Cara Menabung Biaya Nikah di Tahun 2020 Agar Cepat Terwujud

0
12165
cara menabung biaya nikah

Tahun baru saja berganti. Bila Anda berencana menikah tahun 2020, tentu ada banyak persiapan yang harus Anda lakukan agar rencana tersebut berjalan sesuai harapan. Mulai dari persiapan psikologis, fisik, acara pernikahan, juga persiapan menjalani kehidupan dengan status baru kelak. Biaya menggelar acara pernikahan boleh dibilang menguras perhatian paling besar. Terlebih bila Anda berniat menggelar rangkaian acara pernikahan lengkap. Lalu, bagaimana ya cara menabung biaya nikah di tahun 2020 ini agar segera terwujud?

Menurut Tirto (Juli 2018), kebutuhan dana pesta pernikahan di kawasan Jabodetabek dengan 1.000 undangan bisa menghabiskan biaya sekitar Rp150 juta-Rp200 juta. Hasil survei yang dirilis oleh Bridestory pada tahun 2016 bahkan mengungkap angka lebih besar. Untuk acara pernikahan dengan 500-1.000 undangan, kebutuhan dananya mencapai Rp400 juta-Rp750 juta. Kebutuhan dana pernikahan yang besar, sering membuat calon pengantin pusing tujuh keliling bahkan berani berutang. Namun, bukan berarti urusan kebutuhan dana menikah tidak bisa diantisipasi. Yuk, simak cara menabung biaya nikah di tahun 2020 agar segera terwujud.

Cara Menabung Biaya Nikah di Tahun 2020

Pastikan besar kebutuhan dana

Menyiapkan kebutuhan dana pernikahan idealnya dilakukan minimal setahun sebelum acara digelar. Tapi, bila Anda tidak memiliki waktu selama itu, persiapan dana tetap bisa dikejar. Cara menabung biaya nikah pertama yang perlu Anda lakukan adalah memastikan berapa persisnya besar kebutuhan dana untuk menggelar acara pernikahan.

Baca Juga: Pilih Menikah dengan Bujet Sederhana atau Bujet Besar?

Untuk mengetahui besar kebutuhan dana, rincilah rangkaian acara yang akan Anda gelar. Pertama, konsep acara pernikahan, apakah Anda berniat melangsungkan acara pernikahan secara lengkap atau minimalis. Semakin lengkap rangkaian acara pernikahan, kebutuhan dana akan lebih besar. Rangkaian acara pernikahan lengkap umumnya terdiri atas pra-acara inti seperti acara lamaran, pengajian, midodareni, atau bachelor party.

Kemudian acara inti yang terdiri dari akad nikah atau pemberkatan,  dan resepsi pernikahan. Di sini termasuk pilihan tempat acara pernikahan, apakah perlu menyewa gedung atau cukup digelar di rumah saja. Biaya pernikahan juga bisa semakin besar bila Anda menggelar pesta adat. Bila kemampuan finansial Anda terbatas, fokus menggelar acara inti pernikahan yaitu akad dan pesta saja sebenarnya sudah cukup.

Baca Juga: 5 Topik Finansial Yang Harus Dibicarakan dengan Pasangan Sebelum Menikah

Kedua, tentukan jumlah undangan. Semakin banyak yang Anda undang, semakin besar juga biaya yang dibutuhkan. Umumnya, penyedia jasa event organizer (EO) memberikan patokan harga per kepala, misalnya Rp50 ribu per undangan. Bila diasumsikan datang berpasangan, biayanya tinggal dikalikan dua.

Ketiga, kebutuhan lain seperti pembelian cincin kawin, biaya cetak undangan, pembelian suvenir, bingkisan untuk acara lamaran, baju seragam untuk keluarga, bridesmaids, dan groomsmen; foto pre-wedding; dan lain sebagainya. Bila Anda berencana berbulan madu, kebutuhan dananya juga harus dipikirkan.

Keempat, penyelenggaraan acara. Siapa yang bertanggung jawab mengurus teknis acara pernikahan? Bila ingin praktis, Anda bisa memakai jasa wedding planner atau EO. Tapi, bila ingin lebih hemat, Anda dapat meminta bantuan keluarga atau teman-teman sebagai panitia acara. Sebagai informasi, harga jasa vendor pernikahan bisa naik 10%-20% per tahun.

Rincilah semua ragam kebutuhan terkait pernikahan. Anda bisa mengunduh wedding essential list di berbagai internet untuk membantu Anda merinci semua kebutuhan dan perkiraan dana. Dengan begitu, Anda memiliki gambaran dana yang masih harus Anda kumpulkan untuk menyelenggarakan acara pernikahan.

Baca Juga: Etika Punya Tabungan Tanpa Diketahui Pasangan

Bandingkan harga dan jalankan trik hemat

Sebelum mengeksekusi rencana pernikahan yang Anda inginkan, jangan lupa rajin meriset dan membandingkan harga-harga jasa yang ditawarkan. Mulai dari tarif sewa gedung, jasa EOharga katering, harga suvenir, dan lain sebagainya. Cari celah penghematan yang memungkinkan tanpa mengorbankan kualitas acara pernikahan yang Anda inginkan. Misalnya, untuk kebutuhan foto pre-wedding, Anda bisa memanfaatkan jasa teman Anda pehobi fotografi, begitu juga undangan pernikahan bisa Anda desain sendiri memakai aplikasi gratis di internet, dan lain sebagainya.

Bagaimanapun, sesuaikan penyelenggaraan pesta pernikahan dengan kemampuan finansial Anda dan pasangan. Dengan menggali kreativitas, Anda tetap dapat mewujudkan pesta pernikahan berkesan tanpa harus menghamburkan terlalu banyak uang.

Baca Juga: Begini Cara Mudah Menghemat Biaya Pernikahan

Cek posisi keuangan terakhir

Mari mengasumsikan total kebutuhan dana pernikahan Anda sekitar Rp250 juta. Anggap saja saat ini kebutuhan dana yang sudah Anda kumpulkan bersama pasangan baru sebesar Rp100 juta. Sedang rencana pernikahan Anda adalah bulan Oktober 2020. Jadi, Anda masih harus mengumpulkan Rp150 juta lagi dengan waktu tersisa 10 bulan menuju hari-H. Ada beberapa skenario untuk menutup kekurangan dana tersebut.

Pertama, menabung ketat. Karena tenggat waktu acara sudah dekat yaitu di bawah setahun, Anda tidak disarankan berinvestasi. Akan lebih aman bila Anda menabung secara konvensional dengan menyisihkan dana rutin setiap bulan. Anda perlu tahu cara menabung biaya nikah minimal sebulan sebelum hari-H. Beberapa jasa biasanya bisa dibeli dengan membayar uang muka lebih dulu dan sisanya dibayarkan setelah acara berlangsung. Dengan demikian, Anda memiliki waktu sembilan bulan saja untuk mengumpulkan kekurangan dana.

Baca Juga: Para Orang Tua Muda, Hindari 5 Kesalahan Ini Agar Finansial Keluarga Sejahtera

Untuk mengumpulkan Rp150 juta dalam delapan bulan, Anda dan pasangan harus menyisihkan uang Rp18,75 juta tiap bulan. Apakah ini terdengar realistis? Ingat, selain menyiapkan dana pernikahan, Anda juga masih memiliki kebutuhan sehari-hari. Ingat juga untuk menyiapkan kecukupan finansial untuk membangun rumah tangga pasca pesta pernikahan usai.

Kedua, selain mengamankan biaya menikah secara mandiri, Anda perlu meminta dukungan orangtua. Acara pernikahan di Indonesia seringkali merupakan acara orangtua juga. Undangan yang hadir bukan hanya kerabat si mempelai, tapi juga undangan orangtua. Sah-sah saja bila Anda meminta dukungan dana dari orangtua atau keluarga besar untuk ikut membantu. Mengutip hasil survei Bridestory terhadap 4.000 pasangan, sebanyak 52,6% pasangan membiayai sendiri kebutuhan dana pernikahan, sedangkan 22,2% dibiayai oleh orangtua mempelai.

Utarakan kebutuhan dana pernikahan dan berapa persen yang sudah Anda antisipasi. Tentu Anda juga perlu realistis dengan kemampuan finansial orangtua. Jangan memaksakan bila ternyata orangtua tidak mampu membantu banyak. Itu berarti Anda perlu mencari cara lain untuk menekan kebutuhan dana. Semakin mandiri Anda membiayai pernikahan, bukankah semakin membanggakan?

Baca Juga: Bagaimana sih Etika Meminjam Uang ke Pasangan yang Sopan?

Fokus pada yang terpenting

Setiap orang menginginkan pesta pernikahan yang berkesan karena harapan besarnya adalah pernikahan hanya terjadi sekali seumur hidup. Meski begitu, bukan berarti Anda harus jor-joran mengeluarkan uang sekadar untuk acara pernikahan. Tetaplah fokus pada yang terpenting yaitu, acara inti pernikahan yakni akad atau pemberkatan nikah dan hidup setelah pernikahan kelak.

Hindari mengambil utang atau pinjaman untuk menutup kebutuhan dana pernikahan. Kehidupan setelah pernikahan juga membutuhkan kesiapan finansial. Akan terlalu berisiko jika Anda memasuki kehidupan baru dengan beban utang yang besar.

Dengan mengetahui cara menabung biaya nikah di tahun 2020, rencana menikah Anda pada tahun 2020 bisa terwujud sesuai keinginan dan kemampuan. Jadi, tidak perlu terlalu pusing, ya!