5 Topik Finansial Yang Harus Dibicarakan dengan Pasangan Sebelum Menikah

0
18298
topik finansial sebelum menikah

Banyak pasangan muda yang terkaget-kaget ketika baru memasuki gerbang pernikahan. Maklum, bukan cuma status di KTP saja yang berubah. Semula Anda hidup sendiri dengan mengurus dan menikmati semua sendiri. Tapi, begitu memilih hidup bersama dengan orang yang Anda pilih melalui ikatan pernikahan, otomatis keadaan berubah drastis. Ada tanggung jawab baru yang harus Anda emban.

Hidup bersama dalam ikatan pernikahan bukan cuma menuntut kesiapan untuk beradaptasi dengan kebiasaan dan karakter pasangan yang mungkin mengagetkan Anda. Ketika memutuskan menikah, Anda juga harus siap membagi hidup Anda sepenuhnya, mulai dari berbagi ruang hidup sampai berbagi masalah keuangan.

Baca juga: 4 Tujuan Keuangan Keluarga Muda yang Penting Dikejar

Beberapa kalangan menganggap tabu membicarakan perihal uang. Apalagi ketika belum terikat secara resmi dalam pernikahan. Bahkan beberapa segan karena khawatir dianggap materialistis oleh pasangannya. Apakah Anda berpikir seperti ini juga? Belum terlambat untuk mengubah mindset tersebut.

Suka tidak suka, uang adalah bagian vital dalam sebuah pernikahan. Saking vitalnya, masalah finansial bisa menjadi sumber masalah dalam pernikahan, lho. Di Indonesia, permasalahan keuangan ini menjadi salah satu penyebab utama perceraian. Mengutip Hukum Online, faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab paling dominan terjadinya kasus perceraian di Indonesia dari tahun ke tahun.

Data dari Pengadilan Agama tahun 2017, menyebutkan, ada 415.848 perkara perceraian yang masuk ke pengadilan agama. Dari angka itu, sebanyak 374.516 perkara sudah diputus. Nah, dari perkara perceraian yang sudah diputus itu, sebanyak 105.266 perkara dipicu oleh masalah ekonomi. Ini adalah penyebab perceraian nomer dua setelah perselisihan dan pertengkaran terus menerus.

Bicarakan sebelum terikat resmi

Pernikahan akan menyatukan dua manusia yang memiliki latar belakang berbeda dan mimpi yang mungkin juga berbeda-beda. Salah satu perbedaan mungkin akan Anda hadapi ketika berada di dalam ikatan pernikahan adalah cara pandang masing-masing tentang uang dan cara pengelolaan finansial.

Sebagai contoh, Anda mungkin termasuk orang yang spontan dan cenderung tidak suka terikat pada rencana. Karakter tersebut mungkin terbawa juga dalam memperlakukan uang. Misalnya, Anda cenderung boros dalam pengeluaran. Sebaliknya, calon pasangan Anda cenderung lebih hemat atau melakukan belanja terencana. Perbedaan karakter ini bisa menjadi masalah bila tidak dikomunikasikan dengan baik. Belum lagi bila ada masalah finansial serius seperti beban utang yang banyak.

Maka itu, bila saat ini Anda sudah serius hendak menikah, mulailah memberanikan diri membahas isu finansial. Mulailah dengan niat baik karena bagaimanapun komunikasi yang terbuka dan lancar antar pasangan tentang keuangan akan membantu pernikahan kelak menjadi harmonis dan lebih kuat.

Baca juga: 5 Kesalahan Finansial yang Sering Menjebak Usia 30-an

Nah, tidak perlu bingung bagaimana memulai pembicaraan dengan tema sesensitif uang bersama pasangan sebelum menikah. Ada beberapa topik krusial soal finansial yang perlu Anda bahas bersama calon pasangan sebelum menikah, diantaranya:

1. Pendapatan

Hal yang perlu Anda bicarakan secara terbuka bersama calon pasangan adalah tentang profil pendapatan. Ini bukan indikasi bersikap materialistis alias “matre”, lho, ya. Dengan mengetahui sumber pemasukan masing-masing, berapa jumlah dan kapan biasanya menerima pendapatan tersebut, Anda dan calon pasangan bisa mengetahui gambaran tantangan keuangan di depan.

Misalnya, calon pasangan Anda adalah seorang wirausaha muda yang memiliki usaha kecil berprospek bagus. Saat ini, usaha tersebut masih dalam tahap pengembangan. Sumber pendapatan calon pasangan adalah dari usaha tersebut. Ini berarti, Anda sebagai pasangan kelak harus memahami dan mengantisipasi profil pendapatan calon pasangan sebagai wirausaha yang cenderung tidak pasti.

Dengan saling terbuka tentang profil pendapatan masing-masing, Anda dan pasangan akan lebih mudah menyusun rencana keuangan bersama sebagai satu keluarga. Ungkap pula apa saja aset yang Anda berdua miliki.

2. Gaya pengeluaran

Memiliki pendapatan yang besar belum tentu menandakan seseorang itu sejahtera. Banyak kasus terjadi di mana gaji seseorang sebenarnya memadai, tapi karena kebiasaan keuangannya cenderung konsumtif, dia tidak mampu menabung sama sekali. Sehingga, uang gajinya tak bersisa.

Maka itu, hal kedua yang perlu Anda bicarakan bersama calon pasangan adalah tentang gaya pengeluaran atau konsumsi Anda. Apakah Anda atau calon pasangan termasuk boros? Apakah termasuk kalangan yang rela belanja habis-habisan untuk menuruti hobi dan lain sebagainya.

Maka itu, jangan berhenti membicarakan tentang profil pendapatan, Anda dan calon pasangan juga perlu mengungkapkan secara terbuka bagaimana selama ini gaya pengeluaran masing-masing. Memahami gaya pengeluaran masing-masing akan membantu Anda dan pasangan mengidentifikasi bagaimana kelak pengelolaan keuangan bersama yang nyaman bagi Anda berdua.

Bicarakan juga jumlah tanggungan. Apakah Anda atau calon pasangan masih menanggung sekolah adik? Atau, menanggung kehidupan orangtua yang sudah pensiun? Semua fakta finansial itu perlu diungkap supaya tidak berisiko menjadi masalah di kemudian hari.

3. Beban utang

Ini juga sangat penting untuk dibahas bersama calon pasangan sebelum menikah. Terutama bagi Anda yang hendak menikah tanpa berbekal perjanjian pranikah atau pre-nuptial agreement. Ajaklah calon pasangan Anda untuk saling terbuka tentang utang yang kini ditanggung.

Apakah masing-masing memiliki beban utang? Utang apa saja dan berapa cicilan tiap bulan? Serta, sampai berapa lama periode cicilannya. Dengan mengetahui beban utang masing-masing yang dimiliki, Anda dan pasangan akan lebih memahami profil keuangan masing-masing.

Pemahaman tentang utang yang tengah ditanggung juga membantu Anda kelak supaya tidak kelimpungan ketika sudah terikat pernikahan. Maklum, apabila Anda tidak memiliki perjanjian pranikah, maka menurut hukum yang berlaku di Indonesia, harta dan utang suami istri menyatu seiring status pernikahan.

4. Pembagian tanggung jawab

Nah, setelah mengetahui profil keuangan masing-masing, saatnya beranjak lebih jauh ke pembagian tanggung jawab. Cobalah bicara dengan calon pasangan akan seperti apa kelak pengelolaan keuangan saat menikah. Apakah tetap jalan sendiri-sendiri atau membuat akun rekening bersama (joint account)?

Membuka joint account akan memudahkan Anda untuk membagi tanggung jawab keuangan. Sebagai gambaran, Anda dan calon pasangan tiap bulan menempatkan sekian dana yang disepakati untuk biaya operasional rumah tangga. Ini bisa ditempuh terutama oleh suami istri yang sama-sama bekerja.

Rekening tersebut menjadi rekening operasional untuk membayar segala macam tagihan rutin rumah tangga. Mulai listrik, internet hingga belanja bulanan.

5. Tujuan keuangan bersama

Hidup dalam pernikahan berarti Anda tidak lagi berjalan sendiri-sendiri. Sebelum menikah, tidak ada salahnya Anda dan calon pasangan mengungkapkan rencana keuangan ke depan.

Misalnya, Anda berdua belum memiliki rumah sendiri untuk ditempati pasca pernikahan kelak. Jadi, rencana pertama adalah mengontrak rumah lebih dulu sembari mengumpulkan uang muka pembelian rumah. Karena prioritas pertama adalah rumah, maka keinginan memiliki mobil pribadi perlu ditunda terlebih dulu.

Memiliki mimpi atau tujuan keuangan bersama bisa membuat Anda dan calon pasangan mengetahui apa saja yang perlu diprioritaskan dan bagaimana strategi pengelolaan keuangan yang paling cocok.

Itulah 5 hal penting yang perlu dipertimbangkan setiap calon pasangan suami istri demi masa depan finansial lebih cerah di masa mendatang. Nah, sudah siap bicara sekarang?