5 Langkah Berani Agar Kondisi Keuangan Kembali Sehat

0
4288
kondisi keuangan

Tidak sedikit orang yang merasakan bahwa kondisi keuangan pribadi mereka setahun terakhir kurang sehat. Kebiasaan-kebiasaan keuangan yang kurang baik, justru semakin sering dilakukan. Alhasil, seseorang sering bokek alias kehabisan uang di tengah bulan, semakin akrab dengan kartu kredit, sering belanja konsumtif, bahkan mulai berani melirik pinjaman online yang bunganya mahal untuk menutupi kebutuhan sehari-hari yang seolah makin banyak dan tak mampu dikejar oleh pendapatan. Apakah Anda juga menghadapi hal yang serupa?

Jangan dulu panik. Bila berbagai kebiasaan keuangan yang buruk makin sering Anda lakukan, saatnya bertindak cerdik. Anda perlu menggelar pemeriksaan keuangan dan mencari jalan keluar supaya kondisi keuangan yang sehat bisa kembali diraih. Apa saja langkah yang dapat Anda lakukan untuk merevolusi kondisi keuangan Anda? Yuk, simak langkah mudah di bawah ini:

1. Lakukan pemeriksaan keuangan

Sisihkan waktu khusus untuk melihat kondisi keuangan Anda secara jelas. Ambil buku dan cobalah menuliskan apa saja yang sudah Anda lakukan dengan uang Anda. Tulis daftar pendapatan dan pengeluaran, serta pos kebutuhan yang harus Anda penuhi setiap bulan. Dari sini Anda akan akan mendapatkan gambaran, ke mana pendapatan Anda paling banyak tersedot.

Selain itu, cobalah untuk menghitung beberapa indikator keuangan sehat. Antara lain, hitung kecukupan dana darurat yaitu minimal sebesar tiga kali nilai pengeluaran rutin bulanan, lalu hitung pula rasio kemampuan pembayaran cicilan (debt service ratio) yaitu maksimal memakan 35% total pendapatan rutin bulanan, dan sebagainya.

Dengan menggelar pemeriksaan keuangan pribadi, Anda akan mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai wajah keuangan yang Anda miliki. Dari situ, Anda bisa menentukan langkah apa yang paling mendesak untuk dilakukan supaya keuangan pribadi kembali sehat.

2. Kenali sumber kebocoran

Bila Anda rajin mencatat arus kas masuk dan keluar rutin, mendeteksi sumber kebocoran keuangan akan sangat mudah. Sebaliknya, bila Anda jarang mencatat aktvitas pemasukan dan pengeluaran keuangan, Anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk menyelidiki di mana sumber kebocoran keuangan yang sering Anda alami.

Baca juga: Sudah Tahu Belum? 5 Aplikasi Ini Bisa Membantu Kelola Uang Lebih Mudah

Caranya, catat rekam jejak keuangan Anda selama 3 bulan terakhir. Anda dapat merekonstruksinya dari catatan transaksi di saldo rekening. Ada banyak orang yang terkejut ketika mengetahui ternyata pendapatan mereka lebih banyak tersedot untuk jajan-jajan kecil atau sekadar untuk pengeluaran remeh temeh.

Sebaiknya Anda mengurutkan lagi prioritas pemakaian penghasilan dari mulai yang terpenting. Anda bisa menerapkan rumus 30-20-50 untuk keuangan pribadi. Yaitu, 30% dialokasikan untuk pembayaran beban cicilan utang. Lalu, 20% untuk menabung dana darurat, membeli proteksi, dan berinvestasi. Kemudian, sebesar 50% adalah alokasi untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Pangkas pengeluaran tidak perlu

Memangkas pengeluaran yang tidak perlu bisa membantu Anda meningkatkan porsi pendapatan untuk kebutuhan tabungan atau proteksi. Misalnya, Anda ternyata belum memiliki asuransi kesehatan padahal proteksi kesehatan itu penting. Namun, selama ini tidak bisa Anda penuhi karena ternyata penghasilan Anda banyak habis untuk pengeluaran kurang perlu. Cobalah cek lagi apa saja pos pengeluaran yang sebenarnya bisa Anda singkirkan.

Misalnya, biaya keanggotaan di tempat fitness yang jarang Anda manfaatkan, langganan koran atau majalah yang semakin jarang Anda baca, dan lain sebagainya. Contoh lain dari biaya yang bisa Anda kurangi ialah pos pengeluaran langganan TV berbayar, internet, dan layanan lain. Tidak perlu ragu mengganti langganan bila mendapatkan penawaran lebih ekonomis dan menguntungkan. Biasanya, penyedia jasa layanan seperti itu memiliki program promo yang menarik minimal untuk 1 tahun langganan.

Nah, bila sudah berhasil memangkap pengeluaran yang tidak perlu, Anda bisa mengalihkan nilai penghematan itu untuk menambah porsi tabungan atau untung menutup kebutuhan proteksi asuransi.

4. Berhemat habis-habisan

Berhemat bukan berarti pelit. Berhemat artinya Anda memilih menjadi seorang wise and smart spender. Sebagai gambaran, selama ini Anda banyak memanfaatkan layanan transportasi on-demand untuk mendukung aktivitas dan mobilitas sehari-hari. Namun, setelah Anda periksa, pengeluaran untuk pos tersebut memakan cukup banyak pendapatan. Padahal alternatif transportasi yang lebih murah masih banyak.

Supaya kondisi keuangan Anda bisa lebih longgar, mengapa tidak memilih alternatif transportasi yang lebih murah? Misalnya, memilih commuterline atau busway kemana-mana sehingga ongkos transportasi dapat lebih dihemat. Begitu juga untuk pos pengeluaran rutin seperti listrik atau makan. Jangan meremehkan tindakan kecil seperti mematikan lampu yang saat sudah tidak digunakan atau mencabut kabel listrik dari steker setiap kali selesai digunakan. Ada banyak tindakan kecil penghematan listrik yang dapat membantu Anda menghemat biaya tagihan rutin setrum tersebut.

Baca juga: Menambah Aset Pribadi Lebih Cepat dengan Cara Mudah

Bagaimana dengan pos makan? Mungkin Anda sudah sering mendengar saran bahwa memasak dan membawa bekal sendiri untuk makan siang di kantor adalah tindakan lebih hemat. Hal itu memang ada benarnya. Akan tetapi, apabila kondisi Anda memang tidak memungkinkan untuk memasak dan membawa bekal setiap hari ke kantor, Anda bisa menimbang berlangganan jasa katering. Manfaatkan penawaran promo jasa katering dengan cerdik. Misalnya, mengajak teman sekantor untuk ikut berlangganan memanfaatkan fitur buy 1 get 1 sehingga mendapatkan harga lebih murah, dan sebagainya.

Cara berhemat ekstrem lainnya adalah dengan berhenti memakai kartu kredit. Walau kartu kredit banyak memberi manfaat, ada banyak kasus di mana orang menjadi lebih boros bila ada kartu kredit di dompet mereka. Anda dapat mencoba melakukan “credit card diet” dengan menaruh kartu kredit Anda di rumah agar tidak tergoda menggeseknya untuk transaksi. Hapus juga data kartu kredit Anda di aplikasi belanja online supaya Anda tidak mudah menggunakannya. Kartu kredit bisa menjadi sumber pengeluaran yang sifatnya konsumtif semata bila tidak ada pengendalian yang kuat.

5. Negosiasi kenaikan gaji di kantor

Anda sudah menerapkan berbagai langkah penghematan namun masih saja sering bokek di tengah jalan? Periksalah lagi, jangan-jangan memang pendapatan Anda saat ini sudah tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan standar sehari-hari? Bila iya, cobalah untuk mengajukan negosiasi kenaikan gaji di tempat Anda bekerja. Bicarakan baik-baik dengan atasan Anda dan beri alasan yang paling profesional supaya pengajuan kenaikan gaji Anda masuk akal.

Baca juga: Lima Hal Penting agar Kenaikan Gaji Tidak Sia-Sia

Bila cara ini tidak berhasil, mungkin sudah waktunya Anda menimbang pekerjaan di tempat lain yang bisa memberi gaji lebih tinggi. Atau, bisa juga Anda pertimbangkan untuk mencari pendapatan tambahan di luar kantor. Misalnya, berjualan online sebagai sampingan, mencoba peruntungan menjadi fotografer freelance dan lain sebagainya.

Itulah 5 langkah berani untuk menyehatkan keuangan pribadi. Sudah siap menerapkan?