5 Hal Penting agar Kenaikan Gaji Tidak Sia-Sia

0
6893
kenaikan gaji

Gaji Anda naik signifikan? Selamat! Di tengah kondisi ekonomi kita yang sedang tertekan saat ini, peningkatan gaji adalah hal penting yang perlu disyukuri. Umumnya, sebuah perusahaan secara rutin memberikan kenaikan gaji seiring laju inflasi tahunan dan pencapaian kinerja karyawan.

Namun, ada juga karyawan yang naik gaji karena dipromosikan suatu jabatan. Sementara, sebagian orang lainnya meraih kenaikan pendapatan yang signifikan karena mendapatkan pekerjaan di tempat baru. Mungkin Anda mengalami salah satu dari beberapa sebab kenaikan gaji tersebut. Apapun sebab kenaikan penghasilan rutin, pertanyaan selanjutnya adalah: Bagaimana Anda akan memanfaatkan kenaikan pendapatan tersebut untuk meningkatkan kualitas keuangan pribadi?

Ada banyak kejadian ketika seseorang mendapatkan kenaikan gaji, tapi ternyata peningkatan penghasilan tersebut tidak membawa dampak besar pada perbaikan keuangan pribadi seseorang. Kebanyakan karena masih terseret euforia kenaikan gaji sehingga alih-alih meningkatkan nilai investasi masa depan, kenaikan penghasilan justru mendorong seseorang menjadi lebih konsumtif.

Sebenarnya, cukup wajar bila Anda mungkin merasa berhak berbelanja lebih banyak seiring nilai pendapatan yang membesar. Namun, pastikan Anda membelanjakannya secara sadar dengan perencanaan keuangan yang tepat, ya. Karena bila tidak, bisa-bisa kenaikan gaji yang Anda nikmati malah gagal membantu perbaikan pengelolaan keuangan pribadi.

Nah, apa saja hal penting yang perlu Anda lakukan agar kenaikan gaji membawa faedah yang optimal bagi keuangan pribadi? Simak perinciannya di bawah ini:

1. Hitung nilai kenaikan

Berapa sih, persisnya kenaikan gaji Anda? Anda bisa menghitungnya secara mudah. Sebagai gambaran, bila sebelumnya Anda mendapatkan gaji bersih sebesar Rp10 juta per bulan, maka bila kini Anda berhasil mendapatkan Rp15 juta per bulan, itu berarti terjadi kenaikan gaji hingga 50%.

Baca juga: Di Usia 20-an, Apa Saja Keputusan Finansial Penting yang Harus diambil?

Jangan lupa merinci kenaikan dari sisi tunjangan kesehatan atau tunjangan-tunjangan lain seperti asuransi, uang makan, uang transportasi, dan sebagainya. Dengan mengetahui nilai persis kenaikan gaji, Anda bisa membuat perencanaan keuangan yang lebih tepat agar peningkatan tersebut bisa optimal manfaatnya.

Misalnya, kenaikan gaji Anda mencapai Rp5 juta. Angka Rp5 juta itu bisa sangat bermanfaat untuk menutup berbagai keperluan. Anggaplah Anda ternyata tidak memiliki beban utang dan dana darurat sudah memadai. Akan tetapi, asuransi Anda belum lengkap. Maka, pertambahan gaji tersebut bisa Anda utamakan untuk menutup kebutuhan proteksi dan juga untuk menambah investasi dana pensiun.

2. Pahami kondisi keuangan pribadi

Langkah selanjutnya adalah melihat kembali melihat secara cermat kondisi keuangan pribadi Anda. Apakah Anda selama ini menanggung cicilan utang yang cukup memakan isi dompet? Atau, ternyata nilai dana darurat Anda masih terlalu sedikit dari yang seharusnya?

Lakukan scanning keuangan secara cermat sehingga Anda bisa memahami kondisi finansial yang Anda hadapi. Dengan begitu, Anda dapat memikirkan langkah yang tepat untuk mengoptimalkan kenaikan tersebut dan menghindari belanja impulsif.

3. Miliki prioritas

Ada beberapa indikasi keuangan pribadi yang sehat. Antara lain, beban cicilan utang yang sehat ialah maksimal 30% dari total pendapatan. Kemudian, dana darurat adalah hal yang penting untuk dimiliki setiap orang dengan proporsi yang berbeda-beda sesuai kondisi seseorang. Begitu juga urgensi memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Nilai rasio tabungan yang harus diupayakan minimal sebesar 10% dari pendapatan rutin, dan lain sebagainya.

Nah, setelah Anda melakukan review terhadap keuangan pribadi, saatnya untuk memiliki prioritas. Pertama, utang. Misalnya, beban cicilan utang Anda saat ini ternyata hampir 40% dari total pendapatan rutin. Langkah bijak adalah memanfaatkan kenaikan gaji yang Anda dapatkan untuk menurunkan angka rasio utang Anda.

Baca juga: Beli Rumah atau Mobil, Mana yang Lebih Penting untuk Dimilik Lebih Dulu?

Caranya bisa dengan melunasi segera sebagian utang yang Anda miliki, misalnya cicilan utang kartu kredit yang berbunga mahal atau utang kredit tanpa agunan. Pastikan porsi cicilan utang Anda bisa ditekan hingga maksimal 30% dari pendapatan. Menyelesaikan beban utang yang mahal adalah hal mendesak yang bisa Anda lakukan agar kenaikan gaji bisa bermanfaat optimal.

Kedua, menambah porsi dana darurat terutama bila sejauh ini nilai dana darurat yang Anda miliki belum optimal. Bila Anda lajang, maka kebutuhan dana darurat sekitar tiga kali nilai pengeluaran bulanan. Bila Anda sudah menikah maka nilainya meningkat menjadi enam kali nilai pengeluaran bulanan, dan seterusnya.

Ketiga, memastikan kebutuhan asuransi terpenuhi. Manfaatkan kenaikan gaji Anda untuk melengkapi kebutuhan asuransi. Terutama bila Anda belum memiliki asuransi jiwa atau asuransi kesehatan. Keduanya sangat penting untuk mendukung Anda mengelola berbagai risiko keuangan.

Anda bisa mengalokasikan minimal 10% dari nilai pendapatan rutin untuk biaya premi asuransi. Kenaikan pendapatan rutin sebenarnya juga bisa membantu Anda menaikkan manfaat asuransi atau menambah cakupan proteksi.

Misalnya, bila selama ini asuransi kesehatan yang Anda miliki sebatas memberi proteksi rawat inap, dengan kenaikan penghasilan Anda bisa menambahnya dengan membeli manfaat rawat jalan, atau menambahkannya dengan asuransi santunan harian atau cashplan, dan lain sebagainya.

4. Belanja lebih banyak boleh saja, tetapi…

Gaji naik, masak tidak bisa menikmatinya dengan berbelanja ria sesuka hati? Jawabannya sebenarnya: sangat boleh. Kenaikan pendapatan adalah bagian dari hasil kerja keras Anda selama ini. Anda berhak menikmatinya dengan berbelanja atau menikmati makanan di restoran yang sudah Anda incar selama ini, atau menikmatinya dengan traveling ke suatu tempat, dan lain sebagainya.

Baca juga: 6 Jebakan Gaya Hidup yang Membahayakan Kantong Para Milenial

Menikmati kenaikan penghasilan dengan cara konsumtif boleh saja asalkan Anda memiliki batasan. Hindari memakai seluruh selisih kenaikan penghasilan itu untuk kebutuhan tersier, misalnya terjebak pada gaya hidup masa kini dan menghabiskan uang ekstra hanya untuk pengeluaran gaya hidup nan konsumtif. Anda bisa menerapkannya dengan rumus 20-20-30-30 dengan perincian, 20% untuk menambah pos belanja gaya hidup, 20% menambah dana darurat, 30% untuk menambah kebutuhan asuransi dan 30% untuk menambah saldo investasi.

Bila dana darurat dan asuransi ternyata sudah aman, maka pembagiannya menjadi 80% untuk menambah saldo investasi mulai dari dana pensiun, dana pendidikan anak, dana liburan keluarga, dan lain-lain. Sedangkan 20% dari nilai kenaikan gaji bisa Anda nikmati untuk berbelanja mendukung gaya hidup.

Dengan begitu, kenaikan gaji yang Anda dapatkan bisa tetap bermanfaat bagi peningkatan kualitas keuangan pribadi. Anda tetap bisa menikmati gaya hidup sekaligus mempertahankan komitmen untuk mewujudkan finansial yang memuaskan. Gampang, kan?

Photo credit: Unsplash