Simak Hal-hal yang Perlu Diketahui Pemula Saat Ingin Berinvestasi

0
1821
berinvestasi

Siapa bilang investasi hanya cocok untuk mereka yang sudah bekerja bertahun-tahun? Anda yang masih kuliah atau baru mulai bekerja, juga bisa lho mulai berinvestasi.

Apalagi bagi Anda yang punya rencana di masa mendatang. Nah, menaruh dana pada instrumen investasi adalah cara yang tepat untuk mencapai rencana tersebut. Mengapa? Karena jika Anda menaruh dana di deposito yang bunganya berkisar 3,5%-5,5% per tahun, dana Anda tidak akan cukup menutup laju inflasi yang menyentuh rata-rata di atas 5% per tahun selama lima tahun terakhir.

Coba deh bandingkan dengan berinvestasi, di mana Anda bisa memperoleh imbal hasil, atau disebut juga return, yang di atas 5,5% per tahun. Tertarik berkenalan dengan produk investasi? Yuk, simak hal apa saja yang perlu diketahui oleh pemula yang mau berinvestasi.

Baca juga: Investasi untuk Generasi Milenial

Kenali produk-produk investasi

Ada beragam produk investasi yang bisa disesuaikan dengan tujuan Anda. Misalnya, jika Anda ingin berinvestasi jangka pendek atau kurang dari setahun, beberapa produk yang cocok ialah reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan platform pinjaman peer-to-peer (P2P) lending. Untuk investasi jangka menengah, yakni periode 1-3 tahun, investasi yang cocok ialah reksa dana campuran dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Sementara untuk investasi jangka panjang atau lebih dari 3 tahun, produk yang cocok ialah reksa dana saham, saham, emas, dan bisnis riil.

Macam-macam investasi ini memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing. Karenanya, sesuaikan kebutuhan Anda dengan karakteristik masing-masing produk investasi sebelum membeli.

Ketahui biaya yang diperlukan

Anda juga perlu tahu bahwa setiap produk investasi menerapkan biaya yang berbeda-beda. Jika Anda berinvestasi di reksa dana, maka fee yang dikenakan lebih mahal ketimbang fee pada investasi saham. Maklum, di reksa dana, Anda tidak mengelola dana sendiri, melainkan mempercayakan dana Anda untuk dikelola manajer investasi. Itu sebabnya ada management fee pada reksa dana. Berbeda halnya dengan invetasi saham di mana Anda mengelola uang Anda sendiri. Maka, biaya yang dikenakan sekuritas pun lebih kecil ketimbang biaya pada reksa dana.

Investasi emas relatif tidak perlu biaya, karena untuk membelinya, Anda bisa datang ke Antam atau toko emas terdekat. Begitu pula jika Anda ingin memperoleh imbal hasil, Anda tinggal menjualnya di toko emas terdekat.

Siapkan modal yang diperlukan

Beragam investasi di atas juga membutuhkan modal yang berbeda-beda. Bagi Anda para pemula, ini memudahkan Anda untuk memilih jenis investasi yang sesuai dengan kemampuan. Jadi, tidak ada lagi cerita Anda menunda investasi karena keterbatasan modal.

Untuk reksa dana misalnya, Anda bisa berinvetasi mulai dari Rp100 ribu. Cukup terjangkau, bukan? Sementara untuk investasi saham, Anda harus membeli minimal 1 lot atau setara dengan 100 saham. Nilai modalnya sendiri tergantung pada harga saham yang hendak Anda beli. Sementara nilai minimum untuk membeli ORI adalah Rp5 juta dan berlaku kelipatannya.

Nah, kalau Anda ingin invetasi emas, misalnya Logam Mulia Antam, maka harganya saat ini berkisar Rp610 ribu-Rp 675 ribu per gram. Sementara itu, beberapa platform P2P lending memungkinkan Anda menjadi pemberi dana (lender) dengan modal mulai Rp1 juta. Jika Anda lebih suka investasi pada bisnis riil, modalnya sangat beragam, mulai dari yang paling kecil hingga yang paling besar.

Invetasi juga bisa autodebet

Jika Anda sudah mengetahui modal yang diperlukan, sekarang tinggal disiplin menyiapkan dana. Tahukah Anda, sekarang investasi juga bisa autodebet lho? Dengan autodebet, Anda bisa menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan memprioritaskan investasi demi masa depan. Jumlah yang dialokasikan untuk investasi ini beragam, tergantung kondisi keuangan Anda. Misalnya Anda lajang dan punya cicilan utang, maka idealnya Anda mengalokasikan 20% dari gaji bulanan untuk investasi. Tapi, jika Anda tidak punya cicilan utang, sebetulnya Anda bisa mengalokasikan hingga maksimal 50% dari penghasilan untuk berinvestasi.

Baca juga: Cara Cepat Mengumpulkan Dana Pensiun

Pahami prinsip ini

Sebelum buru-buru memutuskan untuk berinvetasi, pastikan Anda sadar prinsip yang berlaku pada investasi, yaitu “high risk, high gain”. Semakin tinggi imbal hasil yang ditawarkan suatu produk, semakin tinggi pula risiko yang harus Anda hadapi. Karenanya, sesuaikan produk yang Anda pilih dengan profil risiko yang bisa Anda tanggung.

Jika Anda seorang yang agresif, maka investasi reksa dana saham dan saham cocok untuk Anda. Sementara kalau Anda tipikal yang moderat dan santai dalam mengejar imbal hasil, maka produk yang cocok adalah ORI, emas, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana pasar uang.

Mumpung masih muda dan belum memiliki tanggungan keluarga, maka mulai berinvetasi adalah pilihan yang tepat. Karena dengan investasi, Anda bisa mengembangkan dana dan mewujudkan rencana-rencana Anda di masa depan.