Bagaimana Cara Kelola Keuangan untuk Generasi Zaman Now?

0
7347
keuangan

You only live once atau YOLO, itulah slogan anak zaman now. Mereka yang lahir di era 90-an dan kini telah punya penghasilan sendiri, menganggap kalau hidup cuma satu kali dan mesti dinikmati. Mereka pun cenderung bersikap konsumtif, dan lupa untuk merencanakan keuangan di masa depan.

Bahkan, tidak sedikit yang tak paham soal perencanaan keuangan. Dan biasanya, ketika bicara soal perencanaan keuangan, banyak pertanyaan yang muncul dari mereka. Di antaranya:

Kapan waktu yang tepat bagi saya untuk mulai melakukan perencanaan keuangan?

Semakin dini Anda merencanakan keuangan, maka akan semakin baik. Dengan merencanakan keuangan sejak muda, maka Anda akan lebih cepat memulai kebiasaan menabung. Ketika itu Anda lakoni, nilai yang perlu disisihkan untuk masa depan pun akan lebih kecil dibandingkan ketika Anda baru mulai menabung di usia tua.

Sebagai ilustrasi, jika Anda mulai menabung di usia 20 tahun, maka untuk mendapatkan Rp100 juta pada usia 65 tahun, hanya perlu menyisikan Rp200 ribu per bulan. Bandingkan dengan mulai menabung di usia 40 tahun, Anda perlu menyisihkan dana yang lebih besar untuk memiliki simpanan senilai Rp100 juta.

Jika saat ini saya masih single dan belum memiliki tanggungan. Apakah saya perlu melakukan perencanaan keuangan?

Single ataupun menikah, suatu saat Anda akan memasuki masa pensiun. Ini yang sering terlupakan: mempersiapan dana pensiun. Justru di saat lajang dan tidak memiliki tanggungan merupakan waktu yang tepat untuk memaksimalkan perencanaan keuangan. Jadi Anda bisa menikmati kualitas hidup yang baik di masa tua.

Baca juga: 8 Langkah Mudah untuk Menabung

Bagaimana mengatur keuangan agar saya bisa tetap bersenang-senang, seperti traveling dan up to date dengan gaya hidup masa kini, tapi tidak sengsara di hari tua?

Yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengevaluasi kondisi keuangan. Caranya, hitung semua pengeluaran Anda dalam sebulan. Mulai dari pengeluaran pokok, hingga ongkos nongkrong dengan teman-teman. Lalu bandingkan dengan pemasukan bulanan. Dari sana, Anda akan melihat apakah pengeluaran bulanan lebih besar dari pendapatan atau tidak.

Kedua, yuk mulai membuat mengatur pengeluaran bulanan. Di tahap ini, Anda harus membagi dana untuk investasi, dana pensiun, tabungan, asuransi, hiburan dan jalan-jalan, juga kebutuhan harian dengan porsi yang jelas.

Bila saya menikah dan menjadi pasangan muda, bagaimana cara saya mengelola keuangan?

Menurut perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie seperti yang ditulis di Kompas, 9 September 2017, ada beberapa tips dalam membuat prioritas pengeluaran.

Pertama, proritas pengeluaran rumah tangga. Untuk pengeluaran ini sebaiknya buat skala prioritas berdasarkan pengeluaran utama, yang diperlukan, sebaiknya ditunda atau dihindari. Pengeluaran utama seperti belanja dapur dan pengeluaran listrik.
Utang atau kewajiban membayar cicilan juga perlu diutamakan. Pinjaman yang diutamakan adalah pinjaman yang bersifat produktif seperti pinjaman rumah dan pinjaman usaha. Idealnya cicilan tidak lebih dari 30% dari penghasilan bulanan kita.
Pengeluaran yang diperlukan contohnya pengeluaran untuk biaya kesehatan. Sedangkan pengeluaran yang sebaiknya dihindari adalah pengeluaran yang bersifat implusif. Diskon besar merupakan godaan. Kita sering secara tiba-tiba membeli suatu meskipun kita tidak membutuhkannya. Hal ini bisa membuat pengeluaran membengkak.
Kedua, prioritas pengeluaran anak. Untuk pengeluaran ini bagi menjadil yang utama, penting, dan tambahan. Pengeluaran utama contohnya biaya makanan dan pakaian anak. Pengeluaran penting seperti biaya sekolah. Sedangkan pengeluaran tambahan adalah biaya les anak dan hiburan anak.
Ketiga, prioritas pengeluaran masa depan. Kita tidak hidup hari ini saja. Menurut penasihat keuangan Farah Dini Novita seperti yang ditulis Tirto.id, 31 Maret 2017, salah satu kesalahan generasi milenial adalah menunda anggaran untuk investasi dana pensiun dan tabungan. Padahal dana ini kelak akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari saat sudah tidak lagi bekerja.
Generasi milenial juga kerap abai pada asuransi jiwa. Padahal asuransi jiwa akan memberikan manfaat perlindungan keuangan untuk keluarga tercinta.
Keempat, prioritas pengeluaran transportasi. Pengeluaran transportasi dijaga agar tidak melebihi 5% dari gaji bulanan. Apabila sedang mempertimbangkan untuk membeli mobil sebaiknya pertimbangkan biaya yang akan timbul dikemudian hari yakni biaya bahan bakar dan biaya perawatannya.
Kelima, prioritas pengeluaran pribadi. Berdasarkan riset, ternyata rata-rata orang hanya menggunakan 21% dari barang yang dibeli. Agar tidak boros dalam pengeluaran pribadi, sebaiknya sebelum membeli pikirkan terlebih dahulu apakah kita membutuhkannya atau tidak.
Keenam, untuk pengeluaran rekreasi dan hiburan. Untuk pengeluaran ini kita dapat bedakan menjadi dua jenis, yaitu pengeluaran yang rutin mingguan dengan yang sifatnya tahunan. Hiburan rutin seperti nonton bioskop, dan makan di restoran. Untuk anggaran ini, usahakan hanya 5% dari pengahasilan setiap bulannya. Sedangkan, hiburan tahunan seperti liburan sebaiknya dianggarkan dari bonus yang didapat atau menabung setiap bulan.

Berapa dana yang sebaiknya dialokasikan untuk investasi dan tabungan?

Jika memang bisa alokasikan, untuk kebutuhan investasi sekitar 20% dari penghasilan.

Dengan perencanaan keuangan, sesungguhnya kita bisa tetap menikmati hidup di hari ini, juga bahagia di masa tua.