8 Tips Melunasi Kredit Saat Ekonomi Melemah Akibat Pandemi

0
2484
Tips Melunasi Kredit Saat Ekonomi Melemah Akibat Pandemi

Dampak pandemi terhadap kehidupan ekonomi belum juga mereda. Kementerian Tenaga Kerja mencatat, hingga Mei 2020 lalu, ada sekitar 1 juta orang yang dirumahkan dan lebih dari 380.000 orang pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Ini belum termasuk karyawan yang mengalami pemotongan gaji, dirumahkan (cuti tanpa digaji), dan sebagainya. Sekelumit masalah ini membuat banyak orang kesulitan menyicil kredit. Bagaimana tips melunasi kredit saat ekonomi melemah akibat pandemi?

Ini bisa terjadi karena pendapatan seseorang menurun atau hilang sama sekali, namun tagihan kredit terus berjalan. Sehingga, debt service ratio atau perbandingan antara utang dengan penghasilan yang dimiliki sesorang melewati batas sehat, yakni 35%. Apakah Anda mengalami polemik serupa? Jika ya, ada beberapa strategi yang bisa Anda lakukan untuk melunasi kredit saat ekonomi melemah akibat pandemi.

Tips Melunasi Kredit di Masa Pandemi

1. Restrukturisasi kredit

Bagi Anda yang menerima pinjaman dari perbankan atau multifinance, cara pertama untuk memperbaiki kemampuan melunasi kredit ialah mengajukan permohonan restrukturisasi. Asal tahu saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengizinkan industri perbankan juga multifinance untuk melakukan restrukturisasi kredit atau pinjaman dari nasabah yang terdampak COVID-19.

Untuk bisa merestrukturisasi utang, ada beberapa syarat yang perlu Anda penuhi. Salah satunya, nasabah harus memiliki status kredit lancar sebelum mengajukan permohonan restrukturisasi. Restrukturisasi ini diberikan dalam bentuk memperpanjang tenor pembayaran atau menunda jatuh tempo pembayaran bunga, dan bukan pemotongan nilai pokok utang.

Baca juga: Lifeguide for 30’s by Avrist Assurance: Pedoman Finansial untuk Usia 30-an

2. Tidak menambah utang modal kerja

Bagi Anda yang memiliki bisnis, menggunakan pinjaman untuk modal kerja memang sah-sah saja. Namun di saat pandemi, akan lebih bijak jika Anda tidak memperbesar nilai pinjaman untuk modal kerja. Bila perlu, Anda sebaiknya mengurangi porsi pendanaan modal kerja dari pinjaman.

Alasannya, iklim bisnis di masa pandemi sulit untuk diprediksi. Di saat penyebaran virus corona belum mereda, siapa yang bisa menebak penurunan atau peningkatan jumlah kasus COVID-19? Lalu, jika terjadi peningkatan kasus, siapa yang bisa menebak kebijakan apa yang akan diambil pemerintah ke depan dan bagaimana dampaknya terhadap bisnis? Atau yang lebih penting lagi, siapa yang tahu seperti apa perilaku konsumen di masa pandemi? Jadi, lebih baik Anda berusaha menjalankan bisnis dengan kas internal yang Anda miliki saat ini.

3. Melakukan negosiasi ulang berbagai biaya tetap

Untuk memperbaiki kemampuan melunasi kredit, Anda bisa juga mengutak-atik pos pengeluaran rutin Anda. Dari berbagai biaya tetap tersebut, cari tahu apa saja biaya yang nilainya bisa Anda negosiasikan, seperti biaya kontrakan, biaya sewa toko, SPP sekolah anak, uang les, dan sebagainya. Jika berhasil menawar ulang biaya tetap, Anda akan memangkas nilai pengeluaran. Ini berarti, Anda bisa menambah alokasi dana untuk keperluan lain yang lebih mendesak seperti dana darurat.

4. Mencari sumber pendanaan alternatif

Jika Anda memiliki kebutuhan yang tak bisa ditawar lagi di masa pandemi ini, cobalah untuk mencari sumber pendanaan alternatif. Yang dimaksud alternatif di sini adalah pendanaan yang tidak memiliki biaya tinggi. Untuk Anda yang berstatus karyawan, contoh sumber pendanaan dengan biaya rendah yang bisa Anda pilih adalah pinjaman dari kantor. Atau, jika Anda merupakan anggota dari sebuah koperasi simpan pinjam, Anda bisa juga memanfaatkan pinjaman koperasi.

Baca juga: Money Story: Bisa Beli Rumah Pertama di Usia Kepala Dua, Begini Strateginya

5. Menggunakan dana darurat untuk menutup kredit

Jika kemampuan melunasi kredit Anda merosot seiring dengan penurunan pendapatan, maka cara paling jitu untuk memperbaikinya adalah memangkas utang. Cobalah telusuri utang apa saja yang bisa Anda tutup dengan memanfaatkan sumber dana yang tersedia. Salah satu sumber dana yang bisa Anda gunakan untuk menutup utang di masa pandemi adalah dana darurat.

6. Menunda kebutuhan yang bukan prioritas

Untuk menghadapi ancaman penurunan pendapatan, berhemat merupakan kata kunci yang tidak boleh dilupakan. Nah, ada berbagai bentuk penghematan yang bisa dilakukan. Selain menegosiasikan ulang biaya tetap seperti yang telah dituturkan di atas, Anda bisa juga berhemat dengan menunda kebutuhan yang tidak masuk dalam daftar prioritas.

Di masa physical distancing seperti sekarang ini, di mana Anda dan keluarga lebih banyak beraktivitas di rumah, maka kebutuhan internet dan gadget lebih mendesak ketimbang kebutuhan baju baru. Dengan menunda pengeluaran yang tidak perlu, maka Anda bisa mengalokasikan pendapatan untuk kebutuhan lain yang lebih penting.

7. Menjual aset

Selain mencari sumber dana yang biayanya rendah, Anda bisa juga menjual aset untuk memulihkan kembali kemampuan melunasi utang di saat pendapatan merosot. Ya, tidak perlu gengsi untuk mengambil langkah ini. Coba telisik daftar aset yang Anda miliki saat ini. PIlihlah aset yang mudah terjual dalam harga yang menguntungkan, misalnya gadget yang nilainya di atas Rp10 juta, emas, produk fashion bermerek, barang antik, koleksi jam tangan, koleksi barang hobi, dan sebagainya.

8. Pertahankan polis asuransi

Di masa pandemi, saat arus masuk uang seret, penghematan memang langkah yang tidak terelakkan. Namun yang perlu diingat, jangan sampai Anda asal memotong biaya. Cermati baik-baik manfaat yang bisa Anda petik dari setiap biaya. Salah satu pos pengeluaran yang seharusnya Anda pertahankan adalah pembayaran premi asuransi. Alasannya, Anda tidak pernah tahu kapan risiko akan datang. Apalagi, di masa sekarang ini, kemungkinan risiko jatuh sakit justru meningkat. Alasan selanjutnya, uang pertanggungan (UP) asuransi jiwa akan menyelamatkan keluarga Anda dari lilitan utang jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Anda, seperti kecelakaan atau tutup usia.

Baca juga: Bagaimana Memulai Bisnis di Tengah Pandemi dengan Modal Minim

Maka, untuk mempertahankan polis asuransi, ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan. Pertama, jika asuransi Anda merupakan asuransi unit link, Anda bisa memanfaatkan fasilitas cuti premi. Dengan fasilitas tersebut, Anda bisa membayar premi dari nilai tunai investasi, bukan dari uang tunai. Kedua, jika asuransi Anda adalah asuransi tradisional, maka bicarakan pada agen asuransi Anda untuk mengubah periode pembayaran dari bulanan menjadi kuartalan, semesteran, atau tahunan. Ketiga, minta pula untuk mengubah metode pembayaran premi dari otodebit menjadi setor tunai untuk memberikan Anda keleluasaan memenuhi biaya yang lebih mendesak lebih dulu. Keempat, jika memungkinkan, Anda juga bisa diskusi dengan agen asuransi untuk melakukan downgrade premi, manfaat, dan UP untuk sementara waktu. Namun, ketika finansial Anda sudah pulih, jangan lupa melakukan penyesuaian proteksi kembali sesuai kebutuhan Anda sekeluarga.

Apakah Anda masih mencari proteksi yang bisa memberikan perlindungan terhadap risiko pandemi? Jika ya, maka tak ada salahnya untuk mempertimbangkan Avrist Simple Start, asuransi kesehatan tradisional dari Avrist Assurance. Dengan premi terjangkau mulai dari Rp198.000, Anda bisa memperoleh berbagai manfaat, seperti manfaat rawat inap, manfaat rawat jalan, manfaat pembedahan, manfaat biaya medis, manfaat bonus tanpa klaim, manfaat perlindungan penyakit khusus wanita atau pria, manfaat asuransi jiwa, serta manfaat penyakit demam berdarah.

Dengan menyimak tips melunasi kredit saat ekonomi melemah akibat pandemi di atas, semoga cicilan kredit Anda lancar, dan keuangan Anda sehat. Untuk urusan proteksi, percayakan pada Avrist Simple Start dari Avrist Assurance yang senantiasa #AvGotYouAtHome.