Gaji Dipotong karena Pandemi, Bagaimana Cara Bisa Menabung?

0
1390
cara bisa menabung di masa pandemi

Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung sepanjang tahun 2020 telah melumpuhkan perekonomian. Per Juni 2020 lalu, diperkirakan sebanyak 6,4 juta pekerja telah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan karena perusahaan tempat mereka bekerja terdampak pandemi. Di sisi lain, hampir semua perusahaan menempuh langkah efisiensi agar bisa bertahan. Bentuk efisiensi beragam mulai dari menawarkan pensiun dini hingga gaji dipotong atau tunjangan karyawan dalam kisaran tertentu. Imbasnya, langkah efisiensi itu mengakibatkan penurunan pendapatan para karyawan.

Mungkin Anda termasuk yang terdampak efisiensi tersebut. Mengalami penurunan pendapatan di tengah ancaman resesi perekonomian tidaklah mudah. Terlebih bila selama ini Anda telah memiliki berbagai rencana keuangan yang harus terus dijalankan. Bagaimana mungkin rencana keuangan bisa terus dijalankan ketika pendapatan menurun? Apakah kebutuhan untuk menabung untuk masa depan tetap bisa dilakukan di tengah situasi seperti ini? Jangan dulu pesimistis. Berikut cara bisa menabung di masa pandemi yang perlu Anda coba.

Baca juga: Cara Bebaskan Diri dari Stres Masalah Keuangan karena Pandemi

Cara Bisa Menabung di Masa Pandemi

1. Cek lagi arus kas 

Berapa besar penurunan pendapatan yang Anda alami? Cobalah mulai mengecek lagi catatan arus kas agar bisa melihat secara cermat efek penurunan pendapatan terhadap keseluruhan arus kas keuangan pribadi.

Sebagai gambaran, gaji Anda selama ini sekitar Rp15 juta per bulan. Karena pandemi COVID-19 membuat kantor Anda memberlakukan work from home, akhirnya tunjangan transportasi dipangkas. Tunjangan transportasi dan uang makan anggap saja sekitar Rp3 juta. Dengan kata lain, terjadi penurunan sekitar 20%. Sehingga, pendapatan bersih yang Anda terima menjadi tinggal Rp12 juta.

Di sisi lain, pengeluaran rutin Anda setiap bulan selama ini mencapai Rp10 juta atau 67%, termasuk untuk cicilan kredit dan kewajiban lain. Sedangkan Rp5 juta atau setara 33% biasanya Anda alokasikan untuk tabungan, membayar premi asuransi dan investasi berbagai tujuan keuangan. Dari pengecekan ini Anda bisa melihat pos mana kira-kira yang perlu disesuaikan seiring dengan penurunan jumlah pendapatan sehingga alokasi untuk menabung bisa dipertahankan.

Baca juga: Risiko Kian Tinggi, Berikut Alasan Perlu Punya Asuransi di Tengah Pandemi

2. Susun ulang prioritas arus kas dan tujuan keuangan

Penurunan pendapatan jelas mempengaruhi susunan arus kas Anda. Maka itu, lakukan penyesuaian dengan cara menyusun ulang prioritas arus kas dan tujuan keuangan. Dari berbagai jenis pos pengeluaran, yang penting diprioritaskan adalah belanja kebutuhan rutin seperti belanja dapur, biaya utilitas rutin seperti listrik, air dan internet. Juga, pengeluaran untuk donasi wajib maupun sukarela seperti zakat dan sedekah. Lalu, prioritas kedua adalah pembayaran kewajiban atau cicilan utang dan pembayaran premi asuransi. Setelah itu baru prioritas tabungan dan investasi.

Nah, di luar tiga pos terpenting itu, masih ada pos pengeluaran untuk kebutuhan sekunder dan tersier yang sifatnya masih bisa ditunda atau dikurangi. Untuk pos tujuan keuangan, tentukan prioritas mana yang lebih penting didahulukan. Di tengah kondisi perekonomian yang terancam resesi seperti saat ini, memperkuat dana darurat adalah yang terpenting. Setelah dana darurat, Anda bisa mendahulukan tujuan keuangan terdekat, misalnya dana sekolah anak tiga tahun lagi, dan sebagainya.

Contoh, bila saat pendapatan normal, pos kebutuhan rutin memakan Rp10 juta, setelah menyusun ulang prioritas, Anda bisa menekannya hingga Rp8 juta saja. Nah, sisanya yaitu Rp4 juta tetap bisa Anda alokasikan untuk pembayaran premi asuransi, menabung dana darurat dan investasi rutin.

3. Lakukan efisiensi dan pengeluaran selektif

Pandemi COVID-19 sejauh ini masih belum menunjukkan titik terang. Di Indonesia, jumlah kasus positif COVID-19 terus meningkat hingga menembus 100.000 kasus hanya dalam tempo 5 bulan. Tren kenaikan kasus ini membuat banyak perusahaan akhirnya memberlakukan lagi kebijakan work from home (WFH) di tengah pelonggaran PSBB alias New Normal. Bila Anda kembali WFH, sebenarnya ada cukup banyak pos pengeluaran yang bisa lebih efisien. Sebut saja, pengeluaran untuk transportasi mulai dari pembelian BBM, tiket tol, biaya parkir, dan lain-lain. Juga, pengeluaran makan di luar, juga pos biaya liburan alias staycation.

Anda juga bisa menimbang untuk menghapuskan biaya-biaya yang sebenarnya kurang penting dan kehilangan relevansi di tengah keharusan social distancing seperti saat ini. Sebut saja biaya berlangganan tempat kebugaran, pengeluaran untuk perawatan di salon, dan sebagainya. Dengan mengefisiensikan pos-pos pengeluaran yang sifatnya sekunder dan tersier, Anda bisa menekan pengeluaran sehingga agenda cara bisa menabung di masa pandemi tetap berjalan dan tetap mampu menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung.

4. Cari pendapatan tambahan

Ketika pendapatan menurun secara signifikan, memang Anda perlu usaha lebih keras supaya tetap bisa menabung. Sering kali ketika sudah melakukan penghematan, ternyata pendapatan tetap tidak tersisa untuk ditabung sesuai target semula. Bila ini terjadi, artinya sudah waktunya bagi Anda untuk mencari tambahan pendapatan. Ada banyak peluang yang bisa Anda garap agar bisa mendapatkan tambahan penghasilan, setidaknya untuk menambal penurunan pendapatan yang terjadi.

Misalnya, Anda bisa riding the waves dengan berjualan barang-barang kebutuhan yang tengah naik daun selama pandemi COVID-19 ini. Seperti masker kesehatan, perlengkapan sanitasi rumah seperti disinfektan, dan sebagainya. Bisa juga Anda jajaki berjualan  home dress yang penjualannya meningkat tajam selama kebijakan social distanding membuat banyak orang diam di rumah.

Bila enggan mengeluarkan modal untuk memulai usaha sampingan, Anda bisa menimbang menjadi reseller saja atau dropship. Atau, bisa juga menjalankan penjualan dengan sistem pesanan atau made by order. Dengan begitu, Anda tidak perlu mengeluarkan modal terlalu banyak. Manfaatkan media sosial untuk mempromosikan barang atau jasa yang Anda jual. 

Baca juga: Bagaimana Memulai Bisnis di Tengah Pandemi dengan Modal Minim

Supaya tetap tenang melanjutkan hidup di tengah pandemi dan ancaman resesi, pastikan Anda sudah memiliki proteksi kesehatan yang memadai.

Pilih asuransi kesehatan praktis dan simpel dalam pengurusan klaim dan memberikan perlindungan sesuai kebutuhan seperti Avrist Simple Start dari Avrist Assurance yang senantiasa mendukung Anda lewat semangat #AvGotYouAtHome. Dengan begitu, risiko finansial di tengah pandemi dapat lebih terkelola.