Rajin Olahraga, Mengapa Anak Muda Bisa Terkena Serangan Jantung?

0
2355
penyebab serangan jantung pada anak muda

Awal Februari 2020, dunia hiburan Tanah Air dikagetkan dengan berita wafatnya aktor Ashraf Daniel bin Mohammed Sinclair, suami penyanyi Bunga Citra Lestari. Betapa tidak, selain masih berusia muda, yakni 40 tahun, pria berkebangsaan Malaysia tersebut dikenal menjalani pola hidup sehat dan rajin berolahraga. Pihak keluarga mengatakan, kepergian Ashraf disebabkan oleh serangan jantung.

Sehari sebelum tutup usia, Ashraf diketahui kelelahan sehabis pulang dari luar negeri. Dengan kondisi yang kurang tidur, keesokan harinya ia tetap melakukan crossfit, olahraga berat yang menggabungkan berbagai gerakan aerobik dan anaerobik. Kepergian Ashraf ini membuat publik bertanya-tanya, mengapa seseorang yang relatif masih muda dan hidup sehat, bisa terkena serangan jantung?

Baca juga: Asuransi Kesehatan Hospital Benefit vs Cash Plan, Pilih Mana Sebaiknya?

Penyebab Serangan Jantung Pada Anak Muda

Serangan jantung merupakan salah satu dari beberapa penyakit jantung. Beberapa jurnal kedokteran menyebutkan, serangan jantung sebetulnya lebih rentan terjadi pada orang tua. Beberapa dekade sebelumnya, serangan jantung umumnya menyerang pria berusia lebih dari 50 tahun dan wanita berusia lebih dari 65 tahun. Namun saat ini, serangan jantung yang menyerang orang berusia 20-an, 30-an, dan 40-an, semakin bertambah.

Live Science, Maret 2019, mencatat, efek dari serangan jantung yang terjadi pada usia dewasa muda dalam rentang usia 20-40 tahunan ini sama buruknya dengan serangan jantung yang terjadi pada usia 50 tahunan ke atas, yakni bisa berujung pada kematian. Beberapa artikel kesehatan menyebutkan ada beberapa penyebab mengapa seorang dewasa muda bisa terkena serangan jantung.

1. Diabetes tipe 2

Menurut Live Science, salah satu penyebab orang dewasa muda terkena serangan jantung ialah diabetes tipe 2. Penyakit kencing manis ini umumnya disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat seperti banyak mengonsumsi makanan yang diproses, makan makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi sehingga menyebabkan kolesterol tinggi, kelebihan berat badan atau obesitas, dan kurang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik.

2. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi di mana tekanan darah di pembuluh darah, jantung, otak, ginjal, mata, dan organ tubuh lainnya di atas batas normal. Jika kondisi ini tidak diatasi, akan menyebabkan penyakit yang serius, termasuk serangan jantung.

3. Merokok

Perokok aktif dan pasif punya risiko lebih besar terkena serangan jantung. Karena, kandungan racun dalam rokok dapat merusak lapisan arteri, menjadi penyebab penumpukan lemak dan plak yang menghalangi aliran darah di sepanjang arteri, serta menebalkan dinding arteri. Sehingga, pasokan oksigen dan nutrisi ke jantung terhalangi, dan ini meningkatkan risiko penyebab serangan jantung.

4. Riwayat keluarga

Penyebab serangan jantung di usia yang relatif muda juga disebabkan oleh riwayat serupa di keluarga. Jika dalam keluarga ada yang mengalami serangan jantung di usia muda, maka itu akan memperbesar risiko keturunannya untuk menghadapi risiko sama. Jika memang ada riwayat serangan jantung di usia muda dalam keluarga, Anda sebaiknya mengkonsultasikan hal ini pada dokter jantung untuk mencari pencegahan yang tepat.

5. Penyalahgunaan narkoba, termasuk ganja dan kokain

Beberapa orang dewasa muda yang mengalami serangan jantung diketahui juga menyalahgunakan nartotik dan obat-obatan psikotropika.

6. Penyakit autoimun

Mengutip HaloDoc, Januari 2020, salah satu penyebab penyakit jantung di usia muda ialah penyakit autoimun, contohnya Kawasaki yang dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, termasuk pada jantung. Peradangan ini kemudian bisa menyebabkan gangguan otot jantung dalam memompa darah, yang berakibat gagal jantung.

Agar terhindar dari serangan jantung di usia muda, Anda bisa melakukan beberapa upaya pencegahan. Upaya ini antara lain dengan cara menjaga pola makan dan gizi seimbang, menghindari rokok, menghindari stres dengan menjalani hidup yang positif, rutin berolahraga atau melakukan gerakan fisik, serta mengawasi tekanan darah tinggi.

Baca juga: Terbantu dengan Teknologi, Nick Yudha Melindungi Diri dengan Asuransi Online

Kenali sindrom brugada, penyakit jantung yang disebabkan gangguan irama jantung

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, serangan jantung merupakan salah satu dari beberapa penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah. Selain serangan jantung, penyakit jantung lainnya yang disinyalir menjadi penyebab wafatnya Ashraf Sinclair ialah sindrom brudaga, yakni penyakit jantung yang disebabkan oleh irama jantung yang tidak teratur, atau disebut juga aritmia. Vito Anggarino Damay, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dalam wawancaranya di sebuah acara stasiun televisi Februari 2020 lalu menyebutkan, sindrom brugada merupakan penyebab kematian penyakit jantung yang paling umum menyerang orang muda.

HelloSehat, September 2017 menyebutkan, setiap denyut jantung dipicu oleh arus listrik yang dihasilkan oleh sel di ruang atas kanan jantung. Di bilik ini, terdapat saluran khusus yang bertugas mengantarkan aliran listrik, sehingga jantung bisa berdetak secara teratur. Pada pasien sindrom brugada, ada kerusakan pada saluran yang mengantarkan aliran listrik tersebut. Sehingga, jantung akan berdetak tidak beraturan dan tidak dapat memompa darah secara efektif.

Jika aritmia ini berlangsung sesaat, maka orang dengan sindrom brugada akan pingsan saja. Namun, jika aritmia ini berlangsung lama, maka pasien akan mengalami jantung berhenti mendadak yang berujung pada kematian. Pasien sindrom bruguda yang wafat biasanya berusia relatif muda, antara 30 tahun hingga 40 tahun, dan mereka wafat ketika sedang tidur.

Siapakah yang berisiko terkena sindrom brugada?

1. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan sindrom brugada berpotensi memiliki sindrom serupa. Jika anggota keluarga Anda diketahui memiliki sindrom brugada, maka sebaiknya Anda melakukan screening genetic untuk mengetahui kemungkinan Anda juga mengalami sindrom serupa.

2. Jenis kelamin laki-laki dewasa cenderung lebih berisiko terkena sindrom brugada ketimbang wanita.

3. Ras Asia berisiko terkena sindrom brugada lebih besar ketimbang ras lainnya.

4. Orang yang sering demam berisiko terkena sindrom brugada lebih besar. Sebab, demam dapat menyebabkan iritasi pada jantung dan merangsang serangan jantung yang dipicu oleh sindrom brugada, terutama pada anak-anak.

Untuk dapat mengetahui apakah Anda memiliki sindrom brugada atau tidak, Anda dapat melakukan pengecekan dengan elektrokardiogram (EKG) dan elektrofisioterapi (EP). Selain itu, ada gejala-gejala yang berkaitan dengan sindrom brugada, seperti pingsan, detak jantung tidak beraturan, sangat cepat, dan kacau. Sindrom brugada dapat diatasi dengan terapi obat dan pemasangan implantable cardioverter-defibriallator (ICD).

Baca juga: Langkah Hidup Sehat ala Penyiar Prambors Narendra Pawaka

Sebagai langkah proteksi, Anda juga bisa melindungi diri dengan asuransi kesehatan Avrist Sehati dari Avrist Assurance. Dengan Avrist Sehati, Anda bisa memperoleh perlindungan kesehatan dengan premi terjangkau, tak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Anda juga bisa memilih tiga manfaat menarik, yakni manfaat rawat inap, manfaat santunan kematian, dan manfaat rawat jalan. Manfaat ini tersedia dalam fasilitas non tunai maupun reimbursement. Mudah dan menarik, bukan? Selamat menimbang.