Money Stories: Adaptasi Finansial Saat Keuangan Pribadi Terimbas Pandemi

0
2124
adaptasi finansial saat pandemi

Tahun 2020 telah terlewati setengah jalan. Enam bulan di tahun ini, dunia masih tersandera oleh pandemi COVID-19. Berdasarkan catatan Worldometers per 7 Juni 2020, kasus infeksi corona sudah menginfeksi sekitar 7 juta orang di seluruh dunia dengan korban jiwa mencapai 402.000 orang. Pandemi COVID-19 juga telah menyeret jatuh kondisi perekonomian. Menurut catatan Kamar Dagang Indonesia (KADIN), jumlah karyawan dan buruh yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan kebijakan dirumahkan, mencapai 6 juta orang. Perusahaan-perusahaan juga banyak menempuh kebijakan efisiensi dengan memangkas gaji karyawan atau tunjangan-tunjangan.

Pandemi COVID-19 diperkirakan belum akan selesai dalam waktu dekat. Pemerintah RI memprediksi, pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi kemungkinan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun. Ini berarti, tantangan finansial masih akan berlangsung cukup lama. Bagaimana menghadapi tantangan finansial tersebut di kala kondisi keuangan sudah terdampak pandemi COVID-19? Avrist Assurance berkesempatan mewawancarai tiga orang sahabat Avrist Assurance yang pendapatannya terdampak pandemi corona. Yuk, melihat bagaimana adaptasi finansial mereka menghadapi new normal hidup berdampingan dengan ancaman COVID-19, berikut ini.

Tika, Sales & Marketing, Bekasi

Sejauh mana pandemi COVID-19 berdampak pada pekerjaan Anda?

Dampaknya besar sekali karena saya bekerja di sektor perhotelan. Mulai April lalu, ada kebijakan pengurangan jam kerja dan work from home (WFH). Jadi, gaji pun dipangkas 50% oleh manajemen. Sedang di bulan Mei, diberlakukan unpaid leave atau cuti di luar tanggungan yang berarti tidak digaji. Tapi, saya masih mendapatkan tunjangan hari raya (THR) walaupun hanya 50% dari jumlah seharusnya. Lalu, ditambahkan gaji yang besarnya cuma 5% dari gaji saya, itu berasal dari sejumlah uang di kantor ada berapa dibagi rata ke karyawan. Nah, mulai Juni ini, 100% dirumahkan di mana kerja saya berdasarkan on call saja sehingga gaji pun menyesuaikan.

Apakah perusahaan tempat Anda bekerja menjelaskan mengapa menempuh kebijakan tersebut?

Iya, ada penjelasan dari manajemen. Kondisi ini karena operasional hotel sangat terganggu pandemi. Tidak ada pemasukan sedangkan biaya operasional tetap ada karena hotel kami tetap buka.

Dari segi finansial, seberapa besar dampak pandemi COVID-19 terhadap keuangan pribadi Anda?

Penurunan pendapatan bisa lebih dari 70% karena dalam kondisi normal, selain gaji, saya juga menerima uang makan, juga bonus-bonus.

Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi dampak finansial tersebut?

Sementara ini saya memakai dana cadangan di tabungan (emergency fund), juga mencairkan dana saya di BPJS Ketenagakerjaan. Bila kondisi ini nanti semakin berlanjut, kemungkinan saya mau mencoba berjualan.

Apa saja adaptasi finansial yang Anda lakukan sehubungan dengan terjadinya perubahan finansial akibat pandemi?

Berhemat di semua pos. Selain karena kondisi ini, kan, kita hanya di rumah saja jadi biaya rekreasi atau hiburan juga terpangkas. Adaptasi lain, saya coba mencari tambahan penghasilan dengan menyewakan mainan anak-anak seperti sepeda dan memprioritaskan keuangan untuk membayar cicilan-cicilan yang ada terlebih dahulu.

Apa saja yang Anda persiapkan dari segi finansial dalam menghadapi new normal?

Tabungan yang ada saya persiapkan untuk modal usaha apabila nanti keadaan di kantor belum stabil. Lalu, tetap melanjutkan penghematan dan berusaha tidak mengambil utang atau cicilan baru.

Apakah Anda tetap bisa menabung atau berinvestasi rutin selama pandemi ini terjadi?

Untuk menabung belum bisa. Malah yang terjadi uang tabungan dan dana darurat terpakai.

Baca juga: 6 Trik Mengelola Keuangan Belanja di Tengah Pandemi Corona

Prima, Jurnalis, Tangerang

Sejauh mana pandemi COVID-19 berdampak pada pekerjaan Anda?

Terkena dampak tentu saja. Sejak pertengahan Maret saya sudah WFHdan sama sekali tidak ke kantor karena kantor pun tutup. Kantor juga menerapkan screening ketat untuk bisa masuk.

Untuk gaji, karyawan dengan gaji di atas batas tertentu dikurangi 20 persen. Karyawan juga tidak bisa mengklaim uang absen yang biasanya didapatkan dengan cara slash mesin absen setiap datang ke kantor.  Selain itu seluruh karyawan juga terkena potongan 50% untuk THR lebaran kemarin. Kantor saya juga melakukan efisiensi dengan “melepaskan” karyawan berstatus kontrak.

Apakah perusahaan tempat Anda bekerja menjelaskan mengapa menempuh kebijakan tersebut?

Manajemen mengirimkan email ke seluruh karyawan mengenai kebijakan yang diambil. Lalu, atasan di divisi saya menjelaskan lebih detil alasan dari keputusan tersebut.

Dari segi finansial, seberapa besar dampak pandemi COVID-19 terhadap keuangan pribadi Anda?

Alhamdulillah dari segi pendapatan, kebijakan pengurangan yang saya rasakan tidak begitu besar. Saya hanya tidak mendapatkan uang absen sebesar Rp500 ribu per bulan. Yang sangat terasa tentu saja pengurangan 50% untuk THR yang membuat beberapa rencana saya menjadi tertunda.

Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi dampak finansial tersebut?

Melakukan penghematan dan menabung.

Apa saja adaptasi finansial yang Anda lakukan sehubungan dengan terjadinya perubahan finansial akibat pandemi?

Berhemat menjadi opsi paling mudah. Menahan diri untuk tidak jajan dan tidak belanja online, hahaha. Selain itu saya juga merasakan dengan memasak sendiri bisa menghemat pengeluaran dibandingkan dengan beli masakan di luar, meskipun jadi pegal, ya, hahaha.

Apa saja yang Anda persiapkan dari segi finansial untuk menghadapi new normal?

Tetap disiplin menabung karena di masa krisis seperti ini dana untuk buffer jadi sangat penting untuk jaga-jaga. Amit-amit terjadi sesuatu.

Apakah Anda tetap bisa menabung atau berinvestasi rutin selama pandemi ini terjadi?

Saya menabung regular setiap bulan di bank, idle money saja. Sebenarnya tertarik untuk investasi tapi sejauh ini belum paham.

Baca juga: Begini Strategi Bisnis 3 Pengusaha Kecil di tengah Pandemi Corona

Azis, Data Analyst, Jakarta Pusat                          

Sejauh mana pandemi COVID-19 berdampak pada pekerjaan Anda?

Ada dampak tentunya. Perusahaan memberlakukan WFH sejak bulan April. Dari segi penerimaan gaji, juga ada penyesuaian. Sejak ada pandemi, tidak ada lagi tunjangan uang makan dan transport.

Apakah perusahaan tempat Anda bekerja menjelaskan mengapa menempuh kebijakan tersebut?

Tidak ada penjelasan apa-apa, sih. Kebetulan saya juga belum satu tahun bekerja di sini. Saat PSBB diberlakukan, ya, perusahaan lalu ikut menerapkan WFH.

Dari segi finansial, seberapa besar dampak pandemi COVID-19 terhadap keuangan pribadi Anda?

Ada penurunan pendapatan, sekitar 10% dari yang biasa saya terima per bulan. Kemungkinan karena tidak ada lagi tunjangan transport dan makan itu.

Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi dampak finansial tersebut?

Berhemat. Hanya belanja untuk kebutuhan utama saja dan yang memang diperlukan.

Apa saja adaptasi finansial yang Anda lakukan sehubungan dengan terjadinya perubahan finansial akibat pandemi?

Ada beberapa hal yang saya lakukan supaya keuangan aman. Selain berhemat, saya juga lebih giat menabung dari hasil penghematan itu. Lalu, saya juga menutup salah satu kartu kredit saya yang memang sudah jarang digunakan. Saya juga unfollow akun online shop supaya tidak mudah tergoda berbelanja.

Apa saja yang Anda persiapkan dari segi finansial untuk menghadapi new normal?

Meningkatkan saldo dana darurat supaya bisa lebih tenang menjalankan hari-hari ke depan.

Apakah Anda tetap bisa menabung atau berinvestasi rutin selama pandemi ini terjadi?

Bisa menabung seperti biasa walaupun tidak banyak. Memang untuk menabung harus sedikit dipaksa agar kita punya pegangan di depan menghadapi ketidapastian akibat wabah ini.

Baca juga: Amankah Melakukan Pengeluaran Besar di Tengah Pandemi

Itulah cerita tiga sahabat Avrist Assurance yang terkena dampak keuangan pandemi COVID-19 dan mau tidak mau harus melakukan adaptasi finansial agar kesehatan keuangan pribadi tetap terjaga. Bagi Anda yang juga merasakan dampak finansial cukup signifikan karena pandemi ini, tetap tenang dan segera lakukan adaptasi supaya keuangan tetap terkendali. Anda bisa mencontoh langkah tiga sahabat Avrist Assurance tersebut di atas. Pertama, berhemat dan memangkas pengeluaran-pengeluaran kurang penting yang bisa ditunda. Kedua, fokus pada beban cicilan yang sudah ada, jangan menambah utang baru. Ketiga, pertimbangkan menambah asuransi agar risiko finansial dapat lebih terkelola. Misalnya, untuk asuransi kesehatan mengingat risiko tertular penyakit di tengah wabah menjadi lebih besar. Bila Anda merupakan pencari nafkah keluarga, jangan lupa pula melengkapinya dengan asuransi jiwa. Melindungi risiko finansial dengan asuransi akan memudahkan Anda menjaga kesehatan keuangan. Keempat, tetap lanjutkan langkah menabung dana darurat. Bila sulit karena pendapatan hilang atau berkurang signifikan, pertimbangkan mencari sumber pendapatan baru sebagai tambahan income sehingga masih ada yang bisa ditabung. Kelima, jaga kesehatan dengan konsumsi makanan sehat supaya terhindar dari infeksi penyakit.

Dengan menempuh adaptasi finansial, Anda bisa lebih antisipatif menghadapi new normal yang masih belum memberikan kepastian dalam jangka panjang. Tetap semangat, ya! #AvGotYouAtHome