Tips Terbuka Soal Keuangan Pada Pasangan Agar Tetap Harmonis

0
11590
Terbuka Soal Keuangan Pada Pasangan

Setiap pasangan idealnya selalu terbuka dalam segala hal, termasuk terbuka soal keuangan pada pasangan. Tapi, banyak pula pasangan yang tidak transparan kalau menyangkut soal duit. Misalnya, ada saja pasangan yang tidak tahu persis penghasilan suami atau istri. Atau contoh lain, ada juga pasangan yang belanja suatu barang mahal atau memberi sedekah dalam jumlah besar tanpa sepengetahuan suami atau istrinya.

Tidak terbuka soal keuangan pada pasangan ini sering menimbulkan masalah di dalam rumah tangga. Masalah yang timbul misalnya, timbul sikap perhitungan terhadap suami atau istri sendiri. Atau, yang paling gawat, sampai berujung keributan antara suami-istri, atau keluarga besar.

Manfaat Terbuka Soal Keuangan Pada Pasangan

Jika Anda termasuk pasangan yang kurang transparan dalam hal keuangan, tak ada salahnya mulai mengubah hal ini. Selain membantu pikiran agar lebih tenang, keterbukaan soal finansial juga akan memupuk keharmonisan rumah tangga. Beberapa manfaat yang bisa Anda petik jika terbuka soal pos keuangan, antara lain:

  • Mengurangi kecurigaan
  • Mengurangi sikap perhitungan
  • Memupuk rasa menghargai antar pasangan
  • Memudahkan pasangan mencairkan investasi, tabungan dan asuransi jika suami atau istri sakit atau wafat

BACA JUGA: Gaji Bulanan Tak Bersisa, Perlukah Bantuan Perencana Keuangan?

Terbuka Soal Keuangan pada Pasangan, Mulai dari mana?

Jika Anda menginginkan keterbukaan soal finansial dalam rumah tangga, maka pertanyaan selanjutnya ialah, mulai dari mana. Beberapa contoh kasus di bawah ini mungkin bisa membantu Anda.

1. Diskusikan soal keuangan berdua dengan pasangan

Pertama-tama, Anda bisa mengambil waktu yang santai untuk berdiskusi soal keuangan. Utarakan bahwa Anda ingin adanya keterbukaan soal keuangan di antara Anda dan pasangan. Setelah sepakat untuk saling terbuka pada pasangan, barulah saatnya Anda dan pasangan sama-sama menyusun rencana keuangan yang hendak dicapai secara bertahap, mulai dari jangka pendek seperti setahun atau dua tahun ke depan; kemudian jangka menengah, yaitu tiga hingga lima tahun ke depan; hingga jangka panjang, yaitu lebih dari lima tahun ke depan. Kemudian, rencanakan jumlah dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keuangan tersebut dan bagaimana cara mencapainya.

2. Temukan solusi atas masalah keuangan

Manfaatkan pula momen diskusi bersama untuk mengungkapkan hal-hal yang selama ini mengganjal dan menimbulkan pertikaian di antara Anda dan pasangan. Kemudian, coba temukan solusi agar masalah tersebut bisa diperbaiki.

Misalnya, Anda bisa mengutarakan keberatan Anda ketika pasangan suka memberi bantuan pada sanak saudara dalam jumlah besar tanpa persetujuan Anda. Ambil contoh kisah Ranti yang keberatan ketika mengetahui bahwa suaminya, Dito, baru saja mentransfer uang Rp6 juta untuk biaya berlibur orangtua Dito. Padahal, Dito bukan anak satu-satunya. Seharusnya biaya berlibur orangtuanya bisa ditanggung bersama dengan saudara Dito yang lain. Sementara Dito memberikan uang itu dengan pertimbangan orangtuanya sudah tidak punya penghasilan. Lalu, sebagai anak tertua, Dito merasa paling bertanggung jawab atas keperluan orangtuanya.

Sebetulnya, Ranti dan Dito sama-sama punya alasan kuat. Namun, jika hal itu menimbulkan pertikaian dalam rumah tangga, maka artinya mereka harus mencari jalan keluar. Misalnya, coba berdiskusi atau minta persetujuan pasangan sebelum memberi uang pada sanak saudara. Bisa juga dengan menetapkan budget khusus untuk orangtua atau dana kebaikan, maksimal 10% dari penghasilan per bulan.

Baca juga: Simak 7 Tips Memilih Financial Planner Berikut Ini

3. Terbukalah soal pos-pos keuangan pribadi

Tak sedikit pula suami atau istri yang tidak mengetahui pos-pos keuangan pribadi pasangannya, seperti gaji, penghasilan tambahan, investasi, tabungan, asuransi, dana darurat, pengeluaran untuk belanja, dan sebagainya. Andita misalnya, tidak pernah tahu berapa penghasilan Gamma, suaminya. Selama ini, Gamma selalu memberikan Andita jatah biaya bulanan, tetapi keberatan untuk memberi tahu penghasilan, bonus, kenaikan gaji tahunan, dan sebagainya. Sebaliknya, Gamma juga tidak pernah tahu uang yang dikeluarkan Andita untuk beli skin care setiap bulan atau barang-barang branded, seperti tas, sepatu, dan baju-baju.

Jika Anda dan pasangan berada dalam situasi semacam ini, ada baiknya untuk menemuan kata sepakat untuk saling terbuka. Mulai dari utarakan berapa gaji, penghasilan tambahan, bonus, THR, investasi, tabungan, asuransi, dana darurat, pengeluaran belanja, dan sebagainya. Setelah itu, buatlah catatan yang memuat nomor-nomor rekening tabungan, investasi, dan asuransi; nomor rekening kartu kredit; kontak yang bisa dihubungi di perusahaan-perusahaan investasi, tabungan, dan asuransi tersebut jika kondisi darurat terjadi; kemudian jika perlu, boleh juga mencatat password dan PIN code dari masing-masing rekening.

Sementara agar terbuka soal pengeluaran belanja, Anda berdua bisa menyepakati pengeluaran belanja untuk keperluan hobi dan hal tersier tidak lebih dari 10% dari penghasilan per bulan. Atau solusi lain, minta persetujuan pasangan jika hendak belanja keperluan tersier lebih dari Rp500.000 atau Rp1 juta. Tentu saja nilai ini bisa disesuaikan dengan batas toleransi Anda dan pasangan.

4. Periksa utang masing-masing

cek keuangan pasangan

Hal selanjutnya yang sering bikin hubungan rumah tangga retak adalah tumpukan utang.

Bagas dan Maya misalnya, tidak merasa nyaman tinggal di rumah karena mereka sering didatangi debt collector. Untuk mengatasi hal ini, segeralah terbuka soal utang masing-masing, baik utang besar seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB, kredit usaha, maupun utang berbiaya tinggi seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) dan utang kartu kredit. Lalu, lakukan evaluasi apakah jumlah utang tersebut masih termasuk dalam rasio utang yang sehat, yakni 30% dari penghasilan. Jika lebih dari itu, diskusikan utang apa yang hendak ditutup. Untuk menutup utang, Anda dan pasangan bisa berdiskusi untuk menjual atau mencairkan aset.

Baca juga: Awas Tertipu, Kenali 5 Ciri-Ciri Investasi Bodong Lebih Jeli

5. Membuka rekening bersama

rekening bersama pasangan

Diskusikan pula apakah ingin membuka rekening bersama untuk memudahkan money tracking.

Membuka rekening bersama adalah hal yang paling mudah untuk memulai transparansi dalam hal keuangan dalam rumah tangga. Setelah itu, terbitkan dua kartu ATM untuk memudahkan transaksi masing-masing. Di akhir bulan, Anda tinggal lihat rekening koran di mobile banking. Memang, membuka rekening bersama menimbulkan biaya tambahan, misalnya biaya transfer dari rekening payroll ke rekening bersama, lalu biaya administrasi yang lebih besar untuk joint account. Tetapi, demi keharmonisan hubungan suami-istri dan kemudahan money tracking, biaya tersebut seharusnya tidak menjadi masalah.

Punya hubungan yang harmonis adalah impian setiap pasangan suami-istri. Yuk, mulai dari terbuka soal keuangan pada pasangan sebagai langkah awalnya.