7 Tips Mengatasi Kecanduan Belanja Online

0
10838
mengatasi kecanduan belanja online

Belanja online saat ini sudah menjadi kelaziman di tengah menjamurnya toko online dan marketplace. Tidak seperti aktivitas berbelanja konvensional yang menuntut mobilitas secara fisik, berbelanja online memberikan sensasi tersendiri terkait kepraktisan dan kemudahan belanja. Belum lagi dengan begitu banyak penawaran promo dari aplikasi e-commerce, membuat belanja online semakin menarik. Cara pembayaran juga tersedia dalam berbagai pilihan. Lalu, bagaimana tips mengatasi kecanduan belanja online?

Berbagai kelebihan online shopping itu tak jarang membuat orang ketagihan belanja melalui gawai mereka. Terlebih dengan berbagai godaan promo diskon dan cashback belanja. Akhirnya, tidak sedikit orang yang merasa keuangannya jadi lebih boros akibat tergoda belanja online. Anda yang mulai merasakan “kecanduan” belanja online, sebaiknya mulai berbenah agar kesehatan keuangan tidak kian terganggu. Lakukan tujuh “terapi” mudah untuk mengatasi kecanduan belanja online berikut.

Tips Mengatasi Kecanduan Belanja Online

1. Uninstall aplikasi belanja

Keberadaan aplikasi belanja di gawai jelas mempermudah akses Anda setiap kali datang keinginan berbelanja online. Maka itu, langkah pertama untuk mengatasi kecanduan belanja online adalah dengan menghapus atau uninstall aplikasi belanja yang ada di gawai Anda, baik aplikasi marketplace atau aplikasi e-commerce.

Dengan begitu, setiap kali ada keinginan berbelanja online, Anda tidak serta-merta bisa langsung membuka aplikasi, melainkan harus membukanya dari browser yang relatif tidak sepraktis aplikasi.

Apakah harus menghapus semua aplikasi belanja di gawai? Melepaskan diri dari kecanduan harus dilakukan perlahan. Anda tidak perlu menghapus drastis semua sekaligus, tapi mulailah dengan menyisakan satu aplikasi belanja yang paling Anda sukai.

Baca juga: Impulsif yang Bikin Kantong Agresif, Bagaimana Cara Mengontrolnya?

2. Unfollow akun belanja di media sosial

Godaan belanja online bukan hanya datang dari aplikasi e-commerce atau marketplace. Media sosial seperti Instagram atau Facebook sering pula menjadi sumber godaan untuk berbelanja online. Supaya kantong Anda terselamatkan, sebaiknya Anda mulai menyortir lagi akun-akun Instagram online shop yang perlu Anda ikuti dan mana yang tidak. Berhenti mengikuti sebuah akun yang getol menjual sesuatu, bisa membantu Anda mengurangi godaan untuk berbelanja. Dengan begitu, saluran belanja online Anda berkurang dan frekuensi menghabiskan uang untuk belanja ikut menurun.

3. Unsubscribe marketing newsletter

Setiap penjual atau penyedia marketplace memiliki tim pemasaran yang akan rajin memberi Anda informasi terkini tentang promo diskoncashback, dan kampanye pemasaran lainnya. Tujuannya tentu saja untuk menarik Anda agar mampir dan berbelanja. Supaya godaan berbelanja bisa berkurang, coba saja menghentikan langganan atau unsubscribe newsletter pemasaran dari aplikasi-aplikasi tersebut. Dengan begitu, Anda mengurangi satu akses untuk berbelanja online.

Baca juga: Belanja karena Stress Kerjaan Boleh Saja, Tapi Perhatikan 4 Rambu Ini

4. Hapus aplikasi mobile banking di gadget

Keberadaan aplikasi mobile banking memang memudahkan urusan transaksi perbankan Anda sehari-hari. Namun, di saat yang sama, kemudahan mengakses rekening membuat aktivitas berbelanja juga semakin gampang tanpa hambatan. Supaya hasrat berbelanja online bisa sedikit berkurang, salah satu cara gampang adalah mempersulit akses terhadap rekening Anda sendiri.

Hapus aplikasi mobile banking di gawai Anda. Idenya adalah, setiap kali nanti Anda hendak bertransaksi, Anda harus memaksa diri untuk pergi ke mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Pergi ke ATM membutuhkan upaya lebih dan bisa memberi Anda waktu untuk berpikir ulang apakah belanja online tersebut benar-benar perlu Anda selesaikan transaksinya.

5. Hapus data kartu kredit di aplikasi belanja

Seperti diketahui, saat ini semua aplikasi belanja menyediakan berbagai pilihan kanal pembayaran. Mulai dari transfer manual, pembayaran lewat minimarket bahkan kantor pos, aplikasi kartu kredit, sampai cicilan non kartu kredit. Dengan alasan kepraktisan berbelanja, banyak orang tak segan menyimpan data kartu kredit mereka di aplikasi belanja. Cukup memasukkan CVV atau CCV kartu kredit, transaksi belanja online bisa selesai sekejab. Jadi, saat Anda sebenarnya tidak memiliki uang, aktivitas belanja bisa terus berjalan dengan kartu kredit yang sebenarnya adalah fasilitas pinjaman.

Ini menjadi bumerang bila Anda tidak mampu mengerem hasrat berbelanja. Berbelanja dengan sumber dana pinjaman bisa sangat berbahaya bagi kesehatan kantong.  Supaya jebakan itu tidak terus berlanjut, hapus saja data kartu kredit Anda di aplikasi belanja. Dengan begitu, ketika berbelanja online Anda bisa memastikan uangnya memang tersedia alih-alih berutang pada kartu. Lagipula, menyimpan data kartu kredit pada aplikasi sangat berbahaya jika gawai Anda dicuri. Jadi, menghapus data kartu kredit dari aplikasi bermanfaat untuk menghindarkan Anda dari penipuan.

Baca juga: Pikirkan 5 Hal Ini sebelum Menyicil Barang

6. Berlakukan masa tunggu

Banyak pecandu belanja online mengakui, kesenangan mereka berbelanja sebenarnya lebih pada aktivitas window shopping dan memasukkan barang-barang yang diidamkan ke keranjang belanja. Membanding-bandingkan harga, melihat barang-barang bagus, adalah salah satu kesenangan berbelanja yang sering membuat seseorang ketagihan. Apalagi ketika dilakukan di tengah tekanan kerja di kantor atau kebosanan mengurus rumah tangga.

Nah, Anda bisa saja tetap mendapatkan kesenangan berbelanja online tanpa perlu mencederai isi dompet. Caranya, berlakukan masa tunggu. Jadi, setiap kali Anda berbelanja online, masukkan saja barang-barang yang Anda inginkan ke keranjang belanja. Tapi, jangan langsung mengeksekusinya dengan menyelesaikan transaksi. Berlakukan masa tunggu setidaknya tiga hari untuk menimbang apakah barang-barang tersebut memang Anda butuhkan. Tidak jarang dalam tiga hari itu hasrat memiliki barang yang semula menggelora, mereda dengan sendirinya.

7. Buatlah rekening belanja khusus

Cara ini bisa sangat ampuh selama Anda bisa berdisiplin dengan aturan yang Anda buat sendiri. Membuat rekening khusus untuk berbelanja online bisa membantu Anda membatasi “kerusakan” dompet akibat belanja online. Anggaplah setiap bulan Anda mengalokasikan tak lebih dari Rp300.000 untuk berbelanja online. Dengan memiliki batasan nominal yang bisa dibelanjakan, Anda harus bisa berhenti berbelanja ketika dana di rekening khusus itu sudah habis. Selain itu, dengan rekening khusus belanja, Anda bisa menghindari upaya “menyabotase” pos lain yang lebih penting, seperti pos dana darurat, pos asuransi dan investasi.

Jadi, tidak perlu lagi ada ancaman finansial akibat ketagihan belanja online. Dengan tujuh langkah mudah di atas, kesenangan belanja online tetap bisa berjalan namun dengan lebih terkendali. Berani memulai sekarang?