Perhatikan 5 Hal Ini Bila Ingin Sejahtera Sejak Muda

0
2893
sejahtera

Ketika seseorang masih muda dan baru masuk dunia kerja, pengelolaan keuangan pribadi biasanya kurang diperhatikan. Maklum, baru merasakan nikmatnya memiliki penghasilan sendiri sehingga yang muncul adalah kecenderung untuk bertindak konsumtif. Pengelolaan keuangan tanpa perencanaan yang jelas sering akhirnya menjebak pekerja muda dalam permasalahan finansial seperti jebakan utang kartu kredit, ketidakmampuan menabung dana darurat, dan lain sebagainya.

Padahal, ketika masih muda dan berada di tahap awal karir, seseorang perlu memulai kebiasaan-kebiasaan keuangan yang baik. Ini penting supaya di masa mendatang, Anda yang masih muda usia bisa mewujudkan kondisi finansial yang sehat. Di saat yang sama, kondisi keuangan yang sehat akan memungkinkan Anda untuk meraih tujuan hidup sejahtera di masa depan.

Nah, supaya Anda bisa memulai kebiasaan keuangan yang baik, sebaiknya perhatikan 5 don’ts atau hal yang perlu dihindari di bawah ini:

1. Terjebak godaan gaya hidup

Banyak permasalahan keuangan yang dialami seseorang sebenarnya karena ketidakmampuan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah semua yang harus Anda penuhi untuk bertahan hidup. Ketika Anda berfokus pada kebutuhan hidup, pengeluaran keuangan tidak akan jauh dari kebutuhan utama seperti makan bergizi, rumah, pakaian, tranportasi, listrik, dan air.

Baca juga: 6 Jebakan Gaya Hidup yang Membahayakan Isi Kantong Anak Muda

Sebaliknya, keinginan adalah tuntutan gaya hidup. Sebagai gambaran, Anda sudah kenyang dan sudah memenuhi kebutuhan gizi dengan makan di warung sederhana seharga Rp20.000. Namun, demi memenuhi gaya hidup, Anda pergi ke restoran bergengsi dan makan seharga Rp200.000. Sebenarnya dengan begitu, nilai pengeluaran kebutuhan riil hanyalah Rp20.000 sedang sebanyak Rp180.000 merupakan pengeluaran gaya hidup.

Anak muda banyak terjebak godaan gaya hidup ini karena biasanya terbawa arus pergaulan. Kebiasaan hangout di coffee shop sepulang kerja atau jajan-jajan kopi di sela-sela kesibukan kerja apabila rutin dilakukan, lama kelamaan membuat pengeluaran menjadi boros.

Bila Anda ingin mewujudkan keuangan yang sehat, sedari muda biasakan untuk bisa menyortir kebutuhan agar tidak terjebak godaan gaya hidup. Menuruti gaya hidup boleh-boleh saja selama kebutuhan utama untuk mewujudkan keuangan yang sehat sudah dipenuhi. Bila ingin lebih aman, anggarkan saja pos khusus untuk biaya gaya hidup sehingga pengeluaran bisa terkendali.

2. Mengabaikan dana darurat

Sejak pertama kali memiliki penghasilan, hal penting untuk Anda lakukan adalah menyisihkan minimal 10% dari gaji rutin untuk menabung dana darurat. Dana darurat sangat penting sebagai antisipasi kebutuhan mendesak yang membutuhkan dana tunai segera.

Bila saat ini status Anda belum menikah, mulailah mengumpulkan secara rutin sebagian penghasilan hingga minimal tiga kali pengeluaran bulanan. Jadi, bila pengeluaran rutin Anda setiap bulan adalah Rp5 juta, maka dana darurat yang perlu Anda kumpulkan minimal sebesar Rp15 juta. Indikator keuangan sehat adalah ketika rasio likuiditas yaitu ketersediaan dana darurat sebesar 3-6 kali nilai pengeluaran bulanan. Dengan memiliki emergency fundmemadai, Anda bisa menghindari utang ketika menghadapi situasi darurat.

3. Melupakan kebutuhan asuransi

Masih muda sudah perlu asuransi? Benar. Walau masih berusia muda, kebutuhan asuransi tidak bisa diabaikan begitu saja. Asuransi menjadi cara mudah Anda mengelola risiko finansial yang mungkin timbul ketika terjadi hal-hal seperti sakit, kecelakaan, hingga kematian. Jadi, ketika Anda jatuh sakit dan membutuhkan biaya perawatan, arus kas Anda tidak perlu terganggu karena beban biaya sudah Anda alihkan pada perusahaan asuransi. Untuk pengalihan risiko tersebut, Anda perlu membayar sejumlah premi.

Baca juga: Perlukah Membeli Asuransi Penyakit Kritis?

Banyak anak muda menganggap enteng kebutuhan asuransi sehingga saat terjadi risiko sakit atau kecelakaan, mereka harus mengeluarkan kocek pribadi yang cukup besar. Untuk menghindari ini, Anda bisa mengalokasikan setidaknya 5%-10% dari pendapatan untuk membeli polis asuransi.

Beberapa asuransi yang sebaiknya dimiliki oleh anak muda antara lain asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa bila statusnya sudah menjadi pencari nafkah, dan asuransi kerugian seperti asuransi kendaraan bermotor.

4. Mudah berutang

Salah satu faktor yang mendorong anak muda berlaku konsumtif ialah banyaknya penawaran produk pinjaman baik berbentuk kartu kredit, aplikasi pinjaman tanpa kartu, hingga platform pembayaran elektronik. Pada dasarnya, keberadaaan produk-produk pinjaman atau aplikasi pembayaran tersebut ingin mendorong Anda untuk berbelanja konsumtif mulai dari membeli gadget, belanja online, membeli produk fashion, dan sebagainya.

Demi kesehatan keuangan, Anda sebaiknya tidak asal berutang. Bila memang memiliki kartu kredit, pastikan Anda membiasakan diri untuk membayar penuh tagihan (full payment) dan membatasi cicilan maksimal 30% pendapatan rutin. Selalu ingat, walau kartu kredit memungkinkan Anda membayar tagihan minimal yaitu sebesar 10% dari total tagihan, bunga kartu kredit sangat mahal mencapai 2,25% per bulan atau 27% per tahun.

Begitu juga bunga pinjaman dalam bentuk lain yang mungkin ditawarkan. Berhati-hati sebelum memutuskan berutang adalah hal yang lebih bijak agar keuangan Anda selalu sehat.

5. Menunda berinvestasi

Banyak anak muda yang tidak tertarik memulai investasi untuk tujuan keuangan di masa depan, karena menilai belum butuh. Apa benar demikian? Padahal, investasi tepat dilakukan saat seseorang masih muda karena kebutuhan hidupnya belum terlalu banyak.

Sebagai contoh, ketika Anda mulai berinvestasi dana pensiun sejak muda, maka Anda bisa memanfaatkan banyak instrumen investasi yang cukup agresif seperti saham atau reksa dana saham. Sebaliknya, bila Anda menunda investasi dan baru memulai pengumpulan dana pensiun ketika usia sudah lebih tua, pilihan instrumen investasi lebih terbatas karena pertimbangan risiko.

Baca juga: Inilah Resep Kaya untuk Anak Muda: Investasi Dong!

Maka itu, mumpung masih muda, sebaiknya Anda tidak menunda-nunda lagi berinvestasi demi menyiapkan kebutuhan keuangan di masa depan. Dengan begitu, peluang Anda untuk hidup sejahtera di masa depan semakin terbuka lebar. Selamat menjalankan!