Belajar dari “The World of The Married”, Wanita Perlu Mandiri secara Finansial

0
2114
wanita mandiri secara finansial

Halo sis! Sudah nonton episode terakhir “The World of The Married Couple”? Jika sudah, jangan lama-lama baper alias bawa perasaan, ya. Drama Korea (drakor) yang sedang mendunia itu memang sukses menyedot emosi banyak kaum hawa. Tetapi, selalu ada nilai positif mengenai mandiri secara finansial yang bisa Anda petik dari serial drakor tersebut, khususnya dalam hal perencanaan keuangan.

Kisah mengenai kehancuran keluarga dengan plot cinta segitiga memang bukan hal yang baru. Bencana ini bisa menimpa siapa saja, tidak hanya bagi rumah tangga Ji Sun-Woo dan Lee Tae-oh. Jika orang ketiga seperti Yeo Da-kyung hadir dalam rumah tangga, maka konsekuensi terburuk ialah, rumah tangga tersebut bisa berujung perpisahan. Umumnya, perceraian juga menimbulkan bencana finansial. Karena itu, sebagai wanita, jurus ampuh dalam mengantisipasi hal terburuk yang mungkin terjadi di masa depan ialah dengan menjadi mandiri secara finansial.

Agar Mandiri Secara Finansial, Wanita Perlu Mempersiapkan Biaya-biaya Berikut

Agar tak terjebak dalam situasi yang pelik seperti yang dialami oleh Ji-Sun Woo, seorang perempuan sudah seharusnya memiliki skenario untuk hidup mandiri. Dan untuk bisa menjalankan skenario itu, seorang wanita haruslah mampu mengelola keuangannya sendiri, terlepas dari status Anda, apakah sudah berkeluarga atau masih lajang. Berikut biaya-biaya yang perlu dipersiapkan kaum hawa agar dapat mandiri secara finansial.

1. Biaya kehamilan

Ketika seorang wanita hamil, maka biaya terdekat yang harus dipersiapkan oleh wanita ialah biaya kehamilan hingga kelahiran si buah hati. Biaya kehamilan dan persalinan ini perlu dipersiapkan sejak jauh-jauh hari karena kedua biaya tersebut bisa sangat tinggi nilainya. Jadi, cara paling mudah mempersiapkan biaya kehamilan dan persalinan ialah dengan menabung sejak Anda menikah dan berencana untuk punya anak. Anda bisa mempersiapkan hal ini dengan pasangan mulai dari mencari tahu biaya yang dibutuhkan dan besaran dana yang perlu ditabung setiap bulan. Biaya kehamilan yang perlu dipenuhi mencakup biaya kontrol ke dokter, vitamin, ultrasonography (USG), dan obat jika perlu. Sementara biaya persalinan mencakup biaya melahirkan normal atau operasi, biaya kebutuhan bayi, serta kesehatan bayi dan ibu jika terjadi komplikasi pada saat persalinan.

Baca juga: #AvGotYouatHome Menemani Anda Selama #DiRumahAja

2. Pajak

Menjadi wanita bekerja juga membuat Anda terikat pada kewajiban membayar pajak. Ketika Anda telah menikah dan punya anak, Anda pun semakin matang dalam segala hal, termasuk dalam hal perpajakan. Dalam titik ini, Anda memandang pajak bukan lagi sebagai suatu beban, melainkan suatu kewajiban yang memang harus Anda tunaikan sebagai warga negara yang baik. Bagi wajib pajak, pembayaran dan pelaporan pajak membantu Anda terhindar dari masalah di kemudian hari serta membantu Anda mengevaluasi kekayaan dan penghasilan secara rutin.

Karena itu, perencanaan pajak penting dilakukan oleh setiap kaum wanita yang telah menikah. Jika Anda menerima penghasilan dari satu pemberi kerja, maka umumnya pajak penghasilan Anda sudah dibayar oleh kantor sehingga Anda tidak perlu bayar kekurangan pajak ketika melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan. Tetapi jika Anda menerima penghasilan dari banyak pemberi kerja atau seorang pengusaha, maka biasanya Anda menyisihkan sendiri sebagian dari penghasilan Anda untuk pajak penghasilan. Selain itu, Anda juga perlu mengelola pajak dengan baik agar tagihan pajak yang perlu Anda bayar tidak mengganggu arus kas.

3. Biaya penyakit kritis

Penyakit kritis bisa menimpa siapa saja, tanpa mengenal jenis kelamin ataupun usia. Jadi, meskipun saat ini Anda masih berada di usia produktif, maka mengantisipasi risiko terkena penyakit kritis adalah suatu hal yang penting. Alasan utama mengapa wanita perlu mempersiapkan hal ini ialah karena biaya penyakit kritis sangat mahal. Bisa mencapai ratusan juta rupiah, atau bahkan miliaran rupiah. Anda tidak mau, kan, jerih payah yang Anda tabung bertahun-tahun lenyap karena penyakit kritis menimpa Anda atau keluarga? Salah satu cara mengantisipasi biaya penyakit kritis ini ialah dengan membeli asuransi penyakit kritis. Asuransi penyakit kritis ini umumnya bisa diperoleh sebagai produk utama atau sebagai asuransi tambahan pada asuransi jiwa.

Baca juga: Jangan Kasih Kendor, Begini Cara agar Tetap Berkembang saat Work from Home

4. Biaya terkait kendaraan

Kendaraan menjadi barang produktif yang bisa menunjang Anda mencari nafkah. Misalnya, kendaraan untuk Anda pakai ke kantor atau menghasilkan uang, seperti rental mobil atau motor. Karena kendaraan merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan perekonomian Anda, maka Anda perlu memikirkan dan menyiapkan biaya perawatan kendaraan. Jangan sampai Anda mengabaikan service kendaraan, karena itu bisa berakibat kendaraan menjadi rusak, dan berakibat biaya yang perlu Anda keluarkan lebih besar lagi.

Selain itu, cara lain menghemat biaya terkait kendaraan ialah dengan bijak memakai kendaraan. Hati-hatilah berkendara untuk mencegah kecelakaan dan biaya ke bengkel. Jika bepergian dengan kendaraan umum lebih murah, Anda bisa memilih opsi tersebut untuk menghemat biaya transportasi.

5. Biaya perawatan kecantikan

Kecantikan adalah salah satu penunjang kesuksesan wanita. Setuju, dong? Jika Anda tampil menarik, bukan hanya orang lain yang menikmatinya, tetapi juga Anda. Sebab, tampil menarik bisa membuat Anda semangat bekerja dan beraktivitas sehari-hari. Jadi, biaya selanjutnya yang perlu dipersiapkan wanita ialah biaya perawatan kecantikan. Yang termasuk biaya ini misalnya belanja skin care, perawatan ke dokter kulit atau ke salon, make up, biaya langganan fitness, dan lain sebagainya.

Meski Anda mengalokasikan bujet khusus setiap bulan untuk perawatan kecantikan, tetapi tetapkan anggaran maksimal, misalnya 10% dari gaji. Hal ini agar penghasilan Anda tidak terkuras berlebihan di pos tersebut.

Baca juga: Agar Tidak Kesepian, Ini Cara Bersosialisasi Meski #diRumahAja

6. Back-up plan

Yang juga perlu dipersiapkan oleh setiap kaum hawa ialah sumber dana yang bisa dipakai saat kondisi buruk terjadi, seperti kehilangan pekerjaan atau terjadi perceraian dalam rumah tangga. Ya, kehilangan pekerjaan merupakan risiko yang sangat riil dan bisa menimpa siapa saja.

Apalagi, pandemi korona yang melanda dunia sejak awal tahun ini turut membuat roda perekonomian terganggu. Saat ini, beberapa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan melakukan berbagai kegiatan penghematan, termasuk mengurangi jumlah pekerja, pengurangan gaji karyawan, atau melakukan perumahan karyawan.

Ada dua back-up plan yang bisa Anda usahakan agar Anda tetap dapat menyambung hidup jika kondisi buruk datang. Pertama, menyiapkan dana darurat untuk menutup pengeluaran yang tidak bisa dihindari. Nah, apa itu pengeluaran yang tidak bisa dihindari? Pengeluaran yang masuk kategori ini misalnya cicilan utang, terutama kredit kepemilikan rumah; biaya-biaya utilitas; termasuk juga uang sekolah untuk anak; dan biaya hidup sehari-hari.

Semakin besar dana yang bisa dialokasikan, tentu semakin baik. Namun, rule of thumb yang biasa digunakan oleh perencana keuangan untuk dana darurat bagi kaum lajang ialah tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan. Sementara bagi orang yang sudah menikah, sebaiknya siapkan dana darurat enam hingga sembilan kali pengeluaran bulanan.

Kedua, menyiapkan sumber pemasukan lain yang dapat memberikan pemasukan ketika Anda kehilangan pekerjaan utama. Ini bisa dengan bisnis, misalnya jualan online dan jasa titip, atau mengelola aset yang bisa mendatangkan penghasilan pasif, seperti usaha kontrakan atau kos-kosan.

7. Pengeluaran yang muncul akibat perceraian

Seperti kehilangan pekerjaan, perceraian merupakan risiko yang tentu tidak diinginkan oleh siapapun. Namun risiko perceraian dihadapi oleh setiap pasangan. Bencana yang menanti jika terjadi perceraian ialah bencana keuangan. Rumah yang tadinya dihuni oleh pasangan, sekarang hanya bisa dihuni oleh salah satu pasangan, sementara pasangan lainnya harus mengontrak atau membeli rumah baru. Aset yang ada harus dibagi dua. Demikian juga biaya hidup sehari-hari yang semula bisa ditanggung dua orang, namun setelah bercerai, harus ditanggung oleh satu orang.

Maka tak berlebihan jika perceraian yang disertai dengan bencana ekonomi diibaratkan seperti peribahasa “sudah jatuh, tertimpa tangga pula”. Anda tidak mau hal ini terjadi pada diri Anda, bukan? Maka, pastikan pula Anda memegang dana yang bisa menutup pengeluaran yang muncul akibat perceraian.

Perhitungannya kurang lebih sama seperti menyiapkan dana untuk menutup pengeluaran di masa kehilangan pekerjaan. Paling tidak, Anda harus memiliki cukup dana untuk pindah tempat tinggal dan menyokong anak-anak.

Semoga dengan ulasan di atas, Anda dapat lebih mandiri secara finansial. Dan yang terpenting, rumah tangga Anda bisa langgeng dan dijauhkan dari bencana. Tetap sehat dan produktif selama di rumah ya. Agar aktivitas Anda #DiRumahAja tidak membosankan, yuk simak konten-konten #AvGotYouatHome di Instagram Avrist Assurance.

Baca artikel #AvGotYouatHome lainnya di sini