Jurus Mengelola Keuangan Untuk Sandwich Generation

0
7247
Jurus Mengelola Keuangan Untuk Sandwich Generation

Anda termasuk sandwich generation atau generasi sandwichSandwich generation adalah istilah dunia keuangan untuk menyebut seseorang yang terjepit di antara dua tanggungan finansial. Yaitu, tanggungan sebagai breadwinner atau pencari nafkah utama keluarga kecil yang terdiri dari dirinya sendiri, pasangan, dan anak; sekaligus menghidupi generasi di atasnya yaitu orangtua. Dengan jumlah tanggungan yang besar, tantangan finansial generasi sandwich tidaklah kecil. Baca lebih lanjut untuk mempelajari jurus mengelola keuangan untuk sandwich generation.

Sebagian sandwich generation kerap mengeluhkan kesulitan menyisihkan penghasilan untuk tujuan keuangan keluarga kecil, akibat tingkat pengeluaran yang tinggi. “Terjepit” di antara dua kewajiban finansial bukanlah hal yang perlu disesalkan. Anda tetap bisa mewujudkan keuangan sejahtera di tengah kewajiban sebagai pencari nafkah dua keluarga yang sama-sama penting. Yuk, mari menyimak beberapa jurus mengelola keuangan untuk sandwich generation.

Tata pola pikir

Tidak semua orang memiliki kesempatan berharga menyatakan cinta tak terbatas untuk orangtua. Menjadi generasi sandwich yang membuat Anda menanggung penghidupan orangtua merupakan suatu kesempatan emas untuk membalas kasih sayang mereka selama ini. Dengan menerima dan mensyukuri kondisi yang ada, akan lebih mudah bagi Anda untuk mengatur langkah selanjutnya.

Menata mindset seperti itu sangat penting Anda lakukan sejak awal. Dengan begitu, kewajiban menghidupi orangtua yang sudah lanjut usia tidak lagi terasa sebagai kewajiban apalagi beban, melainkan sebagai keharusan yang pantas.

Baca juga: Berniat Pensiun Dini? Siapkan Ini agar Finansial Aman

Bicarakan dengan pasangan dan orangtua

Komunikasi adalah kunci penting berikutnya dalam jurus mengelola keuangan untuk sandwich generation. Bicarakan secara terbuka pada pasangan situasi yang Anda hadapi. Ini supaya ada pengertian dari pasangan ketika suatu saat keluarga kecil Anda menemui tantangan finansial. Dengan begitu, pasangan merasa dihargai karena Anda tidak diam-diam membagi penghasilan ke orangtua.

Di lain pihak, Anda juga perlu mengkomunikasikan kemampuan finansial Anda apa adanya pada orangtua. Ungkapkan pada orangtua pos-pos apa saja yang bisa dan tidak bisa Anda tanggung. Misalnya, Anda membiayai kebutuhan dapur sehari-hari, biaya listrik, pulsa telpon, pengobatan, dan asuransi. Tapi, Anda tidak membiayai pos-pos tersier seperti jalan-jalan, biaya sosial, atau belanja barang bukan kebutuhan pokok.

Yang pasti, biasakan realistis sejak di titik ini. Maksudnya, hindari memaksakan diri menanggung biaya kehidupan orangtua hingga di luar kemampuan finansial yang ada. Apalagi sampai berutang. Selalu komunikasikan apabila di tengah jalan ada perubahan. Misalnya, ketika datang puncak pembayaran biaya sekolah anak, mungkin transfer dana ke orangtua sedikit berkurang. Namun, jangan pula pelit saat Anda mendapatkan rezeki lebih dengan memberi lebih banyak pada orangtua.

Fokus pada pos-pos utama

Resep selanjutnya adalah memastikan pengelolaan pendapatan secara cermat dan disiplin. Cobalah fokus mengamankan lebih dulu pos-pos utama yang penting. Sebagai gambaran, dalam pengelolaan anggaran, ada beberapa pos utama yang harus aman alokasi anggarannya. Pos utama tersebut antara lain pos kebutuhan belanja dapur, pos utilitas (listrik, air, internet), pos pembayaran cicilan utang bila ada tanggungan kredit, pos transportasi, pos kebutuhan sekolah anak, pos asuransi, pos dana darurat, pos pengeluaran amal dan sosial, lalu pos tabungan dan investasi untuk mencapai berbagai tujuan keuangan.

Karena Anda menanggung juga kebutuhan orangtua, siapkan pos nafkah untuk orangtua di urutan yang sama penting. Baru setelah itu alokasikan untuk pos yang sifatnya sekunder dan tersier. Misalnya, pos hiburan dan pos pengeluaran pribadi seperti biaya perawatan diri.

Bagaimana bila penghasilan tidak memadai untuk menutup semua pos kebutuhan yang Anda rencanakan? Buatlah prioritas untuk pos anggaran terpenting seperti pos belanja dapur, transportasi, cicilan utang, kebutuhan sekolah anak, termasuk di dalamnya adalah pos nafkah untuk orangtua. Adapun untuk pengeluaran tabungan atau investasi, Anda bisa menerapkan prioritas lagi dengan mengutamakan tujuan keuangan yang paling mendesak dipenuhi. Misalnya, Anda tengah mengumpulkan dana untuk keperluan uang masuk sekolah lanjutan anak tiga tahun lagi. Jangan lupakan juga untuk tetap memperhatikan rencana dana pensiun Anda.

Selain itu, Anda bisa mencoba menerapkan prinsip wise spender dalam belanja rumah tangga supaya penghasilan bisa optimal dimanfaatkan sesuai rencana. Misalnya, berbelanja dengan memanfaatkan diskon merchant atau diskon kartu kredit. Selektif memilih langganan layanan berbayar yang paling ekonomis dan menguntungkan, memakai transportasi publik agar biaya transportasi bisa lebih hemat, dan cara-cara penghematan lain yang masih bisa mendukung kenyamanan hidup Anda.

Baca juga: Antara Asuransi Jiwa dan Menabung Dana Pensiun, Mana yang Didahulukan?

Minimalisir risiko dengan asuransi

Menghidupi orangtua bukan hanya memastikan kebutuhan hidup sehari-hari mereka terpenuhi. Seiring usia, orangtua yang semakin menua biasanya lebih sering mengalami risiko kesehatan. Risiko kesehatan ini bila tidak Anda kelola dengan baik, rentan mengguncang arus kas keuangan. Jadi, sebelum terjadi, lindungi keuangan rumah tangga Anda dari berbagai risiko kesehatan tersebut dengan memiliki asuransi kesehatan untuk keluarga kecil dan orangtua Anda.

Anda bisa memanfaatkan layanan jaminan sosial kesehatan seperti BPJS Kesehatan sebagai fasilitas kesehatan dasar untuk keluarga Anda dan orangtua. Namun, akan lebih baik bila Anda melengkapinya juga dengan asuransi swasta yang dapat memberikan layanan lebih nyaman, cepat, dan optimal.

Khusus untuk orangtua, tambahkan pula dengan asuransi penyakit kritis sebelum mereka memasuki usia lanjut. Umumnya, asuransi penyakit kritis menerapkan batas usia kepesertaan maksimal yaitu 59 tahun dan hanya melindungi seseorang hingga usia maksimal 60 tahun. Jadi, bila orangtua Anda belum mencapai usia tersebut, segera lengkapi perlindungan dengan asuransi kritis seperti Avrist Critical Guard dari Avrist Assurance.

Baca juga: Hindari Blunder Finansial sebelum Pindah Kerja di Usia 40-an

Kerjasama dengan saudara kandung

Apabila Anda bukan anak tunggal, tidak ada salahnya mengajak kerjasama saudara kandung Anda untuk bersama-sama menanggung kehidupan orangtua tercinta. Anda bisa berbagi tugas dengan saudara Anda, pos mana yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Dengan begitu, kewajiban menghidupi orangtua tidak menjadi beban finansial yang memberatkan karena ditanggung bersama.

Hanya saja, kerjasama seperti itu akan tetap bergantung pada kemampuan finansial masing-masing keluarga. Tidak perlu memaksakan kontribusi saudara kandung apabila kondisi keuangan mereka memang belum memungkinkan.

Dengan lima jurus mengelola keuangan untuk sandwich generation tadi, menjalankan peran sebagai generasi sandwich tidak perlu menjadi beban berat. Keuangan pribadi tetap sehat dan bakti Anda pada orangtua bisa berjalan dengan baik.