Antara Asuransi Jiwa dan Menabung Dana Pensiun, Mana yang Didahulukan?

0
8399
asuransi jiwa

Ketika sudah berusia mapan di kepala empat, seseorang umumnya semakin mendekati puncak produktivitas dan capaian-capaian penting dalam kehidupan karir maupun keluarga. Di kelompok usia tersebut, seseorang juga menghadapi kenyataan semakin sempitnya waktu yang dia miliki untuk mempersiapkan masa pensiun. Apabila mengacu pada usia pensiun formal di Indonesia, yaitu usia 55 tahun, maka tersisa waktu kurang lebih 15 tahun bagi mereka yang kini berumur kepala empat untuk mempersiapkannya.

Di saat yang sama, Anda yang kini sudah berusia kepala empat pastinya juga merasakan bahwa di masa-masa inilah tingkat kebutuhan hidup tengah mencapai puncak. Biaya anak sekolah, biaya hidup sehari-hari sampai biaya gaya hidup, dan lain sebagainya. Nah, bagaimana bila di usia tersebut Anda ternyata belum memiliki asuransi jiwa sekaligus belum mempersiapkan secara serius kebutuhan dana pensiun kelak?

Asuransi jiwa sangat penting

Asuransi jiwa dibutuhkan sebagai cara mudah bagi Anda untuk mengelola risiko finansial yang ditanggung oleh keluarga. Dengan berasuransi, apabila terjadi halangan tetap pada si pencari nafkah utama, maka keluarga yang ditinggalkan bisa melanjutkan hidup dengan berbekal uang pertanggungan dari polis asuransi jiwa yang dimiliki. Walau tidak bisa mencegah kematian, asuransi jiwa setidaknya bisa mengurangi guncangan finansial yang sangat mungkin terjadi pada sebuah keluarga ketika si pencari nafkah utama meninggal dunia.

Maka, bila saat ini belum memiliki asuransi jiwa padahal menanggung secara finansial kehidupan pasangan, anak atau keluarga yang lain, sebaiknya Anda mendahulukan prioritas anggaran yang ada untuk membeli proteksi jiwa.

Anda bisa mempertimbangkan pembelian asuransi jiwa berjangka murni atau term life yang relatif terjangkau namun tetap mampu menyediakan uang pertanggungan memadai. Pilihlah asuransi berjangka dengan masa proteksi sesuai kebutuhan. Idealnya, masa proteksi disesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan oleh si anak terkecil sampai bisa mandiri.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Bila Belum Punya Asuransi di Usia 40?

Artinya, jika anak bungsu Anda saat ini berusia 5 tahun, bisa diasumsikan si bungsu akan mandiri secara finansial di usia 25 tahun. Anda bisa menimbang untuk membeli asuransi jiwa berjangka dengan masa perlindungan 20 tahun.

Nah, berapa, sih, alokasi anggaran yang bisa disisihkan untuk pengeluaran premi asuransi jiwa? Tidak terlalu banyak. Anda bisa menganggarkan sekitar 5%-10% dari total penghasilan untuk membeli polis asuransi. Dengan begitu, ketika masa pensiun sudah semakin dekat, risiko guncangan finansial keluarga bisa Anda minimalisasi.

Jangan lagi menunda dana pensiun

Setelah mengamankan asuransi jiwa untuk mengelola risiko finansial keluarga, di usia mapan Anda sudah tidak memiliki alasan lagi untuk menunda persiapan dana pensiun. Seperti diulas di atas, bila saat ini usia Anda masih di kepala empat, ada waktu persiapan setidaknya 15 tahun untuk mengumpulkan kebutuhan dana pensiun. Waktu 15 tahun sangat memadai bagi Anda untuk mulai menyicil kebutuhan dana pensiun.

Bagaimana langkah konkret yang bisa Anda ambil sekarang juga? Simak lima jurus berikut ini:

1. Ketahui posisi terakhir tabungan hari tua

Bila seseorang rata-rata memulai karir di usia 25 tahun, berarti saat usianya menginjak kepala empat dia sudah bekerja selama 15 tahun. Selama rentang 15 tahun memiliki penghasilan sendiri, terlebih bila menjadi karyawan sebuah perusahaan, Anda kemungkinan sudah memiliki kepesertaan Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan. Ini karena JHT BPJS Ketenagakerjaan sifat kepesertaannya wajib dan sebagian besar iurannya dibebankan pada perusahaan pemberi kerja.

Baca juga: Menabung untuk Masa Depan Sejahtera dengan Reksadana

Selain BPJS Ketenagakerjaan, beberapa perusahaan juga sekaligus mengikutsertakan karyawannya ke dalam program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Sebagai langkah pertama “mengebut” pengumpulan kebutuhan dana pensiun, Anda perlu mengecek posisi tabungan pensiun yang saat ini sudah ada.

Cek dulu berapa posisi saldo BPJS Ketenagakerjaan terakhir. Cara ceknya sudah semakin mudah saat ni karena bisa dilakukan secara online. Begitu juga untuk nilai saldo terakhir dana pensiun DPLK, Anda bisa mengeceknya langsung ke institusi bersangkutan atau menanyakan pada divisi sumber daya manusia di kantor Anda.

2. Hitung aset pribadi

Orang Indonesia terkenal cukup konservatif dalam mempersiapkan kebutuhan hari depan melalui investasi. Banyak orang yang lebih menyukai menabung aset dalam bentuk emas atau properti. Bila Anda selama ini sudah mulai menabung aset dalam bentuk riil seperti emas atau properti, cobalah untuk mengecek nilai terakhir. Dua jenis aset riil tersebut bisa menjadi bagian dari isi keranjang persiapan pensiun kelak.

3. Hitung sisa kebutuhan yang harus dikejar

Setelah mengetahui nilai terakhir tabungan pensiun dan aset-aset pribadi yang bisa menjadi bekal pensiun, saatnya Anda menghitung apakah kesemua nilai aset itu memadai untuk target kebutuhan bekal hidup saat pensiun kelak? Bila ternyata masih kurang, Anda bisa memulai strategi pengumpulan kekurangan target dana tersebut.

Anggaplah total kebutuhan biaya hidup saat pensiun kelak mencapai Rp7 miliar pada 15 tahun mendatang. Sedang kekurangan dana yang masih harus dikumpulkan, anggap saja, sekitar Rp5 miliar. Anda mengumpulkan sisa dana kebutuhan pensiun melalui investasi di pasar finansial. Misalnya, melalui reksadana, saham atau obligasi, atau campuran ketiganya.

Baca juga: Strategi Investasi di Puncak Karir, Mulai Dari Mana?

Sebagai gambaran, untuk mengumpulkan Rp5 miliar selama 15 tahun, Anda bisa memulai berinvestasi di instrumen atau produk investasi yang mampu tumbuh rata-rata 15% per tahun sebesar Rp2,25 juta per bulan.

Pastikan Anda menerapkan strategi investasi sesuai profil risiko, apakah Anda seorang investor konservatif, moderat, atau agresif. Bila merasa kurang percaya diri menyusun rencana dana pensiun sendiri, Anda bisa memakai jasa perencana keuangan bersertifikat resmi agar bisa mendapatkan saran finansial secara profesional.

Kesimpulannya…

Di usia mapan ketika kebutuhan finansial mencapai puncak seiring produktivitas yang juga di grafik atas, mengamankan dua target keuangan penting yaitu asuransi jiwa dan dana pensiun, merupakan hal yang sudah tidak bisa lagi ditunda. Idealnya, Anda perlu mengamankan kedua pos tersebut secara bersamaan mengingat pentingnya dua hal tersebut. Namun jika dana terbatas, amankan lebih dahulu asuransi jiwa, baru kemudian dana pensiun. Dengan perencanaan keuangan yang matang, pasti kedua pos ini dapat terwujud.

Sudah siap beraksi sekarang juga?

Credit photos: Unsplash.com