Percaya atau Tidak, Anda Bisa Kaya dengan Memberi

0
4138
kaya

Percayakah Anda, bahwa dengan memberi, Anda juga bisa menjadi kaya? Gagasan inilah yang pernah dilontarkan Robert Kiyosaki dan berhasil menjadikannya salah satu pebisnis berpengaruh di dunia.

Dalam bukunya yang berjudul “Rich Dad Poor Dad”, Kiyosaki mengatakan, “Whenever you feel ‘short’ or in ‘need’ of something, give what you want first and it will come back in buckets. That is true for money, a smile, love, friendship. I know it is often the last thing a person may want to do, but it has always worked for me. I just trust that the principle of reciprocity is true, and I give what I want.”

Intinya, ketika Anda merasa membutuhkan sesuatu, berikan orang lain sesuatu yang Anda inginkan terlebih dahulu, maka hal itu akan kembali pada Anda. Kegiatan memberi ini bisa diwujudkan tak hanya sebatas uang dalam bentuk amal dan sedekah, tapi juga bisa dalam bentuk menjadi volunteer, sumbangan barang, atau berbagi ilmu secara gratis.

Baca juga: Menjadi Kaya dengan Bersyukur

Ternyata, prinsip resiprokal dalam memberi bisa dijelaskan dan terbukti berhasil meningkatkan kualitas hidup, kesehatan, karir, dan bisnis. Bagaimana caranya?

Memberi akan meningkatkan kualitas hidup

Memberi merupakan suatu wujud syukur yang bisa kita lakukan dan berdampak bagi orang lain. Selain itu, kegiatan memberi juga akan memberikan seseorang kekayaan berupa kualitas hidup yang lebih baik. Seorang peneliti Stephen G Post dalam bukunya “Why Good Things Happen to Good People” mengutarakan bahwa kegiatan memberi memiliki efek positif pada mental dan fisik manusia. Dengan demikian, risiko depresi berkurang dan umur lebih panjang.

Memberi akan membuat bahagia

Kaya tidak melulu soal materi. Hati yang bahagia juga merupakan harta berharga. Dan ternyata, memberi juga bisa membuat seseorang lebih bahagia. Beberapa studi yang dikutip buku Setphen G Post menunjukkan bahwa setiap orang yang memberi kepada orang lain secara reguler, bahkan dalam jumlah kecil sekalipun, merasa lebih bahagia daripada mereka yang tidak secara rutin memberi.

Ini karena ketika seseorang memberi dana atau waktu kepada orang lain, tubuh akan menghasilkan hormon oksitosin yang membuat seseorang merasa tenang dan senang. Selain itu, ketika memberi, otak kita akan mengeluarkan dopamine dan serotonin, yakni zat yang penting bagi kesehatan mental, emosional, dan fisik manusia.

Memberi akan meningkatkan penghasilan

Penelitian lebih lanjut juga menemukan bahwa kegiatan memberi berhubungan erat dengan peningkatan kesejahteraan dan kekayaan. Di tahun 2000, Harvard University mengeluarkan sebuah riset berjudul “The Social Capital Community Benchmark Survey” yang dilakukan terhadap 30.000 orang. Hasilnya, kegiatan memberi seperti sedekah atau amal, memiliki korelasi dengan kenaikan pendapatan.

Lebih jauh riset tersebut mengamati dua keluarga yang memiliki ciri sama identik, seperti jumlah anggota, umur, ras, edukasi, agama, dan preferensi politik. Perbedaannya hanya terletak pada keluarga pertama memberikan US$100 lebih banyak daripada keluarga kedua. Ternyata, keluarga pertama dapat menghasilkan US$375 lebih banyak daripada keluarga kedua.

Baca juga: Asuransi untuk Lajang

Para psikolog dan ahli syaraf menemukan bahwa kegiatan memberi membuat seseorang lebih efektif dan sukses dalam bekerja. Ini yang membuat mereka punya kinerja yang positif. Lebih lanjut, sebuah riset yang dilakukan oleh University of Oregon seperti dikutip majalah Entrepreneur menemukan bahwa, orang yang melakukan amal, lebih didukung oleh lingkungan sekitarnya untuk mencapai peningkatan dalam karir atau kepemimpinan.

Memberi adalah cara yang paling efektif dalam menunjukkan rasa syukur. Tanpa disadari, memberi juga bisa berdampak positif bagi hidup kita. Jadi, sudahkah Anda memberi hari ini?