Antara Rumah dan Mobil, Mana yang Lebih Penting Dimiliki Lebih Dulu?

0
50014
mobil

Menentukan prioritas finansial bagi sebagian orang kadangkala tidak semudah bayangan. Ketika masih lajang, pertimbangan finansial mungkin masih tidak terlalu rumit. Maklum, saat masih lajang, tanggung jawab dan tanggungan masih relatif sedikit. Tuntutan kebutuhan juga belum banyak.

Sebaliknya, ketika sudah menikah, secara alamiah tuntutan kebutuhan pun semakin banyak. Ada pasangan yang perlu dipikirkan kesejahteraannya. Lebih-lebih ketika kelak lahir sang buah hati. Pasangan muda tidak bisa lagi berjalan sendiri-sendiri dalam mengelola keuangannya. Mau tidak mau, Anda dan pasangan perlu memikirkan strategi pengelolaan keuangan bersama.

Salah satu hal yang kerap menjadi isu di kalangan pasangan muda adalah ketika dihadapkan pada pilihan: apakah membeli kendaraan pribadi lebih dulu ataukah membeli rumah? Jawaban atas pertanyaan tersebut akan berpulang pada situasi dan kondisi seseorang.

Baca juga: 6 Milestone Penting saat Sudah Menginjak Usia 30-an

Sebagian orang mungkin akan mendahulukan membeli kendaraan pribadi dengan berbagai pertimbangan. Misalnya, kendaraan pribadi dia butuhkan agar tetap bisa menjangkau kantor dengan lebih nyaman. Kendaraan pribadi tersebut juga dibutuhkan untuk menjalankan usaha sampingan sebagai driver online, dan lain sebagainya.

Sebagian lagi mungkin berpendapat, rumahlah yang lebih penting untuk didahulukan pembeliannya. Pasalnya, harga rumah akan terus meningkat bahkan sering melampaui laju inflasi. Menunda pembelian akan membuat seseorang semakin sulit memiliki rumah di kemudian hari.

Harganya cukup menguras kocek

Yang pasti, baik mobil maupun rumah harganya sama-sama berharga mahal. Anda bisa mengecek sendiri kisaran harga mobil saat ini. Di mana untuk jenis multipurpose low vehicle (MPV) rata-rata harganya sudah di atas Rp170 juta per unit. Bahkan untuk jenis mobil umat berkapasitas 7 seat, harganya bisa di atas Rp200 juta.

Adapun harga rumah juga tak kalah mahal. Rumah yang berdiri di atas lahan seluas 60 meter persegi di kawasan Jabodetabek saja harganya sudah di atas Rp400 juta per unit. Untuk rumah di atas lahan 100 meter persegi saat ini sudah di atas Rp1 miliar per unit.

Terkecuali Anda memiliki uang ratusan juta sehingga bisa membeli secara tunai, mobil ataupun rumah kebanyakan hanya bisa dijangkau dengan memanfaatkan fasilitas kredit bank. Yaitu, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).

Nah, supaya tidak bingung, ada cara paling mudah untuk membantu Anda menentukan manakah yang lebih penting didahulukan untuk dimiliki. Yaitu, mempertimbangkan lagi pada kondisi dan situasi kemampuan dan kebutuhan Anda.

Pertama, kemampuan kantong. Apakah pendapatan yang Anda miliki saat ini memungkinkan bagi Anda untuk membeli mobil atau rumah secara kredit? Bank biasanya membatasi beban cicilan yang disetujui maksimal sebesar 30% dari pendapatan rutin calon nasabah.

Misalnya, pendapatan Anda saat ini Rp10 juta per bulan. Maka, kredit yang disetujui adalah yang memiliki beban cicilan maksimal Rp3 jutaan per bulan. Bila kondisi ini tidak terpenuhi di mana penghasilan Anda tidak memadai untuk mencicil rumah atau mobil, lebih baik Anda fokus untuk menambah penghasilan terlebih dulu.

Baca juga: Tujuan Keuangan Penting Keluarga Muda, Apa Saja?

Kedua, kebutuhan sebenarnya. Kebutuhan pada dasarnya adalah sesuatu yang perlu Anda penuhi lebih dulu karena akan membawa konsekuensi lebih buruk bila ditunda.

Apakah mobil memang benar-benar Anda butuhkan untuk transportasi harian? Sudahkah Anda mencoba alternatif memakai transportasi publik atau memanfaatkan kehadiran jasa transportasi online untuk mendukung mobilitas? Bila memang mobil Anda niatkan sebagai alat mencari sumber penghasilan tambahan, misalnya sebagai driver online, apakah kelak hasil dari usaha tersebut bisa membantu Anda menutup biaya cicilan pembelian?

Begitu juga menyoal rumah. Apakah bila menunda membeli rumah, Anda terancam mengelurkan biaya sewa kontrakan lebih banyak? Bila memang aktivitas Anda akan sangat terhambat bila tidak mengendarai mobil, mungkin itulah memang kebutuhan Anda. Begitu juga apabila menunda pembelian rumah, penghasilan Anda bisa-bisa semakin banyak terkuras oleh tarif sewa kontrakan yang naik dari tahun ke tahun. Dengan kondisi seperti itu, bisa jadi menyegerakan membeli rumah adalah kebutuhan yang lebih penting bagi Anda.

Supaya lebih jelas, mari menyimak dua skenario berikut:

  • Beli mobil dulu

Bila Anda cenderung ingin membeli mobil dulu ketimbang rumah, Anda bukan hanya dituntut untuk menyiapkan uang muka pembelian mobil apabila membeli secara kredit. Anda juga harus siap menanggung pengeluaran lanjutan setelah mobil ada di genggaman. Yaitu, biaya maintenance atau perawatan rutin mobil, pajak mobil yang tidak sedikit, juga pengeluaran untuk konsumsi bahan bakar minyak (BBM) juga e-money untuk biaya berkendara di jalan tol.

Harga BBM cenderung semakin mahal seiring harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah yang terus melemah. Begitu juga biaya servis rutin kendaraan yang bisa menggerus isi kantong. Pastikan Anda memang sudah siap dengan konsekuensi seperti ini.

Mendahulukan membeli mobil dahulu ketimbang rumah juga melahirkan konsekuensi tidak murah. Anda harus siap menghadapi penurunan nilai mobil. Di saat yang sama, karena belum memiliki rumah, Anda juga harus terus mengeluarkan biaya sewa kontrak rumah. Sedang harga pembelian rumah dari tahun ke tahun naik lebih cepat.

  • Beli rumah dulu

Bila kecenderungan Anda adalah membeli rumah lebih dulu, yang perlu Anda siapkan adalah uang muka pembelian kredit . Saat ini besar uang muka KPR dibanderol mulai 10% hingga 30%. Jadi, bila harga rumah yang Anda incar sekitar Rp500 juta, maka kebutuhan uang mukanya mulai Rp50 juta hingga Rp150 juta.

Masih ada juga kebutuhan biaya lain misalnya untuk biaya akad kredit, notaris, appraisal, dan lain-lain. Biasanya, sih, sekitar 10%-12% dari total nilai kredit.

Namun, kabar baiknya, nilai rumah yang Anda beli kemungkinan besar akan terus meningkat. Anda dan pasangan bisa langsung menempati rumah yang dibeli setelah akad kredit selesai dengan asumsi pembelian tidak inden. Nah, pengeluaran Anda untuk kontrak rumah bisa dialihkan untuk membayar cicilan rumah.

Bagaimana dengan kebutuhan transportasi harian dengan ketiadaan mobil? Manfaatkan transportasi publik seperti KRL (Kereta Api Listrik), busway atau bus, transportasi umum, ataupun online.

Kesimpulan

Bila pertanyaannya adalah membeli rumah atau mobil dahulu, maka bisa dipastikan jawabannya adalah lebih baik membeli rumah terlebih dulu. Pasalnya, harga rumah dari tahun ke tahun semakin mahal. Sedangkan bila meneruskan menjadi penyewa rumah, Anda justru mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak bisa Anda miliki karena statusnya hanya sewa.

Sedangkan mobil sebagai alat transportasi masih bisa Anda carikan alternatif lain yang jauh lebih murah seperti transportasi publik. Sekalipun Anda berniat memakai mobil tersebut sebagai sumber tambahan penghasilan, Anda perlu memastikan lebih dulu apakah hasil dari pekerjaan sampingan tersebut bisa mengganti segala biaya yang muncul seiring kepemilikan mobil. Bila ternyata tidak, lebih baik Anda menunda pembelian mobil lebih dulu.

Sudah tidak bingung lagi, kan?