Money Stories: Benarkah Menjadi Vegetarian Itu Mahal? Simak Pengalaman Mereka

0
4114
Benarkah Menjadi Vegetarian Itu Mahal

Gaya hidup kurang sehat, paparan stres dan kondisi lingkungan yang kian menurun kualitasnya, sering menjadi penyebab kemunculan berbagai penyakit dalam tubuh. Akhirnya, banyak orang tergerak beralih menjalankan gaya hidup sehat dengan lebih banyak mengonsumsi makanan alami seperti buah dan sayuran. Ada banyak pilihan diet berbasis tumbuhan (plant based diet) mulai dari clean eating diet, food combining, hingga vegetarian dan vegan. Menjadi vegetarian misalnya, itu berarti Anda menghindari konsumsi daging hewan mulai dari daging merah, unggas, ikan dan membatasi konsumsi hanya pada sayuran, buah, kacang-kacangan dan biji-bijian.

Seorang vegetarian biasanya masih mengonsumsi susu dan telur. Sedangkan vegan adalah sebutan bagi mereka yang menjalani vegetarian lebih ketat. Vegan menghindari semua makanan yang terkait dengan tindakan eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan. Alhasil, seorang vegan biasanya juga menghindari konsumsi susu, telur dan berbagai makanan turunan hewani seperti madu, gelatin dan lain sebagainya. Nah, mana diet yang lebih cocok dijalankan, kesemuanya berpulang pada pilihan dan kondisi seseorang.

Benarkah Menjadi Vegetarian Itu Mahal?

Apabila Anda tengah menimbang untuk menjadi seorang vegetarian, mungkin ada sedikit pertanyaan. Apakah benar menjalankan gaya hidup vegetarian itu mahal dan ribet? Pandangan itu mungkin tidak sepenuhnya meleset. Bila dicermati, menu-menu khas vegetarian seperti salad dan berbagai jenis vegetarian cookies and cakes, ataupun green juice, umumnya harga dibanderol lebih mahal daripada menu non vegetarian. 

Nah, agar mendapatkan gambaran lebih jelas tentang gaya hidup vegetarian dan tantangannya, Avrist berbincang dengan tiga sahabat Avrist yang sudah menjadi vegetarian cukup lama. Bagaimana cerita mereka serta trik mengelola keuangan agar tetap aman sebagai vegetarian? Simak cerita berikut ini.

Baca Juga: Money Stories: Pengeluaran Jadi Bridesmaid Bisa Menguras Dompet Sebesar Ini, Lho

Afra

Usia: 27 tahun

Pekerjaan: Jurnalis

Domisili: Jakarta 

Sejak kapan Anda menjadi seorang vegetarian?

“Sejak tahun 2008. Jadi sudah lebih dari 10 tahun menjalaninya.”

Apa yang mendorong Anda menjadi seorang vegetarian?

“Awalnya saya hanya coba-coba saja karena kebetulan dari dulu juga tidak terlalu suka makan daging. Lalu, akhirnya saya putuskan untuk meneruskan pola makan vegetarian sampai sekarang.”

Bagaimana cara Anda mengatur menu makan sehari-hari sebagai seorang vegetarian?

“Menu utama biasanya saya pilih nasi dengan sayur, lengkap dengan telur dan tahu tempe. Kadang-kadang saya ganti dengan makan pasta ditambah keju. Saya masih minum susu dan berbagai produk turunan susu (dairy product). Saya cuma tidak makan daging baik itu daging merah maupun putih. Jadi, dari segi pemilihan menu tidak terlalu susah juga.”

Dari sisi pengeluaran belanja makanan, menjadi vegetarian membuat Anda belanja lebih banyak atau malah lebih hemat?

Overall justru lebih hemat, sih, karena saya tidak perlu belanja daging. Daging-dagingan, kan, harganya relatif lebih mahal dibanding sayur dan buah.”

Apa saja biasanya yang Anda beli untuk kebutuhan makan sebagai vegetarian selama satu bulan?

“Belanja bulanan biasanya saya nyetok makanan pokok seperti beras, pasta, telur, keju, kimchi, jamur, lalu frozen vegetables, juga sayuran seperti brokoli, kembang kol dan kentang.”

Berapa yang biasanya Anda keluarkan untuk mendukung kebutuhan makan selama satu bulan?

“Kalau dari sisi belanja bahan makanan sebulan sekitar 600.000, ya.”

Di mana biasanya belanja kebutuhan dapur?

“Saya lebih banyak belanja di supermarket.”

Apa saja tips yang bisa Anda bagikan bagi pelaku vegetarian supaya bisa tetap menghemat pengeluaran groceries?

Keep track sama pengeluaran, sih. Untuk masak, kalau memang tujuannya untuk stok bahan makanan, lebih baik beli frozen vegetables karena beberapa jenis sayuran seperti brokoli, kembang kol dan selada harus cepat dikonsumsi.”

Baca Juga: Money Stories: Begini Strategi Bisnis 3 Pengusaha Kecil di Tengah Pandemi Corona

Sagar

Domisili: Jakarta Pusat

Sejak kapan Anda menjadi seorang vegetarian?

“Saya menjadi seorang vegetarian sudah hampir 15 tahun sekarang.”

Apa yang mendorong Anda menjadi seorang vegetarian?

“Itu pilihan gaya hidup dalam arti saya ingin membangun keyakinan dengan melepaskan sesuatu yang sangat saya nikmati dulu, yaitu daging. Saya berpikir, ini harus dicoba dan keputusan itu tiba-tiba saja saya ambil. Saya tidak pernah menginginkan daging sejak hari yang memutuskan berhenti memakannya.”

Bagaimana cara Anda mengatur menu makan sehari-hari sebagai seorang vegetarian?

Menjadi seorang vegetarian memang cukup sulit soalnya kebanyakan makanan yang dijual di luar umumnya mengandung daging baik itu daging merah maupun makanan laut. Jadi, pada akhirnya saya sendiri yang harus memilih apa menu vegetarian di sekitar saya yang bisa dimakan. Tentu saja saya mempertimbangkan nilai gizi makanan dan sesehat apa makanan tersebut. Saya masih makan junk food dan camilan juga, sih. Tapi, sebelum mengonsumsi saya selalu mengecek apakah menu tersebut mengandung daging atau telur di dalamnya.

Dari sisi pengeluaran belanja makanan, menjadi vegetarian membuat Anda belanja lebih banyak atau malah lebih hemat? 

“Jadi vegetarian malah membantu saya menghemat pengeluaran untuk makan. Kita tahu daging dan seafood itu mahal, apakah itu yang beli di restoran ataupun memasaknya sendiri di rumah. Secara umum, pengeluaran untuk makan banyak berkurang dengan menjadi vegetarian.

Apa saja biasanya yang Anda beli untuk kebutuhan makan sebagai vegetarian selama satu bulan?

“Asupan nutrisi vegetarian relatif lebih rendah daripada non-vegetarian, karena makanan nabati umumnya tidak memiliki banyak nutrisi seperti protein dan omega 6. Alhasil, saya berusaha makan makanan seimbang sebanyak mungkin yang memungkinkan saya mendapatkan nutrisi optimal. Terlepas dari bahan makanan pokok seperti sayuran dan buah-buahan, saya juga mengandalkan makanan seperti lentil dan kacang-kacangan (legume), ini mirip kacang, yang tinggi kandungan gizi. Selain itu, saya memang mengonsumsi banyak susu, dalam bentuk susu dan yoghurt.”

Berapa yang biasanya Anda keluarkan untuk mendukung kebutuhan makan selama satu bulan?

“Pengeluaran bulanan untuk groceries sekitar Rp1,2 juta-Rp1,5 juta per bulan. Itu sudah termasuk membeli berbagai macam legume, lentil dan bumbu-bumbu yang agak mahal karena banyak yang masih impor, dari India salah satunya.”

Di mana biasanya Anda belanja kebutuhan dapur?

“Untuk sayur dan buah-buahan, saya memilih belanja ke pasar tradisional. Soalnya, di sana lebih segar barang-barangnya karena diperoleh langsung dari petani. Sedangkan untuk bahan-bahan makanan yang impor, saya biasanya belanja di supermarket.”

Apa saja tips yang bisa Anda bagikan bagi pelaku vegetarian supaya bisa tetap menghemat pengeluaran groceries?

“Menjadi vegetarian memang agak sulit karena pilihan makanan Anda jadi sangat terbatas. Banyak orang yang menjadi vegetarian atau vegan cenderung mencari makanan organik, juga belanja di supermarket atau hipermarket untuk produk yang sebenarnya bisa ditemukan di pasar tradisional.

Produknya padahal sama, hanya saja pasar swalayan memasarkan dan menjualnya dengan brand organik. Saya tidak berpikir bahwa Anda hanya bisa mendapatkan makanan organik di supermarket. Selain itu, kita tidak tahu seberapa benar mereka dalam pemasaran mereka. Tentunya membeli makanan dari pasar dengan harga lebih murah akan membantu meminimalkan pengeluaran Anda.”

mengelola pengeluaran untuk vegetarian

Firza

Usia: 31 tahun

Pekerjaan: Desainer grafis

Domisili: Jakarta Selatan

Sejak kapan Anda menjadi seorang vegetarian?

“Sejak lima tahun terakhir.”

Apa yang mendorong Anda menjadi seorang vegetarian?

“Saya memiliki masalah kesehatan waktu itu, yaitu GERD. Lalu, setelah berkonsultasi dengan dokter gizi juga riset sana sini, saya akhirnya memutuskan untuk plant based diet. Nah, di badan efeknya terasa enak. GERD saya sembuh, badan lebih segar. Akhirnya saya sedikit demi sedikit beralih menjadi vegetarian.”

Bagaimana cara Anda mengatur menu makan sehari-hari sebagai seorang vegetarian?

“Memang sekilas pilihan menunya jadi terbatas. Tapi, sebenarnya kalau kreatif ada banyak, kok, menu yang oke buat vegetarian. Misalnya, menu tradisional kayak pecel, urap, karedok, dan sebagainya. Supaya tidak ribet, saya bikin rencana menu untuk seminggu. Kalau kebetulan di luar rumah, ya, saya belinya menu vegetarian.”

Baca Juga: Money Stories: Trik Tetap Bisa Nabung Walau Belanja Make Up dan Skincare

Dari sisi pengeluaran belanja makanan, menjadi vegetarian membuat Anda belanja lebih boros atau malah lebih hemat?

“Surprisingly lebih hemat. Tadinya saya juga berpikir bakal lebih mahal. Tapi saat dijalani, ternyata lebih hemat, haha. Saya tidak perlu beli daging dan seafood. Harga sayur, buah-buahan, bagaimanapun lebih murah.”

Apa saja biasanya yang Anda beli untuk kebutuhan makan sebagai vegetarian selama satu bulan?

“Biasanya saya beli brokoli, kembang kol, kale, pokchoy, ubi, kentang dan jenis kacang-kacangan untuk sumber protein. Juga tahu tempe. Tidak lupa bumbu pecel, minyak zaitun untuk dressing. Saya masih makan nasi, oatmeal juga pasta untuk variasi. Telur dan susu juga saya beli untuk menu.”

Berapa yang biasanya Anda keluarkan untuk mendukung kebutuhan makan selama satu bulan?

“Kurang lebih Rp600.000-Rp1 juta, sudah termasuk buah dan camilan kayak kacang almond.”

Di mana biasanya belanja kebutuhan dapur?

“Kalau sayuran biasanya di pasar tradisional, lebih segar dan murah. Buah beli di toko buah. Sedang bahan makanan lain bisa di supermarket atau beli online.”

Apa saja tips yang bisa Anda bagikan bagi pelaku vegetarian supaya bisa tetap menghemat pengeluaran groceries?

“Bikin menu tidak perlu dibikin ribet. Menu sederhana kayak pecel itu murah banget. Belanjanya juga jangan melulu di pasar modern. Pasar tradisional lebih murah dengan barang yang tak kalah bagus. Beli online juga bisa jadi pilihan karena harganya banyak yang lebih murah.”

Itulah cerita tiga sahabat Avrist yang menjalankan gaya hidup vegetarian. Ternyata menjadi vegetarian tidak perlu membuat pengeluaran ikut berantakan. Apa saja kuncinya? Pertama, tidak membatasi diri hanya belanja di supermarket. Belanja di pasar tradisional akan lebih hemat. Anda juga bisa menimbang belanja online untuk mendapatkan penawaran termurah. 

Kedua, rencanakan menu supaya bisa menjalankan strategi belanja yang tepat. Ini karena sayuran tidak tahan lama disimpan. Cara lain, pilih sayuran beku yang bisa disimpan cukup lama. Ketiga, pantau pengeluaran sehingga tahu apa saja yang berpotensi membuat Anda boros. Keempat, pilih menu yang simpel dan murah tapi tetap memenuhi kriteria vegetarian. Misalnya, menu tradisional seperti gado-gado, karedok, pecel, dan sebagainya. Nah, itulah trik penting bagi Anda yang tertarik menjalankan gaya hidup vegetarian. Tidak sulit, bukan?