Biaya yang Harus Kamu Siapkan Saat Isolasi Mandiri

0
2807
isolasi mandiri
Isolasi mandiri di rumah

Melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia pertengahan tahun 2021 ini, membuat sebagian besar pasien harus melakukan isolasi mandiri di rumah. Fasilitas rumah sakit untuk rawat inap menjadi hal yang sulit untuk didapatkan, karena kapasitas yang selalu penuh.

Isolasi mandiri menjadi salah satu opsi bagi pasien covid-19 untuk menyembuhkan diri, khususnya untuk pasien dengan gejala ringan, sedang, atau tanpa gejala.

Namun, isolasi mandiri tetap memerlukan biaya yang tidak sedikit loh. Apalagi masa isolasi mandiri umumnya berlangsung cukup lama, yakni sekitar 10 hingga 14 hari.

Biaya apa saja sih yang harus kita persiapkan selama menjalani isolasi mandiri? Yuk, pahami biaya tak terduga saat isolasi mandiri, agar kita semua semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan dengan tetap di rumah saja dan menerapkan 5M.

Baca juga: Pandemi Masih Lama. Milenial Sebaiknya Tunda Dulu 5 Pengeluaran Ini

Biaya tes antigen dan swab PCR

Tentu saja ini biaya yang tidak murah ya, apalagi kalau dilakukan beberapa kali untuk mengetahui status pasien tersebut.

Tes antigen atau swab PCR biasanya dilakukan saat seseorang mengalami gejala covid-19, seperti demam dan sesak napas. Atau bisa juga dilakukan saat seseorang mengalami kontak dengan pasien covid-19 sebelumnya.

Biaya tes antigen dan swab PCR ini beragam. Untuk tes antigen, umumnya berkisar di 150 ribu hingga 300 ribu rupiah. Sedangkan swab PCR lebih mahal lagi, karena metode dan akurasinya semakin baik, umumnya berkisar 800 ribu rupiah hingga satu jutaan.

Pengeluaran seperti ini mau tidak mau harus dilakukan ya, untuk memastikan kondisi kesehatan pasien. Untuk mengetahui seseorang sudah benar-benar sembuh, pasien harus menjalani tes PCR hingga mendapatkan hasil yang negatif.

Wah kebayang kan, kalau tidak kunjung sembuh dan sudah melakukan beberapa kali tes PCR tapi hasilnya masih positif terus, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan?

Solusinya, kalau kamu mengalami hal seperti itu, kamu bisa melakukan tes dengan metode antigen dulu ya, yang biayanya lebih murah. Lakukan tes di saat masa isolasi mandiri sudah memenuhi standar, misalnya 14 hari sejak terdiagnosa positif.

Kalau sudah 14 hari dan kamu sudah merasa membaik, kamu bisa coba tes antigen terlebih dahulu. Jika hasilnya negatif, baru deh kamu bisa melanjutkan dengan tes PCR untuk benar-benar memastikannya.

Melakukan tes dengan jarak hari yang tepat serta kondisi yang dirasa sudah membaik, memperbesar peluang kamu untuk bisa dapat hasil negatif tanpa berkali-kali menjalani tes swab PCR.

Biaya obat-obatan dan vitamin

Selanjutnya, biaya yang perlu kamu persiapkan saat menjalani isolasi mandiri tentu saja biaya obat-obatan dan vitamin penunjang.

Kabar buruknya, beberapa jenis obat mengalami kenaikan harga yang fantastis selama PPKM seperti sekarang ini. Obat jenis antivirus dan antibiotik, bisa naik hingga berkali lipat dari harga normal.

Selain itu, kamu juga perlu memenuhi asupan vitamin dari suplemen tertentu, misalnya vitamin C dan vitamin D3, yang harganya berkisar di 200 ribu hingga 300 ribu rupiah per botol.

Jika kamu mengalami gejala lain seperti mual, pusing, atau batuk, biasanya gejala-gejala tersebut membutuhkan obat yang berbeda-beda, sehingga semakin banyak pula obat yang harus kamu konsumsi.

Bagaimana solusinya agar biaya obat-obatan ini tidak menguras isi dompetmu? Kalau kamu memiliki asuransi kesehatan seperti Avrist Prime Hospital & Surgical atau Avrist Simple Start, biaya obat-obatan ini bisa dijaminkan oleh Avrist Assurance, dengan merujuk pada ketentuan polis ya.

Biaya perlengkapan penunjang

Saat isolasi mandiri di rumah, pasien dan keluarga pasien covid-19 diminta untuk melakukan monitoring sederhana di rumah. Ini karena layanan dokter untuk datang ke rumah cukup sulit untuk didapatkan.

Oleh sebab itu, jika kamu sedang menjalankan isolasi mandiri, kamu perlu membekali diri dengan beberapa alat penunjang monitoring kamu. Misalnya alat oximeter dan termometer infrared.

Oximeter merupakan alat untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Pasien covid-19 perlu memonitor kadar oksigen di dalam darah, sehingga gejala sesak napas yang umumnya terjadi pada pasien covid-19 dapat segera diatasi.

Harga oximeter sendiri cukup beragam, umumnya berkisar di 50 ribu hingga 200 ribu rupiah tergantung spesifikasinya.

Selain oximeter, saat isolasi mandiri pasien covid-19 juga perlu menyiapkan termometer infrared, yang dipakai untuk mengukur suhu tubuh jika pasien merasa demam. Termometer infrared atau termometer tembak harganya berkisar 150 – 200 ribuan.

Inilah peralatan penunjang yang perlu kamu siapkan saat menjalani isoman. Lumayan menguras kocek ya?

Biaya sanitasi dan sterilisasi

Selama menjalani isoman, biasanya pasien covid-19 akan memakai ruangan yang terpisah dengan anggota keluarga lainnya.

Ruangan yang dipakai oleh pasien, harus dibersihkan dengan metode yang sedikit berbeda, misalnya harus disemprot dengan disinfektan bahkan peralatan makan, minum, pakaian, dan lain-lainnya harus disemprot dengan sanitizer terlebih dahulu sebelum anggota keluarga yang sehat menyentuhnya.

Tentu saja, ada biaya yang harus kamu keluarkan untuk urusan sanitasi ini, seperti biaya pembelian cairan disinfektan hingga tabung sanitizer semprot yang harganya berkisar 30 ribu hingga 50 ribu rupiah per botol.

Mungkin sebagian orang akan berpikir bahwa menjalani isolasi mandiri dapat membuat mereka lebih berhemat, karena tidak bisa keluar rumah dan melakukan banyak kegiatan.

Namun, kegiatan isolasi mandiri justru membutuhkan perhatian khusus yang diikuti dengan pengeluaran biaya-biaya tak terduga seperti pemaparan di atas.

Untuk itu, daripada menghabiskan uang karena positif covid-19, yuk sama-sama kita putuskan rantai penularan covid-19 ini, dengan melakukan vaksin, menerapkan 5M, serta tetap berada di rumah selama PPKM.

Kamu bisa memanfaatkan sistem belanja online untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari kamu. Dan tetap produktif bekerja dengan menggunakan teknologi yang ada.

Untuk kamu yang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri, semoga lekas sembuh ya!