Mengapa Asuransi Pendidikan untuk Anak Penting?

0
3342
asuransi pendidikan anak

Dana pendidikan untuk anak selalu menjadi perencanaan keuangan yang penting bagi mereka yang telah berkeluarga dan punya anak. Maklum, biaya pendidikan yang semakin tinggi setiap tahunnya harus diantisipasi dengan mempersiapkannya sejak dini. Kapan waktu yang tepat membeli asuransi pendidikan untuk anak? Jawabannya, tergantung usia anak.

Seorang penasihat asuransi Abhay Kulkarni seperti dikutip dari Quora menyebutkan, pilihan investasi dana pendidikan untuk anak tergantung pada usia buah hati Anda. Orangtua yang memiliki anak berusia 3-4 tahun, pilihan dan strategi investasinya berbeda dengan mereka yang memiliki anak berusia 15-16 tahun.

Bagi mereka yang memiliki anak berusia 3-4 tahun, masih memiliki waktu yang cukup panjang untuk berinvestasi. Paling tidak, ada waktu lebih dari 10 tahun untuk mempersiapkan dana pendidikannya hingga ke perguruan tinggi. Sementara, jika memiliki anak dengan usia yang lebih besar, maka waktu persiapannya akan lebih pendek lagi.

Baca juga: 4 Langkah Mudah Menyiapkan Pensiun Dini

Pilihan penempatan dana pendidikan ini beragam, bisa di deposito, saham, atau reksa dana. Anda bisa mendiskusikan hal ini dengan perencana keuangan atau dengan memperhitungkan kondisi keuangan Anda saat ini hingga sekian tahun ke depan.

Yang tak kalah penting masuk dalam pertimbangan ialah, bagaimana jika sesuatu terjadi pada Anda? Segala perencanaan yang Anda rancang bisa terhambat. Maka, Anda perlu merancang investasi yang memberikan pertanggungan jika terjadi risiko. Salah satunya ialah dengan memiliki asuransi pendidikan. Dewasa ini, ada banyak pilihan asuransi pendidikan yang bisa Anda pilih dengan premi yang relatif terjangkau.

Melalui asuransi pendidikan, Anda mendapatkan manfaat dan perlindungan jiwa. Kompas (September 2018) menuliskan bahwa asuransi pendidikan bukanlah produk dalam bentuk tabungan.

Asuransi merupakan produk proteksi yang memberikan perlindungan pada mereka yang menjadi tulang punggung keluarga. Jika suatu saat terjadi risiko meninggal dunia atau risiko lainnya yang menimpa pencari nafkah, maka asuransi pendidikan akan memastikan bahwa biaya pendidikan anak tetap terlindungi. Umumnya, asuransi pendidikan berbentuk asuransi unit link yang dikelola dalam bentuk investasi oleh pihak perusahaan asuransi.

Sebelum memutuskan membeli asuransi pendidikan, berikut sejumlah hal yang harus Anda persiapkan:

1. Hitung besaran dana pendidikan yang dibutuhkan anak

Hitung detil berapa dana masuk SD, SMP, dan SMA, bahkan hingga perguruan tinggi. Anda bisa mulai merancang, di mana anak akan menempuh pendidikan. Kemudian, cari informasi besaran dana setiap tahunnya untuk memperkirakan kenaikan biaya pendidikan.

2. Setelah mengetahui besaran dana yang Anda butuhkan, lihat kondisi keuangan

Dengan berbagai alokasi kebutuhan, Anda bisa memperhitungkan berapa besar dana yang bisa dianggarkan untuk asuransi pendidikan. Selanjutnya, pilih produk asuransi dengan premi sesuai kemampuan keuangan Anda.

Baca juga: 5 Hal Yang Harus Anda Tahu Agar Tak Tertipu Saat Membeli Asuransi

Setelah memutuskan produk asuransi yang akan Anda beli, pastikan hal-hal di bawah ini:

1. Skema pembayaran

  • Anda harus memastikan skema pembayaran, apakah berupa premi atau beban rutin yang dibayar setiap bulan. Pastikan skema pembayaran ini tak menjadi beban yang memberatkan Anda.
  • Pastikan juga mengenai denda jika Anda terlambat melakukan pembayaran premi. Jika terjadi keterlambatan, tanyakan pula apakah Anda bisa membayar premi plus denda atau ada risiko polis langsung berakhir karena tidak membayar selama beberapa waktu tertentu.

2. Jangka waktu

  • Jangka waktu asuransi bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Perhitungkan usia anak dan masa sekolahnya.

3. Pencairan dana dan pengajuan klaim

  • Pastikan dengan detil mengenai mekanisme pencairan dana. Salah satunya soal kapan dana bisa dicairkan. Ada yang beranggapan bahwa asuransi pendidikan bisa cair saat anak akan masuk sekolah. Ternyata, pencairan bisa dilakukan saat polis berakhir.
  • Siapa yang bisa mengajukan klaim? Hal ini juga harus Anda pastikan kepada perusahaan asuransi.
  • Soal klaim pada asuransi pendidikan, biasanya jika pemegang polis meninggal dunia, maka uang pertanggungan (UP) menjadi hak ahli waris plus hasil investasi. Sebagai contoh, suatu polis asuransi pendidikan menawarkan UP sebesar Rp200 juta dan tempo menabung selama 10 tahun. Akan tetapi, ketika baru berjalan 6 tahun, pemegang polis meninggal dunia. Besaran yang diterima ahli waris adalah Rp200 juta, ditambah nilai investasi yang dikelola perusahaan asuransi dari premi yang dibayarkan.

Baca juga: 4 Kondisi Seseorang Tak Butuh Asuransi Jiwa. Benarkah Demikian?

Setelah mengetahui hal-hal di atas, silakan putuskan produk yang paling sesuai dengan kondisi keuangan dan kebutuhan anak Anda.

Sebagai salah satu pertimbangan, Avrist memiliki produk asuransi pendidikan Avrist PrimeGen yang akan membantu para orangtua dalam mempersiapkan dana pendidikan bagi buah hatinya untuk masuk perguruan tinggi. Avrist PrimeGen menawarkan manfaat yang akan diterima hingga anak berusia 21 tahun dengan masa pembayaran premi fleksibel, yakni hingga anak berusia lima tahun atau sampai 15 tahun.

Selamat memilih!