6 Cara Mengatasi Generation Gap di Tempat Kerja Untuk Pekerja Muda

0
21941
cara mengatasi generation gap

Tantangan dan masalah di dunia kerja pasti pernah dihadapi oleh siapapun, tak terkecuali bagi Anda para pekerja muda millennial dan gen Z. Tantangan di dunia kerja kekinian acapkali dipicu oleh adanya generation gap, atau kesenjangan antargenerasi akibat perbedaan karakter, cara komunikasi, hingga perbedaan cara pandang atas suatu hal. Lalu, bagaimana ya cara mengatasi generation gap di tempat kerja?

Bisnis Indonesia (Agustus 2018) mencatat, masalah di tempat kerja akibat generation gap semakin sering terjadi karena untuk pertama kalinya di Indonesia, dunia kerja saat ini dihidupi oleh empat generasi sekaligus yaitu gen Z, millennial, gen X, dan baby boomer. Kemudian riset yang dirilis oleh Gallup tahun 2016 menyebut, para pekerja muda cenderung tidak memiliki keterikatan kuat dengan tempat kerja dan  ingin bebas dari aturan tempat kerja. Sebagai pekerja muda, sah-sah saja bila Anda menjalankan karir sesuai preferensi generasi. Namun, jangan sampai hal itu justru menjadi penghambat kemajuan karir Anda. Bagaimana menyiasati generation gap di tempat kerja supaya aktvitas kerja tetap nyaman dan karir aman? Yuk, simak cara mengatasi generation gap berikut ini:

Cara Mengatasi Generation Gap

Miliki target

Pekerja millennial dan gen Z sering dipandang sebagai generasi yang tidak memiliki rencana jangka panjang. Menurut riset yang dirilis oleh Deloitte Indonesia pada tahun 2019, mayoritas pekerja muda terbiasa hidup dalam kondisi serba mudah sehingga jarang memiliki rencana panjang karena dibesarkan dengan kemajuan teknologi.

Ketiadaan rencana jangka panjang itu bisa melahirkan imbas kurang baik, mulai dari mudah jenuh atau bosan di tempat kerja, semisal kurangnya komitmen terhadap target yang ditetapkan oleh kantor, rendahnya loyalitas, dan lain sebagainya. Hal itu bisa kontraproduktif terhadap masa depan karir Anda ke depan. Supaya masa depan karir tetap cerah, mulailah memiliki target jangka panjang di tempat kerja.

Misalnya, Anda berkiprah di bidang digital marketing. Targetkan untuk mendapatkan ilmu digital marketing sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan melompat lagi ke kantor baru. Untuk meraih itu, tentu sulit bila Anda bekerja terlalu singkat di tempat tersebut. Kantor yang baru kelak pasti juga akan melihat masa kerja di perusahaan sebelumnya untuk mengukur kualitas pengalaman Anda.

Baca Juga: Sering Pindah Kantor Demi Gaji Tinggi? Awas, Perhatikan Hal Ini

mengatasi generation gap

Buka komunikasi yang baik

Salah satu pemicu terbesar masalah generation gap adalah perbedaan cara komunikasi antara pekerja muda dengan pekerja dari generasi terdahulu. Gaya komunikasi gen X dan baby boomer cenderung lebih kaku dan formal. Sebaliknya, pekerja millennial dan Gen Z terbiasa dengan cara komunikasi yang casual, informal, dan santai. Di sini kita harus mulai bisa mengatasi generation gap yang akan terjadi.

Temuan riset Gallup pada tahun 2016 menunjukkan, pekerja muda relatif bisa bertahan di sebuah kantor hingga lebih dari satu tahun apabila memiliki atasan yang bisa diajak diskusi, termasuk tentang hal-hal pribadi di luar pekerjaan. Bagi manajemen perusahaan, ini bisa menjadi strategi mudah mendorong loyalitas pekerja muda, yakni dengan membiasakan tradisi komunikasi terbuka dengan gaya lebih casual.

Bagi pekerja muda, tidak ada salahnya Anda lebih aktif pula membuka komunikasi yang baik dengan atasan maupun rekan sekerja. Walau atasan Anda kemungkinan besar adalah generasi lebih senior dengan karakter berbeda, bukan berarti mereka tidak bisa diajak bicara dengan gaya kekinian. Ini adalah salah satu cara mengatasi generation gap sehingga bisa tercipta kerjasama yang baik antar generasi di tempat kerja.

Baca Juga: Asuransi untuk Lajang: Yay or Nay?

Jangan ragu melontar ide

Pekerja muda dikenal sebagai generasi yang kreatif, analitis, berani, dan kolaboratif. Di dunia kerja, karakteristik ini bisa menjadi kelebihan dan kekurangan. Menjadi kelebihan ketika sifat-sifat tersebut menjadikan pekerja muda lebih produktif dalam melontarkan ide-ide out of the box, pemikiran yang segar, kreatif, dan berani yang memajukan perusahaan. Di sisi lain, kecenderungannya untuk kolaboratif menjadikan millennial dan Gen Z relatif tidak nyaman dengan sistem kerja hirarkis. Alhasil, muncul konotasi bahwa pekerja muda zaman sekarang cenderung susah diatur.

Ketimbang terjebak dalam label itu, sebaiknya Anda fokus menonjolkan kelebihan sebagai generasi yang kreatif dan berani. Jangan ragu melontarkan ide-ide segar untuk mendukung produktivitas kerja bersama. Atasan dari generasi terdahulu niscaya akan lebih memahami kecenderungan Anda memilih kolaborasi ketika itu diimbangi dengan produktivitas nyata yang berdampak pada kemajuan perusahaan.

Optimalkan dukungan teknologi

Generasi muda saat ini sangat akrab dengan teknologi informasi karena dibesarkan di tengah perkembangan pesat teknologi digital sedari kanak-kanak. Sebaliknya, generasi terdahulu cenderung lebih gaptek alias gagap teknologi. Kabar baiknya, perusahaan zaman sekarang sudah banyak yang mengadaptasi dukungan teknologi agar para pekerja muda mereka kian nyaman dan produktif dalam bekerja. Aplikasi-aplikasi pendukung produktivitas seperti aplikasi rapat online seperti Zoom, Skype, dan sebagainya, semakin sering dimanfaatkan dalam proses kerja sehari-hari.

Supaya produktivitas Anda tetap tinggi, pastikan Anda berkomitmen mengoptimalkan dukungan teknologi tersebut terutama ketika berhalangan hadir secara fisik di kantor. Misalnya, saat harus remote working atau work from home, upayakan untuk tetap hadir melalui perangkat teknologi pendukung tersebut.

Baca Juga: Cara Kelola Uang untuk Generasi Zaman Now

Tetap disiplin dalam fleksibilitas

Sebagian besar perusahaan saat ini sudah menyadari “tuntutan” apa saja dari pekerja muda supaya proses kerja bisa berjalan sesuai harapan. Salah satu kekhasan yang banyak dituntut oleh pekerja muda adalah fleksibilitas bekerja. Itulah mengapa perusahaan dengan fasilitas seperti remote working, officeless, dan sejenisnya, banyak diminati pekerja muda. Bila Anda kini sudah bekerja di perusahaan dengan fleksibilitas seperti itu, jangan lupakan untuk tetap disiplin dan berkomitmen. Ini bisa menjadi salah satu cara mengatasi generation gap.

Misalnya, ketika berkesempatan remote working, pastikan Anda tetap mampu memenuhi target-target yang ditetapkan oleh perusahaan sehingga output tetap terjaga kendati secara fisik Anda bekerja di luar kantor.

Baca Juga: 8 Langkah Mudah untuk Menabung

Libatkan diri dalam misi sosial perusahaan

Selanjutnya, riset Deloitte Indonesia pada Maret 2019 lalu mengungkap, pekerja muda zaman sekarang menilai perusahaan yang punya visi dan misi sosial adalah hal penting. Jadi, tujuan perusahaan idealnya harus lebih dari sekadar mencari keuntungan sebesar-besarnya. Poin itu perlu disadari oleh manajemen perusahaan apabila ingin mengatasi generation gap di tempat kerja. Manajemen perusahaan perlu aktif mengomunikasikan pada para pekerja muda tentang nilai-nilai sosial di luar tujuan profit. Dengan begitu, loyalitas dan produktivitas pekerja muda bisa dipacu karena merasa visi pribadi mereka diakomodir oleh perusahaan.

Adapun bagi Anda pekerja muda yang menganggap penting nilai-nilai itu, jangan ragu mengambil peran aktif mewujudkan visi dan misi tersebut. Melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial perusahaan bisa menjadi cara mudah. Dengan begitu, pekerjaan yang Anda tekuni bisa lebih bermakna.

Itulah beberapa cara mengatasi generation gap di tempat kerja. Bukan hal sulit untuk dijalankan, bukan?