Penyakit Kawasaki: Bagaimana Ciri-ciri, Gejala dan Cara Menanganinya?

0
9175
apa itu penyakit kawasaki

Penyakit Kawasaki. Penyakit kawasaki menjadi perhatian setelah beberapa waktu lalu seorang artis Ibu Kota menyebutkan bahwa anaknya menderita penyakit langka, kawasaki. Banyak yang bertanya-tanya, apa itu penyakit kawasaki? Meski tergolong penyakit langka, jangan meremehkannya. Anda, para orangtua atau mungkin calon orangtua, harus mengetahuinya. Penyakit kawasaki ditemukan pada 1967 oleh Dr. Tomisaku Kawasaki di Jepang. Namanya saat itu adalah mucocutaneous lymphnode syndrome. Kemudian, berganti menjadi “Kawasaki” untuk menghormati penemunya. Bagaimana gejala dan ciri-ciri penyakit kawasaki? Adakah upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah anak menderita penyakit ini? Seperti apa penanganannya jika anak didiagnosis menderita penyakit kawasaki? Mari kita bahas.

Apa itu penyakit kawasaki?

WebMD menuliskan, penyakit kawasaki biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Penyakit kawasaki menyebabkan pembengkakan (radang) di dinding arteri seluruh tubuh. Peradangan yang terjadi akibat penyakit kawasaki akan memengaruhi arteri koroner yang memasok darah ke otot jantung.

Organ pada anak yang diserang dalam penyakit kawasaki adalah mulut, kulit, dan kelenjar getah bening. Oleh karena itu, penyakit kawasaki kadang disebut sindrom kelenjar getah bening mukokutan karena menyebabkan pembengkakan kelenjar selama infeksi (kelenjar getah bening), kulit, dan selaput lendir di dalam mulut, hidung dan tenggorokan.

Baca juga: Bersyukur Masih Sehat, Ini Saat yang Tepat Menyiapkan Dana Kesehatan Keluarga

Apa penyebab penyakit kawasaki?

Sejauh ini, belum diketahui dengan pasti penyebab penyakit kawasaki. Meski demikian, para ilmuwan tidak percaya penyakit ini menular dari orang ke orang. Ada yang menghubungkan penyakit ini dengan bakteri, virus, atau faktor lingkungan lainnya. Akan tetapi, anggapan-anggapan ini belum ada yang terbukti. Gen tertentu mungkin membuat anak Anda berpotensi terkena penyakit kawasaki.

Ciri-ciri Penyakit Kawasaki

Ciri-ciri awal penyakit kawasaki biasanya mengalami demam tinggi dan kulit yang mengelupas. Bahkan, ada yang timbul bintik-bintik di lidah. Namun, jangan khawatir. Jika mengenali gejalanya lebih dini dan membawa buah hati segera berobat, penyakit kawasaki bisa diatasi. Sebagian besar anak sembuh dari penyakit kawasaki tanpa diikuti masalah kesehatan yang serius.

Tiga fase penyakit kawasaki

Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala penyakit Kawasaki biasanya muncul dalam tiga fase.

Fase 1

Pada fase pertama ini, gejala yang bisa diamati yaitu:

  • Demam di atas 39°C dan berlangsung lebih dari tiga hari
  • Mata merah tanpa cairan yang tebal
  • Bagian utama tubuh mengalami ruam, demikian pula di area genital
  • Bibir merah, kering, pecah-pecah. Lidah juga sangat merah dan bengkak
  • Telapak tangan dan telapak kaki merah
  • Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan mungkin di tempat lain

Fase 2

Selanjutnya, pada fase kedua, anak akan mengalami hal-hal berikut ini:

  • Kulit tangan dan kaki mengelupas, terutama pada ujung jari tangan dan kaki
  • Merasakan nyeri sendi
  • Diare
  • Muntah
  • Sakit perut

Fase 3

Pada fase ketiga penyakit kawasaki, biasanya tanda-tanda dan gejala perlahan hilang. Namun, komplikasi biasanya berkembang. Proses penyembuhan bisa berlangsung selama sekitar 8 minggu hingga anak normal kembali.

Baca juga: Sudah Berkeluarga? Ini Keuntungan Beralih ke Asuransi Kesehatan Keluarga

Bagaimana jika anak mengalami gejala penyakit kawasaki?

Bawa anak Anda ke dokter jika telah mengalami demam tinggi selama lebih kurang 3 hari. Konsultasikan dengan dokter mengenai kondisi anak Anda, terutama jika mengalami demam bersamaan dengan beberapa gejala ini:

  • Kemerahan di kedua mata
  • Lidah yang sangat merah dan bengkak
  • Kemerahan telapak tangan atau sol
  • Kulit mengelupas
  • Ruam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Dengan penanganan dan pengobatan yang segera dilakukan, bisa meminimalisasi dampak yang lebih serius terhadap kesehatan anak.

Fakta seputar penyakit kawasaki

Mengutip Mayo Clinic, ada 3 fakta mengapa anak lebih berisiko terkena penyakit kawasaki, yaitu:

  • Usia
    Anak berusia di bawah lima tahun paling berisiko terkena penyakit kawasaki. Menurut sebuah kajian, yang dipublikasikan Science Direct, lebih dari 80% kasus kawasaki terjadi pada pasien di bawah usia lima tahun.
  • Jenis kelamin
    Anak laki-laki lebih rentan terkena penyakit kawasaki jika dibandingkan anak perempuan. National Centre for Biotechnology Information menyebutkan, dari sejumlah kajian, anak laki-laki lebih sering terkena penyakit kawasaki daripada anak perempuan. Rasionya, 1,5 berbanding 1.
  • Etnis atau suku
    Anak-anak dari kawasan Asia Pasifik seperti Jepang atau Korea lebih berisiko terhadap penyakit ini. Fakta ini diperoleh berdasarkan sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa angka kasus penyakit kawasaki di kedua wilayah ini cukup tinggi jika dibandingkan negara lain. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa penyakit kawasaki dominan terjadi di wilayah dengan musim dingin atau musim semi di daerah beriklim sedang.

Waspada komplikasi

Penyakit kawasaki bisa menyebabkan komplikasi dengan penyakit-penyakit lainnya, terutama jantung. Penyakit Kawasaki disebut sebagai penyebab utama penyakit jantung pada anak-anak. Namun, dengan perawatan yang efektif, hanya beberapa anak yang mengalami kerusakan permanen akibat penyakit kawasaki.

Komplikasi jantung meliputi:

  • Peradangan pembuluh darah, biasanya arteri koroner, yang memasok darah ke jantung
  • Peradangan otot jantung
  • Masalah katup jantung

Komplikasi ini dapat merusak jantung anak Anda. Peradangan arteri koroner dapat menyebabkan melemahnya dan menggembungnya dinding arteri (aneurisma). Aneurisma meningkatkan risiko pembekuan darah, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau menyebabkan perdarahan internal yang mengancam nyawa.

Baca juga: Asuransi Kesehatan Hospital Benefit vs Cash Plan, Pilih Mana Sebaiknya?

Penanganan Penyakit Kawasaki

Dengan rasa sakit yang dialami karena demam, pembengkakan, dan iritasi kulit, anak Anda mungkin akan mendapatkan obat untuk meringankan ini, termasuk aspirin. Selain itu, obat untuk mencegah pembekuan darah. Jangan berikan obat apa pun untuk anak Anda sebelum berkonsultasi dengan dokter.

Untuk mencegah risiko komplikasi, dokter biasanya akan meminta anak untuk menjalani perawatan di Indonesia.

Penyakit kawasaki di Indonesia

Mengutip Kompas.com (2020), kasus penyakit kawasaki di Indonesia pertama kali ditemukan pada 1996. Temuan ini berdasarkan penelitian Najib Advani, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Akan tetapi, Indonesia baru resmi mencatatkan pada peta penyakit kawasaki dunia sejak awal 2005.

Siapkan perlindungan untuk anak

Dengan semakin beragamnya ancaman kesehatan pada anak, sudah seharusnya Anda memberikan perlindungan kepadanya melalui asuransi kesehatan. Apalagi, jika keluarga Anda memiliki riwayat penyakit keturunan yang berpotensi menurun pula pada anak. Sebelum membeli produk asuransi sendiri untuk anak, pastikan bagaimana perusahaan tempat Anda memberikan jaminan bagi keluarga, termasuk anak. Jika tidak memadai, pertimbangkan faktor risiko kesehatan anak yang mungkin terjadi, kemudian pilih produk asuransi yang tepat untuknya.

Avrist Assurance memiliki produk asuransi kesehatan terbaru yaitu Avrist Simple Start.  Melalui Avrist Simple Start, pemegang polis mendapatkan proteksi kesehatan dengan harga premi yang sangat terjangkau per bulannya. Bagi mereka yang memilih Avrist Simple Start, ada garansi uang kembali jika tak ada pengajuan klaim dalam waktu 5 tahun.

Demi si buah hati, perkaya pengetahuan dan persiapkan yang terbaik!