Transaksi Non-Tunai, Praktis tetapi Bisa Bikin Kantong Tipis

0
4373
transaksi non-tunai

Tren cashless alias transaksi non-tunai sudah menjadi tren saat ini. Pembayaran dengan menggunakan kartu debit, kartu kredit, e-money, maupun dompet digital semakin diminati karena lebih praktis dan mudah.

Meski demikian, transaksi non-tunai tetap memiliki kekurangan. Karena itu, Anda perlu tahu, kapan waktu yang tepat menggunakan uang tunai dan kapan saatnya cashless. Tentunya ini agar Anda lebih bijak dalam merencanakan dan mengelola keuangan.

Lebih boros

Sebelum melihat lebih jauh plus-minus transaksi tunai versus non-tunai, kita lihat kisah Yunita (35) berikut ini. Perempuan yang bekerja di bidang keuangan ini hampir melakukan transaksi non-tunai untuk segala kebutuhannya, mulai dari membayar uang sekolah anak, berbelanja kebutuhan sehari-hari, membeli makanan, membayar asuransi, listrik, iuran BPJS, pulsa ponsel, dan lain-lain. Namun tanpa disadari, pengeluarannya justru lebih besar sejak ia melakoni model transaksi ini. Kok bisa?

Baca Juga: Menikmati Gaya Hidup Tanpa Merusak Kantong, Begini Triknya

Profesor psikologi dari Widener University, Ross Steinman seperti dikutip dari Tirto.id (2018) mengatakan, penggunaan uang non-tunai membuat orang tak bisa mengontrol keuangannya. Menurut dia, transaksi dengan uang tunai akan membuat konsumen ingat bahwa mereka benar-benar telah mengeluarkan uang. Steinman mengatakan, jika Anda menyerahkan uang fisik, Anda dapat merenungkan apa yang telah Anda lakukan untuk mendapatkan uang itu.

Catatan Bank Indonesia menunjukkan, transaksi uang elektronik di Indonesia semakin naik dari tahun ke tahun. Pada 2011, nominal transaksi uang elektronik mencapai Rp981 miliar. Pada 2017, angkanya melonjak hingga Rp12,375 triliun. Sepanjang Januari 2018 hingga September 2018, angka transaksi uang elektronik mencapai Rp31,6 triliun.

Mendorong masyarakat menjadi lebih konsumtif

Masih dikutip dari Tirto.id, penelitian “Less Cash Sociey: Menakar Mode Konsumerisme Baru Kelas Menengah Indonesia” yang dilakukan peneliti LIPI Wasis Raharjo Jati pada 2015 menyebutkan, teknologi berperan besar mendorong kelas menengah Indonesia menjadi lebih konsumtif melalui kehadiran alat pembayaran elektronik non-tunai.

Baca Juga: 6 Kebiasaan yang Bisa Mempercepat Kemerdekaan Finansial

Wasis menuliskan, di negara-negara maju, kehidupan tanpa uang tunai membentuk karakter belanja impulsif (impulsive buying) kelas menengah. Belanja impulsif adalah perilaku orang membeli barang tanpa direncanakan. Hal ini disebabkan banyaknya tawaran menggiurkan seperti promo dan diskon yang disediakan oleh penyedia transaksi elektronik.

Agar keuangan tetap seimbang, ada baiknya Anda menimbang kelebihan dan kekurangan transaksi non-tunai dan tunai berikut:

Tunai

+ Lebih mudah

Dalam beberapa kasus, transaksi tunai lebih memudahkan. Apalagi, masih ada toko atau tempat yang hanya menerima transaksi tunai. Catatan lainnya, transaksi tunai tak mengenal “gangguan jaringan”. Jadi, meski transaksi non-tunai memudahkan, Anda tetap perlu mengantongi uang tunai dalam jumlah aman di dompet.

+ Langsung selesai, tanpa utang

Transaksi tunai mengontrol pengeluaran kita dan memperkecil kemungkinan berutang. Setiap transaksi akan langsung selesai, tanpa biaya tambahan dan lain-lain.

– Ada risiko kriminalitas

Anda harus berhati-hati dan waspada saat membawa uang tunai dalam jumlah besar karena ada risiko kriminalitas jika ada yang mengetahuinya. Bawalah uang tunai dalam jumlah secukupnya.

– Tidak praktis

Membawa uang tunai menjadi tidak praktis jika Anda menerimanya dalam bentuk berbagai pecahan. Dompet pasti akan lebih penuh, tas terasa lebih berat.

Baca Juga: Resep Kaya Raya untuk Milenial: Jangan Cuma Menabung Dong!

Transaksi Non-tunai

+ Praktis

Waktu Anda akan lebih hemat jika menggunakan transaksi non-tunai karena tak harus ke ATM untuk mengambil uang atau menunggu uang kembalian saat melakukan transaksi tunai. Nilai transaksi yang Anda bayar pasti sesuai, dan tak ada pilihan menerima kembalian dalam bentuk permen. Betul, nggak?

Selain itu, lebih hemat tempat karena Anda hanya butuh ruang kecil untuk menyimpan kartu-kartu pembayaran elektronik. Jika dompet tertinggal, aplikasi pembayaran digital akan membantu Anda.

+ Lebih aman

Membawa kartu debit atau kredit maupun menggunakan dompet virtual pasti lebih aman dibandingkan membawa uang tunai. Tak ada risiko dirampok dan risiko kriminalitas lainnya. Jika ada yang mencuri dompet berisi kartu-kartu Anda, si pencuri tak bisa menggunakannya karena membutuhkan PIN dan kode rahasia.

+ Lebih transparan

Segala pengeluaran terekam, sehingga memudahkan kita untuk melacak transaksi yang dilakukan.

– Memancing utang

Seringkali banyak tawaran program cicilan yang membuat kita tergiur untuk “gesek” dan berutang. Dengan kepraktisannya, kita sering tak sadar saat menggunakan kartu untuk bertransaksi hingga mencapai batas dan tagihan membengkak.

– Tak bisa digunakan di semua tempat

Belum semua gerai menerima transaksi non-tunai. Toko-toko kecil, transportasi umum, parkir pinggir jalan, dan pedagang kecil masih menggunakan transaksi konvensional. Jadi, selalu sediakan uang tunai di dompet Anda, ya!

Yang penting, bijaklah dalam bertransaksi

Baik transaksi tunai maupun non-tunai, bijaklah menggunakan uang Anda. Kontrol transaksi dan pengeluaran yang Anda lakukan dengan cara-cara berikut ini!

1. Catat setiap pengeluaran

Biasakan disiplin mencatat setiap transaksi dan pengeluaran uang Anda. Baik transaksi tunai maupun non-tunai. Meski terekam sistem, terkadang kita lupa telah melakukan transfer atau pembayaran non-tunai apa saja. Pencatatan manual akan lebih mudah untuk mengingatkan setiap transaksi yang Anda lakukan.

2. Pilih-pilih memanfaatkan promo atau cashback

Jangan mudah tergoda dengan berbagai tawaran promo atau cashback. Pertimbangkan kembali, apakah Anda benar-benar membutuhkan barang itu sehingga tak terjebak belanja impulsif.

3. Buat angka batasan transaksi

Di luar pengeluaran wajib, batasi penggunaan transaksi non-tunai untuk kebutuhan yang tidak termasuk kebutuhan utama. Misalnya, berbelanja online di berbagai marketplace.

Semoga sukses!