Para Orang Tua Muda, Hindari 5 Kesalahan Ini Agar Finansial Keluarga Sejahtera

0
2724
kesalahan finansial

Kelahiran seorang anak di sebuah keluarga niscaya membawa perubahan besar bagi kehidupan orang tua. Pasangan yang baru dikaruniai buah hati akan memasuki sebuah fase hidup yang sangat berbeda dibandingkan masa-masa ketika masih berdua saja. Bukan cuma kebahagiaan yang kian lengkap dengan kehadiran anak, tanggung jawab selaku orang tua pun semakin besar untuk memastikan kesejahteraan si buah hati.

Besarnya tanggung jawab yang melekat pada peran sebagai orang tua inilah yang acapkali membuat sebagian orang tidak langsung memutuskan memiliki anak begitu resmi menikah. Akan tetapi, bagi Anda yang memutuskan untuk langsung memiliki anak dengan pasangan, tentu keputusan tersebut sudah didasari oleh pertimbangan yang matang. Sebagai orang tua, Anda dan pasangan pastinya ingin selalu memberikan yang terbaik untuk mendukung tumbuh kembang si buah hati hingga mengantarkannya dewasa kelak.

Baca juga: 4 Kondisi Seseorang Tak Butuh Asuransi Jiwa. Benarkah Demikian?

Mengutip Konvensi Hak-Hak Anak yang diratifikasi oleh hampir semua negara di dunia, ada empat kategori hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua dan segenap komponen bangsa. Pertama, hak kelangsungan hidup (survival), yakni hak untuk melestarikan dan mempertahankan hidup dan hak memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan yang sebaik-baiknya. Kedua, hak perlindungan (protection) yaitu hak memperoleh perlindungan dari diskriminasi, eksploitasi, kekerasan dan keterlantaran.

Ketiga, hak tumbuh kembang (development) yaitu hak memperoleh pendidikan dan hak mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan sik, mental, spiritual, moral dan sosial. Keempat, hak berpartisipasi (participation) yakni hak menyatakan pendapat dalam segala hal yang mempengaruhi anak.

Kesalahan finansial yang sering dilakukan para orang tua

Di tengah kebahagiaan yang dirasakan ketika si buah hati lahir di tengah-tengah pasangan muda, tidak sedikit, lho, para orang tua muda yang terkaget-kaget dengan tingkat pengeluaran keuangan yang turut melonjak seiring kehadiran anak. Wajar, sih, mengingat anak memiliki hak yang penuh sebagai manusia kecil yang masih sangat memerlukan perlindungan dan pengasuhan terbaik dari si orang tua.

Kekagetan para orang tua muda perihal lonjakan pengeluaran seiring kelahiran anak ini bahkan memunculkan anggapan umum bahwa memiliki anak itu mahal. Apakah pandangan ini benar? Harus diakui, kelahiran seorang anak otomatis membutuhkan alokasi anggaran khusus untuk mendukung segala kebutuhan si anak. Akan tetapi, tidak berarti memiliki anak menjadi sebuah beban finansial yang bikin pusing para orang tua muda.

Dengan pengaturan yang tepat, urusan finansial seputar anak di tengah kehidupan para orang tua baru seharusnya tidak perlu menjadi masalah yang pelik. Salah cara untuk menghindari kepelikan tersebut adalah dengan memastikan Anda dan pasangan mengelola keuangan rumah tangga dengan baik.

Lakukan pengaturan menurut prinsip keuangan yang benar dan pastikan Anda dan pasangan menghindari lima kesalahan umum yang sering dilakukan para orang tua muda, berikut ini:

1. Tidak memiliki asuransi jiwa

Menjadi orang tua artinya Anda kini memiliki tanggungan jiwa, yaitu anak. Secara finansial, buah hati bergantung pada Anda karena dia masih terlalu kecil untuk bisa produktif secara keuangan. Nah, supaya risiko finansial keluarga yang menjadi tanggung jawab Anda bisa terkelola, Anda perlu memiliki asuransi jiwa.

Dengan asuransi jiwa, Anda bisa berikhtiar untuk mengelola risiko finansial yang mungkin terjadi ketika mendadak si pencari nafkah keluarga meninggal dunia. Asuransi jiwa memang tidak bisa mencegah datangnya kematian. Namun, asuransi jiwa bisa memperkecil guncangan keuangan keluarga ketika pencari nafkah utama meninggal dunia. Termasuk di sini, mengamankan kebutuhan finansial untuk kesejahteraan si kecil.

Akan menjadi kesalahan finansial yang fatal bila Anda mengabaikan pentingnya memiliki asuransi jiwa ini sebagai orang tua. Jadi, jangan tunda lagi, ya.

Baca juga: Suami Istri Sama-sama Bekerja, Perlukah Asuransi Jiwa Dua-duanya?

2. Menunda rencana dana pendidikan anak

Kesalahan berikut yang umum dilakukan oleh para orang tua muda adalah menunda perencanaan dana pendidikan anak. Banyak para orang tua muda yang memilih bersikap santai karena menganggap kebutuhan dana sekolah anak masih lama. Memang sih, anak Anda saat ini masih kecil dan mungkin belum perlu sekolah.

Tapi, Anda perlu tahu, semakin awal mempersiapkan kebutuhan dana pendidikan anak, akan semakin ringan beban Anda dalam mengumpulkan dananya. Misalnya, melalui investasi di produk keuangan yang menguntungkan dalam jangka panjang. Reksa dana, emas, saham dan properti bisa menjadi pilihan tepat bagi Anda yang hendak menyiapkan kebutuhan dana pendidikan anak.

3. Tidak menambah dana darurat

Anda tentu sudah memahami pentingnya dana darurat atau emergency fund untuk mendukung keuangan yang baik. Ketika Anda masih lajang, kebutuhan dana darurat belum terlalu banyak, hanya sekitar tiga kali nilai pengeluaran rutin bulanan.

Begitu menikah, kebutuhan dana darurat sebagai pasangan menikah, meningkat menjadi minimal enam kali nilai pengeluaran rutin bulanan. Peningkatan ini seiring dengan pertambahan kebutuhan seiring pola konsumsi rumah tangga. Nah, begitu memiliki anak, sebaiknya Anda pun segera menambah porsi dana darurat keluarga. Berapa nilai yang ideal? Mulailah menambah nilai dana darurat keluarga minimal sebesar sembilan kali nilai pengeluaran rutin.

Dana darurat ini penting untuk mengantisipasi kondisi darurat yang mungkin terjadi yang membutuhkan dana tunai segera.

4. Tidak melengkapi asuransi kesehatan

Ketika sudah menikah, Anda mungkin sudah mengantongi kepesertaan jaminan sosial BPJS Kesehatan beserta pasangan. Anda dan pasangan mungkin juga telah memiliki perlindungan asuransi kesehatan komersial dalam satu polis.

Nah, jangan sampai lupa menambahkan nama anak dalam daftar tertanggung asuransi kesehatan keluarga Anda. Banyak orang tua muda yang mengabaikan hal ini karena terlalu sibuk dengan hal lain. Padahal, proteksi kesehatan untuk anak sangat penting. Sebagaimana kita ketahui, anak-anak masih relatif rentan ketahanan tubuhnya sehingga risiko jatuh sakit cukup besar.

Mengikutsertakan anak dalam daftar tertanggung asuransi kesehatan keluarga bisa membantu Anda mengelola risiko keuangan akibat sakit.

Baca juga: 5 Pandangan Salah tentang Asuransi yang Membahayakan Kesehatan Keuangan

5. Terlalu boros berbelanja untuk anak

Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak mereka. Namun, untuk memastikan hal terbaik bagi anak, tidak harus mahal, lho. Banyak orang tua yang terjebak tidak bisa membedakan mana yang kebutuhan anak dan mana yang sejatinya sekadar tuntutan gaya hidup.

Sebagai contoh, imunisasi adalah kebutuhan penting si anak demi perlindungan kesehatan mereka. Begitu juga asupan makanan yang terbaik seperti ASI dan makanan pendamping ASI. Ukuran bergizi dan berkualitas tidak harus berupa barang impor nan mahal seperti daging salmon. Makanan lokal juga banyak yang bergizi bila Anda jeli mencari.

Untuk mendukung stimulasi perkembangan anak, mungkin Anda membutuhkan bantuan mainan edukatif. Tapi, tidak berarti semua mainan yang dilabeli edukatif, perlu Anda beli, bukan? Selektiflah memilih mana yang penting dan mana yang bisa ditunda.

Dengan menghindari lima kesalahan umum tersebut, Anda bisa membangun masa depan finansial yang terbaik untuk keluarga.

Credit photo: Unsplash