Money Stories: Strategi Negosiasi Gaji agar Dapat Angka yang Layak

0
5022
Strategi Negosiasi Gaji agar Dapat Angka yang Layak

Bagi para pekerja, gaji pasti menjadi salah satu faktor yang menentukan apakah mereka akan bertahan atau memilih “kapal baru”. Hal ini wajar. Mempertimbangkan apakah kompensasi yang didapatkan setara dengan kemampuan dan kontribusi yang diberikan, juga tuntutan kebutuhan hidup yang terus bertambah. Pasti tak ada yang mau, bekerja siang malam, tetapi tetap harus “tambal sulam” karena pendapatan tak lagi mencukupi kebutuhan. Pilihannya, bertahan dengan melakukan strategi negosiasi gaji atau mencari tempat baru. Apa pun pilihannya, perlu strategi agar negosiasi gaji mendapatkan angka yang layak. 

Negosiasi gaji bukan hal yang mudah. Perlu strategi. Bagaimana strategi negosiasi gaji yang jitu untuk mendapatkan angka yang layak sesuai dengan kemampuan kita? Cerita dari tiga orang kepada Avrist Assurance ini bisa menjadi insight saat harus melakukan negosiasi gaji. Ketiga orang yang berbagi cerita ini adalah Vina F (25 tahun), seorang penulis; Sintya Nur (28 tahun), public relations di sebuah perusahaan swasta; dan Rita AN (35), editor sebuah media nasional. Seperti apa cerita strategi negosiasi gaji mereka? Kita simak, yuk!

Sepanjang perjalanan karier Anda, perusahaan tempat bekerja sekarang perusahaan yang keberapa?

Vina: Secara formal, ini perusahaan kedua

Sintya: Perusahaan tempat bekerja saat ini adalah perusahaan kedelapan sejak bekerja pertama kali pada tahun 2015.

Rita: Perusahaan kelima.

Bagaimana strategi negosiasi gaji yang Anda lakukan?

Vina: Pertama dan yang utama, menunjukkan modal yang dimiliki, terutama kemampuan yang memang berguna di pekerjaan yang dilamar agar nilai gaji yang diminta nantinya memiliki latar belakang logis. Setelah itu, baru melakukan negosiasi gaji sesuai dan sebanding dengan kemampuan yang dimiliki tersebut. Biasanya, negosiasi gaji saya mulai dengan patokan upah minimun regional (UMR). Misalnya, jika di pekerjaan sebelumnya gaji setara UMR, maka untuk negosiasi gaji di pekerjaan selanjutnya, misalnya 1,5 kali UMR. Jadi, ada pengalaman dari pekerjaan sebelumnya yang saya masukkan sebagai nilai riil di gaji selanjutnya. Patokan UMR ini biasanya juga saya pakai mengingat pekerjaan yang dilamar bisa saja berada di kota yang berbeda dengan UMR yang berbeda pula. Intinya, strategi negosiasi gaji ini didasarkan pada pertimbangan yang logis dan dapat diterima oleh pemberi kerja serta tidak merugikan kedua belah pihak.

Sintya: Strategi negosiasi gaji dengan mencantumkan nominal yang diinginkan. Jangan ragu ajukan angka. Sebelumnya cari tahu dulu range gaji untuk pekerjaan setipe. Tujuannya untuk mengetahui nilai skill yang dimiliki dan agar perusahaan tahu persis seberapa besar gaji yang diharapkan nantinya. Tentunya dengan menambahkan catatan kalau angka yang kita ajukan ini masih negotiable.

Rita: Sebutkan pencapaian selama bekerja, percaya diri, dan beri jaminan ke perusahaan yang dituju. Misalnya, jika dalam 3 bulan tidak sesuai perkataan bisa di-cut. Tapi, jika oke, kinerja baik, minta langsung diangkat.

Baca juga: Lifeguide for 30’s by Avrist Assurance: Pedoman Finansial untuk Usia 30-an

Ada hambatan psikologis saat negosiasi gaji? Bagaimana mengatasinya?

Vina: Enggak pernah mengalami sih.

Sintya: Ada, lebih ke rasa khawatir kalau strategi negosiasi gaji ini enggak berjalan lancar, nominal yang diinginkan terlalu besar, atau negosiasinya jauh lebih kecil dari nominal yang dibayangkan. Terutama saat awal-awal kerja (fresh graduate).

Rita: Saat newbie iya. Apakah harga yang dipasang kekecilan atau kegedean? Saya rasa itu karena belum tahu harga pasaran. Lama kelamaan, semakin percaya diri.

Bagaimana cara meyakinkan pemberi kerja/perusahaan bahwa Anda layak mendapatkan angka seperti yang Anda ajukan?

Vina: Menunjukkan kemampuan atau skill yang memang benar-benar dimiliki. Misalnya, dengan memberikan contoh pada pengalaman di pekerjaan-pekerjaan sebelumnya, bagaimana kinerja, cara mengatasi masalah, hingga capaian-capaian yang telah diperoleh, terutama yang relevan dan mendukung posisi yang dilamar tersebut meski sekecil apapun.

Sintya: Jelaskan pengalaman kerja yang dimiliki, kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru, dan kalau perlu sertakan portofolio. Menjelaskan juga kondisi lain seperti living cost yang harus dikeluarkan setiap bulannya (kos, transportasi, makan).

Rita: Memberi jaminan ke perusahaan yang dituju. Biasanya saya juga cantumkan nomor kontak atasan saya sebagai bukti saya siap dikonfirmasi soal kinerja.

Apa kesulitan terbesar saat melakukan strategi negosiasi gaji, dan bagaimana mengatasinya?

Vina: Apabila ada patokan gaji yang telah dibuat sebelumnya dan tidak sebanding dengan skill atau beban kerja yang diberikan. Biasanya, jika sudah ada batasan, sulit bagi pemberi kerja untuk menyesuaikan dengan kita meskipun skill yang dibawa bernilai lebih dari gaji yang ditawarkan. Ya saya akan melihat dan mempertimbangkan dengan baik apa yang ditawarkan perusahaan, layak atau tidak.

Sintya: Saat mencantumkan nominal gaji yang diinginkan, sedangkan masih belum tahu berapa kisaran gaji yang diberikan oleh perusahaan tersebut untuk jabatan yang akan diisi.

Rita: Biasanya mereka (perusahaan) bertanya soal kebutuhan bulanan dan mereka membandingkan dengan gaji yang mereka tawarkan. Padahal, skill tidak bisa diukur seperti itu.

Kalau menjalankan strategi negosiasi gaji agak alot, Anda pilih mengambil angka yang ditawarkan, cari jalan tengah, atau balik kanan?  

Vina: Biasanya, saya mengambil jalan tengah. Misal angka di bawah yang saya ajukan, ya lihat apakah tunjangan lain seperti tunjangan kesehatan atau asuransi memadai. Akan tetapi, jika angkanya memang jauh dari layak, saya memilih untuk tidak mengambilnya.

Sintya: Lebih memilih untuk mencari jalan tengah, yaitu dengan menurunkan nominal yang diinginkan, tapi tetap di atas nominal yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.

Rita: Tergantung kebutuhan saya. Jika memang saat mencari kerja saya tidak ada pekerjaan, akan saya ambil tapi sebelumnya berusaha dulu cari jalan tengah. Tapi ketika saya masih bekerja, saya pilih mundur.

Pernah punya pengalaman akhirnya balik kanan karena penawaran gaji benar-benar tidak cocok? Alasannya apa?

Vina: Pernah. Ini bagian dari saya menghargai kemampuan dan diri saya.

Sintya: Sampai saat ini belum pernah mengalami.

Rita: Pernah. Tapi pada akhirnya mereka yang mengalah dan menyetujui angka yang saya ajukan. Kalau kita yakin dengan kemampuan kita dan memang layak, harus percaya diri.

Yang perlu diperhatikan saat strategi negosiasi gaji

Dalam proses negosiasi gaji, yang paling utama adalah melakukan riset/mencari tahu berapa rate gaji untuk jenis pekerjaan dan posisi Anda. Kedua, Anda harus yakin bahwa Anda layak diberi kompensasi yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 

Perhatikan pula beberapa hal ini saat melakukan strategi negosiasi gaji, dirangkum dari Forbes dan Harvard Business Review:

strategi negosiasi gaji
  • Utarakan secara jujur apa yang Anda inginkan
    Jangan pernah ragu meyakinkan perusahaan bahwa Anda layak mendapatkan tawaran yang Anda inginkan. Misalnya, gaji 15% lebih tinggi, atau izin untuk bekerja dari rumah satu hari dalam seminggu, dan lain-lain. Sampaikan pula alasan mengapa Anda mengajukan itu.  
  • Memastikan tunjangan, bonus, proteksi kesehatan
    Saat proses negosiasi gaji, jangan hanya terpaku pada angka yang Anda terima. Anda juga harus memastikan tunjangan dan hal-hal lain di luar gaji yang menjadi hak Anda. Misalnya, soal tunjangan komunikasi, bonus kinerja, dan asuransi kesehatan. Jika asuransi tidak memadai, ini bisa menjadi alasan Anda perlu mendapatkan kompensasi lebih tinggi untuk menambahkan proteksi secara pribadi. Avrist Simple Start dari Avrist Assurance bisa menjadi pilihan Anda. Avrist Simple Start memberikan banyak manfaat, di antaranya manfaat kamar rawat inap harian, manfaat pembedahan, dan manfaat biaya medis. Preminya juga terjangkau dan ada jaminan garansi uang kembali jika tidak mengajukan klaim apa pun selama 5 tahun. 
  • Jangan emosional, tahu celah negosiasi
    Tahan emosi untuk membuktikan bahwa Anda adalah negosiator yang hebat. Jika ada sesuatu yang penting bagi Anda, lakukan negosiasi mutlak. Tetapi, jangan menawar setiap hal kecil. Anda harus tahu celah yang bisa dinegosiasi dan memahami batasan perusahaan. Anda perlu tahu pada bagian mana perusahaan bisa fleksibel dan di mana tidak. Misalnya, di perusahaan itu ada 20 orang pada posisi yang sama dengan Anda. Mungkin Anda tidak bisa mendapatkan gaji yang lebih tinggi, tetapi bisa menegosiasikan hak lainnya.

Photo by Karolina Grabowska from Pexels