasi Anda. Misalnya, Anda sebetulnya menginginkan nasihat pengelolaan keuangan untuk setahun atau lima tahun ke depan. Perencana keuangan yang bagus tak hanya memberikan gambaran keuangan Anda sebatas tujuan keuangan yang hendak Anda capai, tapi juga memberikan masukan untuk pengelolaan keuangan yang lebih panjang. Karena, hal itu menyangkut keputusan keuangan yang perlu Anda buat sekarang.
  • Perencana keuangan akan dapat memberikan masukan yang tepat sasaran jika didukung oleh riset dan data yang kuat seputar makro ekonomi dan produk-produk finansial yang ia sarankan.

Baca Juga: 11 Aplikasi Pengatur Keuangan Terbaik untuk Menyusun Anggaran

7. Pastikan Anda hanya berkonsultasi, bukan meminta jasa pengelolaan aset

Di Indonesia, sebuah badan atau individu perencana keuangan tidak diperbolehkan untuk mengelola aset. Karena, pemerintah Indonesia hanya mengizinkan perusahaan yang mengantongi izin sebagai manajemen investasi sebagai badan sah yang dapat mengelola aset. Jadi, meskipun Anda berkonsultasi pada perencana keuangan, pastikan Anda tidak menitipkan pengelolaan aset yang Anda miliki, baik berupa uang tunai, saham, tabungan, obligasi, properti, dan sebagainya, kepada perencana keuangan. Sebaliknya, jika perencana keuangan menawarkan jasa pengelolaan aset, ketahuilah bahwa hal itu sangat berisiko.

Itu dia sederet hal yang perlu Anda perhatikan ketika hendak memilih financial planner. Selamat memilih dan semoga menemukan financial planner yang tepat!