Belum Resmi Menikah, Bagaimana Rambu-Rambu Urusan Keuangan?

0
41245
rambu-rambu urusan keuangan

Urusan uang merupakan hal sensitif dalam sebuah hubungan. Banyak hubungan asmara dari yang masih sebatas pacaran, pertunangan hingga pernikahan tersandung masalah gara-gara urusan uang. Bahkan dalam konteks pernikahan, masalah ekonomi telah menjadi salah satu pemicu terbanyak kejadian perceraian di Indonesia. Misalnya, akibat ketidakjujuran antara suami dan istri perihal uang sehingga timbul masalah-masalah terkait ekonomi dalam sebuah keluarga. Lalu bagaimanakah rambu-rambu urusan keuangan semasa pacaran?

Kebanyakan pakar hubungan mungkin menyarankan Anda menjalankan keterbukaan finansial sedari mula sebagai wujud keseriusan berhubungan dan kepercayaan pada pasangan. Tapi, sejauh mana keterbukaan itu boleh dilakukan? Apakah di masa pacaran, membuka rekening tabungan bersama itu hal yang wajar? Supaya masalah keuangan tidak menjadi bumerang dalam hubungan Anda, coba perhatikan dulu rambu-rambu urusan keuangan semasa pacaran penting berikut ini.

Rambu-rambu Urusan Keuangan Semasa Pacaran

1. Batasi informasi rahasia

Keterbukaan memang hal penting dalam sebuah hubungan. Banyak orang percaya, keterbukaan finansial merupakan salah satu bentuk kepercayaan yang baik dari pasangan. Bahkan ketika seseorang terbuka secara finansial pada pasangannya, itu dianggap sebagai bukti komitmen yang kuat. Pandangan itu bisa jadi benar bila konteksnya adalah hubungan yang sudah resmi secara hukum seperti pernikahan. Pernikahan tanpa keterbukaan finansial bisa menjadi sumber masalah yang berakibat perceraian.

Tapi, ketika status hubungan Anda belum resmi secara hukum, sebaiknya Anda membatasi informasi-informasi keuangan yang sifatnya rahasia pada pasangan. Hindari membagi informasi rahasia seperti PIN kartu debit atau kartu kredit, informasi detil nilai aset yang Anda miliki, nilai persis pendapatan Anda, nilai tunai asuransi dan sebagainya.

Lantas, apa saja informasi keuangan yang bisa Anda bagikan pada pasangan? Bila memang hendak berbagi informasi finansial, pastikan sebatas informasi umum saja, seperti bank tempat Anda membuka rekening atau produk-produk keuangan yang Anda miliki, tanpa menyebutkan nomor rekening apalagi nominal yang Anda tanamkan di dalam produk-produk tersebut. Membagikan informasi umum ini hanya untuk menunjukkan bahwa Anda punya kesadaran mengatur keuangan dengan baik. Semoga dengan membuka informasi umum tersebut, pasangan Anda pun punya kesadaran yang sama untuk mengelola keuangan dengan baik. Lebih baik perbanyaklah bertukar pikiran urusan keuangan semasa pacaran tentang pandangan dan prinsip finansial yang Anda jalankan.

Baca juga: Pengeluaran Jadi Bridesmaid Bisa Menguras Dompet Sebesar Ini, Lho

2. Hindari “keterikatan” sebelum waktunya

Selama Anda dan pasangan belum terikat secara resmi oleh hukum yang berlaku, sebaiknya tetap berlakulah seperti orang asing perihal keuangan. Artinya, Anda dan pasangan tetaplah individu yang terpisah dan tidak berhubungan satu sama lain tentang keuangan.

Contoh konkret, ketika Anda belum menikah, tidak perlu juga membuka rekening atau tabungan bersama. Meski mungkin tabungan itu hendak diperuntukkan untuk rencana Anda berdua, misalnya, menyiapkan dana pernikahan, sebaiknya hindari tindakan tersebut. Pasalnya, tidak ada yang bisa menjamin hubungan Anda akan seterusnya mulus tanpa masalah. Apabila di kemudian hari terjadi masalah dan hubungan Anda tidak berhasil, Anda tidak memiliki dasar hukum apapun untuk mengklaim aset dalam rekening tersebut.

3. Bila perlu, lengkapi dengan “hitam di atas putih”

Pada prinsipnya, selama Anda dan pasangan belum terikat secara hukum negara, Anda adalah individu yang terpisah dari segi hak dan kewajiban finansial. Jadi, apabila Anda dan pasangan hendak melakukan kerja sama bisnis, ada baiknya bertindaklah sebagaimana dua orang yang berbisnis. Bukan sebagai pasangan yang berbisnis.

Sebagai contoh, Anda ingin bertindak sebagai investor atau pemodal dalam bisnis yang dirintisnya. Walau ia pasangan yang Anda sayang, tetaplah berlaku profesional sebagai investor. Salah satunya dengan memformalkan posisi Anda sebagai investor dalam dokumen perjanjian hitam di atas putih. Hal yang sama juga bisa Anda terapkan saat pasangan atau Anda sendiri hendak meminjam uang pada pasangan. Pastikan ada perjanjian hitam di atas putih yang jelas. Langkah ini lebih aman untuk Anda berdua, sehingga ketika di perjalanan terjadi masalah, ada penyelesaian yang jelas tanpa perlu membawanya ke ranah pribadi alias baper.

Baca juga: 5 Hal Penting Jika Anda Ingin Merintis Bisnis Sampingan

4. Ketahui pandangannya tentang uang

Selama masa penjajakan, pekerjaan utama setiap orang sebenarnya adalah mengenali karakter calon pasangan sebaik mungkin. Termasuk di sini adalah bagaimana pandangan dan sikap calon pasangan Anda terhadap uang. Anda bisa mengamatinya dari cara dia memperlakukan uangnya. Bisa juga mencoba mengetahuinya dengan mengajak pasangan berdiskusi tentang uang secara umum.

Misalnya, bagaimana pandangan ia tentang utang. Kemudian, bagaimana pandangan pasangan Anda mengenai perjanjian pra-nikah (pre-marital agreement), apakah menurutnya hal itu penting atau tidak. Bisa juga Anda mencoba mengetahuinya dari pengamatan, misalnya saat berada di pusat perbelanjaan yang tengah menggelar banyak diskon, seperti apa reaksi pasangan. Apakah ia memiliki kecenderungan belanja impulsif, cenderung terlalu hemat bahkan pelit, dan lain sebagainya.

5. Kenali kebiasaan keuangan

Setiap orang dibesarkan dengan budaya keuangan masing-masing yang diajarkan orang tua mereka sejak kecil. Di masa pacaran, sebaiknya Anda fokus mengetahui kebiasaan finansial pasangan supaya bisa lebih mudah mengenali pribadinya. Kebiasaan pasangan terkait finansial akan berpengaruh besar ketika Anda kelak menjadi pasangan resmi dalam sebuah pernikahan.

Mengenali kebiasaan keuangan bisa dengan melihat dari aktivitas sehari-hari pasangan bersama Anda. Misalnya, apakah pasangan hobi memakai kartu kredit untuk transaksi sehari-hari? Ketika datang tagihan kartu kredit, biasanya pasangan membayar 100% atau hanya membayar minimal payment. Lalu, bagaimana cara yang ia tempuh dalam mengelola keuangan? Dan sebagainya. Tidak perlu terlalu vulgar mencari tahu secara langsung hingga menimbulkan perasaan terintimidasi pada pasangan. Anda bisa mencari cara yang halus dan casual melalui obrolan dan pengamatan selama beraktivitas bersama.

Baca juga: Jurus Mengelola Keuangan untuk Generasi Sandwich

6. Kumpulkan informasi prinsip

Ketika hubungan Anda semakin beranjak serius, ada baiknya Anda lebih aktif berbagi informasi yang lebih substantif. Ini supaya Anda tidak seperti “membeli kucing dalam karung” ketika memasuki gerbang pernikahan. Banyak sekali kasus rumah tangga yang diawali ketidakjujuran perihal finansial. Padahal, selama Anda tidak memiliki perjanjian pranikah, apa yang menjadi aset dan kewajiban pasangan adalah juga milik Anda. Jadi, semisal calon suami Anda adalah seorang pebisnis yang memiliki utang cukup besar. Ketika Anda menikah tanpa perjanjian pranikah, utang yang dimiliki oleh suami juga menjadi beban Anda.

Maka itu, bila hubungan sudah di tahap serius, sebaiknya Anda memberanikan diri mengumpulkan informasi-informasi prinsip seperti besar utang atau kewajiban, kesepakatan pengelolaan uang kelak saat sudah terikat resmi, apakah istri akan tetap bekerja saat sudah memiliki anak dan lain sebagainya.

Dengan melihat enam rambu-rambu urusan keuangan tersebut, masalah uang tidak perlu menjadi ranjau berbahaya dalam kehidupan asmara Anda. Mudah, bukan?