5 Hal Penting Jika Anda Ingin Merintis Bisnis Sampingan

0
2213
Bisnis

Menjalankan karir sebagai karyawan dan menerima penghasilan rutin setiap bulan, mungkin tidak lagi memadai bagi Anda saat ini. Maklum, seiring waktu mungkin anggota keluarga Anda semakin bertambah, anak-anak mulai memasuki usia sekolah, kebutuhan hidup juga makin banyak. Wajar bila Anda terpikir menambah penghasilan dengan merintis bisnis sampingan. Terlebih saat ini ada banyak ide bisnis sampingan yang bisa dijalankan di tengah kesibukan bekerja, berkat perkembangan teknologi internet yang pesat. Berikut hal penting jika Anda ingin merintis bisnis sampingan.

Hanya saja, merintis bisnis sampingan seringkali tidak semudah bayangan. Selain perlu menemukan bisnis sampingan yang tepat, Anda juga perlu cermat mengelola keuangan supaya keputusan memiliki bisnis sampingan berdampak positif bagi kesehatan dompet pribadi. Perhatikan hal-hal berikut ini agar keuangan pribadi tetap sehat jika Anda ingin merintis bisnis sampingan.

1. Pilih bisnis yang tepat

Ketika Anda berniat merintis bisnis sampingan, langkah awal yang perlu diambil adalah memutuskan pilihan bisnis yang tepat dengan situasi Anda. Misalnya, saat ini Anda masih terikat jam bekerja pukul 0 9.00-18.00 WIB, sehingga bisnis sampingan hanya bisa dilakukan di sela jam kerja atau setelah jam kantor usai. Bila demikian, bisnis online mungkin yang lebih tepat untuk Anda jalankan ketimbang bisnis konvensional atau offline yang meminta waktu lebih banyak.

Baca juga: 10 Bisnis Potensial di Instagram, Mudah dan Kekinian

Tapi bila Anda bisa berkomitmen untuk mengatur waktu juga energi, membuka bisnis offline seperti kedai makanan atau kedai kopi bisa saja menjadi pilihan. Model bisnis juga perlu dipilih yang paling cocok. Apakah Anda merintis sendiri dari nol dalam arti memulai produksi sendiri hingga ke pemasaran, atau Anda sekadar sebagai reseller atau dropshipper? Ini penting pula dipertimbangkan.

Memilih model bisnis sampingan yang akan dijalankan juga akan menentukan besar kebutuhan modalnya. Menjadi dropshipper online tentu lebih minim modal ketimbang menjadi reseller. Membuka kedai kopi offline tentu akan memakan modal lebih besar ketimbang membuka bisnis usaha pesanan kue, dan lain sebagainya. Selalu sesuaikan dengan kemampuan finansial dan kesanggupan waktu, energi juga komitmen Anda dalam menjalankannya kelak.

2. Target pasar

Pakar kewirausahaan sering menekankan, yang terpenting bukanlah apa yang akan Anda jual melainkan pada siapa barang tersebut akan Anda jual. Maka itu, saat merintis bisnis sampingan sekecil apapun, Anda perlu memperjelas di awal siapa target pasar yang Anda sasar. Target pasar akan menentukan strategi pemasaran apa yang akan cocok diterapkan dan efektif.

Baca juga: 7 Keputusan Finansial Penting untuk Wiraswasta agar Sukses

Sebagai contoh, apabila Anda berniat merintis bisnis pesanan kue, target pasar yang disasar adalah ibu-ibu muda yang demen berkuliner. Maka, trik pemasarannya mungkin akan lebih efektif melalui grup Whatsapp atau media sosial seperti Instagram. Semakin spesifik target pasar yang Anda sasar, akan semakin memudahkan bagi Anda menyusun strategi pemasaran yang efektif.

3. Buat simulasi usaha

Sekecil apapun bisnis sampingan yang hendak Anda rintis, usahakan untuk membuat simulasi usaha sebagai bekal gambaran ke depan. Misalnya, simulasi usaha dalam enam bulan ke depan yang berisi proyeksi kebutuhan modal, apa saja pengeluaran investasi yang harus Anda lakukan, proyeksi penjualan, juga asumsi keuntungan. Simulasi usaha dapat memberikan gambaran awal tentang bagaimana bisnis tersebut akan Anda jalankan, bagaimana Anda mendapatkan keuntungan dan berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk kembali modal atau mencapai break even points (BEP).

Apabila bisnis sampingan Anda membutuhkan karyawan untuk mengelola operasional harian, maka Anda pun harus menghitung asumsi pengeluaran untuk biaya gaji karyawan. Begitu juga bila Anda membuka bisnis sampingan berupa kedai kuliner atau usaha lain yang membutuhkan tempat khusus, biaya-biaya seperti biaya sewa hingga biaya utilitas seperti listrik, air, telepon, juga perlu dihitung.

4. Berhati-hati dengan pinjaman modal

Banyak orang yang semula bersemangat membuka bisnis sampingan, mendadak patah arang ketika mengetahui kebutuhan modal yang besar. Besar kebutuhan modal sebenarnya akan sangat relatif bergantung pada jenis usaha dan ukuran bisnis yang hendak Anda bangun. Namun, prinsip penting yang perlu Anda ingat, upayakan untuk memakai modal dari kantong sendiri. Hindari memakai modal berbasis pinjaman seperti dari dana kredit tanpa agunan, kartu kredit atau pinjaman-pinjaman mahal lain.

Memakai modal pinjaman untuk bisnis yang sifatnya masih rintisan mengandung risiko spekulasi. Ketika asumsi hitungan bisnis tidak berjalan sebagaimana harapan, modal berupa pinjaman bisa menjadi boomerang finansial Anda.

Baca juga: Ingin Usaha, Mengumpulkan Modal Dari Mana?

Jadi, akan lebih baik bila Anda memulai bisnis sampingan dengan modal dari kantong sendiri terlebih dulu. Sebagai contoh, ketika Anda ingin merintis bisnis sampingan seperti usaha kedai kopi atau pemesanan kue, Anda bisa memakai peralatan dapur yang sudah Anda miliki saat ini sebagai modal awal. Kelak, bila usaha sampingan Anda sudah mulai stabil dan menghasilkan, opsi memakai pinjaman untuk modal ekspansi usaha baru boleh Anda timbang. Apabila modal pribadi terbatas, Anda bisa memikirkan opsi mengajak teman atau investor sebagai penanam modal.

5. Ketika merintis bisnis sampingan pisahkan keuangan bisnis dengan pribadi

Memiliki bisnis sampingan yang menguntungkan dan terus membesar adalah harapan utama siapapun yang berniat merintis usaha. Namun, tidak sedikit orang yang tergoda untuk langsung menghabiskan keuntungan mereka untuk pengeluaran yang sifatnya konsumtif.

Padahal, apabila keuntungan bisnis diputar lagi untuk modal bisnis, prospek kemajuan usaha bisa lebih cerah. Kebanyakan hal itu terjadi karena keuangan bisnis dan keuangan pribadi tidak dipisahkan secara ketat. Alhasil, Anda bisa kesulitan memantau pertumbuhan ukuran bisnis Anda sendiri.

Maka itu, sejak mula, biasakan untuk memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan bisnis sampingan Anda supaya lebih mudah mengukur pertumbuhannya. Dengan pemisahan antara keuangan pribadi dan bisnis, Anda dapat lebih fokus mengoptimalkan sumber daya agar bisnis yang Anda miliki semakin cepat berkembang.

Di sisi lain, dengan memisahkan keuangan pribadi dan bisnis, Anda juga dapat terbantu menjaga keuangan pribadi sehingga ketika terjadi tantangan dalam usaha, isi dompet pribadi tidak ikut terganggu.

Itulah lima hal yang perlu Anda perhatikan ketika hendak merintis bisnis sampingan agar keuangan pribadi tetap terkelola baik. Sudah siap menjalankan?