5 Tips Memilih Asuransi Penyakit Kritis Saat Berusia 40an

0
2667
tips memilih asuransi penyakit kritis

Tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui risiko apa yang akan muncul di masa depan, termasuk risiko penyakit kritis. Namun, mengelola risiko lebih mudah jika dilakukan sedini mungkin. Salah satu alasan risiko ini perlu dikelola ialah karena penyakit kritis masih menjadi penyebab kematian yang utama di dunia dan di Indonesia. Lanjutkan membaca untuk mengetahui tips memilih asuransi penyakit kritis saat berusia 40an.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2018, 70% dari kematian di dunia masih disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM). Beberapa penyakit yang termasuk dalam PTM ialah penyakit kritis seperti jantung, kanker, stroke, ginjal kronis, hipertensi, dan diabetes melitus. Sebagian besar dari penderita penyakit kritis ialah mereka yang berada di usia produktif, termasuk usia 40an. Kondisi ini tak jauh berbeda dengan di Indonesia. Mengingat biaya penyakit kritis sangat tinggi, Anda bisa mengantisipasi hal ini dengan asuransi penyakit kritis. Jika saat ini Anda sedang menimbang-nimbang asuransi penyakit kritis, ada beberapa tips yang bisa membantu Anda.

Tips Memilih Asuransi Penyakit Kritis Saat Berusia 40an

1. Perhatikan biaya yang dibutuhkan

Cari tahu biaya pengobatan penyakit kritis yang terbaru. Penyakit kritis dikenal dengan biaya pengobatan yang besar. Berikut gambarannya:

  • Jantung: mulai dari Rp80 juta untuk operasi bypass
  • Kanker: mulai dari Rp100 juta untuk kemoterapi, obat-obatan, dan operasi
  • Diabetes: mulai dari Rp130juta untuk amputasi
  • Stroke: mulai dari Rp150 juta untuk pengobatan dan terapi
  • Ginjal: mulai dari Rp50 juta per tahun untuk cuci darah atau hemodialisa

Setelah mengetahui gambaran biaya penyakit kritis yang dibutuhkan, Anda bisa menimbang-nimbang penyakit yang berisiko menimpa keluarga Anda berdasarkan riwayat keluarga dan gaya hidup, serta kebutuhan dana pengobatan penyakit kritis.

Baca juga: Inilah Penyebab Mengapa Premi Asuransi Anda Jadi Mahal

2. Tentukan santunan yang ingin Anda peroleh

Jika sudah mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan dalam berbagai pengobatan penyakit kritis, kini Anda bisa menentukan berapa santunan yang ingin Anda peroleh.

3. Cek santunan penyakit kritis yang ada di asuransi Anda

penyakit kritis

Kemudian, cek berapa manfaat penyakit kritis yang tercakup dalam asuransi Anda. Umumnya, asuransi penyakit kritis ditawarkan sebagai tambahan atau waiver di asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Setelah mengecek santunan penyakit kritis yang Anda miliki, bandingkan dengan total kebutuhan dana yang Anda butuhkan untuk mengantisipasi risiko pengobatan penyakit kritis.

Misalnya, total santunan yang Anda perlukan untuk penyakit kritis ialah Rp1 miliar. Sementara, asuransi jiwa Anda hanya memberikan santunan penyakit kritis sebesar Rp200 juta dan asuransi kesehatan Anda hanya memberikan santunan penyakit kritis sebesar Rp250 juta. Dengan demikian, Anda masih memiliki kekurangan manfaat atau insurance gap sebesar Rp550 juta.

Baca juga: Alasan Milenial Harus Mulai Menabung Sejak Mulai Kerja

4. Tutup insurance gap dengan membeli asuransi penyakit kritis

Insurance gap ini bisa Anda penuhi dengan memiliki asuransi penyakit kritis yang berdiri sendiri. Agar Anda bisa memperolehnya dengan harga terjangkau, Anda juga bisa mempertimbangkan membeli asuransi penyakit kritis tradisional.

5. Baca polis dengan teliti

Agar tidak terjadi penolakan klaim di kemudian hari, penting bagi Anda untuk membaca polis secara seksama, terutama soal cakupan perlindungan dan pengecualian. Manfaatkan free look period yang umumnya sekitar dua minggu untuk membaca polis dengan teliti. Free look period adalah periode di mana Anda bisa membaca polis dan membatalkan polis, kemudian perusahaan asuransi akan mengembalikan premi pertama yang telah Anda setor. Jangan lupa untuk bertanya pada agen pemasar tentang hal yang belum Anda pahami.

Baca juga: Jumlah Anak Bertambah, Perlukah Menambah Asuransi Jiwa?

Lindungi diri Anda dengan asuransi penyakit kritis terbaik

Apakah Anda sedang mencari asuransi penyakit kritis? Jika ya, maka Anda bisa mempertimbangkan Avrist Simple Start, asuransi kesehatan tradisional dari Avrist Assurance yang menyediakan waiver berupa manfaat perlindungan penyakit khusus. Perlindungan ini berjangka waktu satu tahun dan dapat diperbaharui.

Avrist Simple Start menyediakan berbagai manfaat antara lain:

  • Manfaat rawat inap
  • Manfaat pembedahan
  • Manfaat biaya medis
  • Manfaat rawat jalan
  • Manfaat rawat jalan umum
  • Manfaat rawat jalan tambahan seperti kemoterapi dan hemodialisa
  • Manfaat bonus tanpa klalim
  • Manfaat perlindungan penyakit khusus wanita atau pria
  • Manfaat asuransi jiwa
  • Manfaat demam berdarah

Untuk perlindungan yang lebih optimal, Anda juga bisa menimbang Avrist Critical Guard, asuransi penyakit kritis dari Avrist Assurance yang memberikan perlindungan hingga Rp500 juta jika tertanggung terdiagnosis penyakit kritis. Avrist Critical Guard menyediakan perlindungan asuransi terhadap 36 penyakit kritis dengan premi tetap hingga tertanggung berusia 60 tahun. Tak hanya itu, tertanggung juga bisa menikmati manfaat rawat inap, manfaat santunan kematian, dan manfaat rawat jalah. Tertanggung dapat menyesuaikan manfaat ini dengan anggaran.

Penyakit kritis mengintai siapa saja. Karenanya, beberapa tips memilih asuransi penyakit kritis tadi dapat melindungi diri Anda dari risiko yang mengintai.