Sebelum Membeli, Kenali Biaya Beli Rumah yang Perlu Anda Siapkan

0
2127
Sebelum Membeli, Kenali Biaya Beli Rumah yang Perlu Anda Siapkan

Seseorang yang sudah beranjak dewasa, mandiri secara finansial, pasti terbersit ingin memiliki rumah sendiri. Apalagi, jika sudah menikah dan memiliki anak. Namun, memenuhi kebutuhan papan ini membutuhkan komitmen yang tidak mudah. Mereka yang ingin memiliki rumah sendiri tidak hanya harus menyiapkan anggaran untuk membeli rumah, baik secara tunai ataupun cicilan, tetapi juga untuk memenuhi biaya-biaya kepemilikan rumah yang lain. Apa saja biaya beli rumah yang harus kita siapkan sebagai pemilik rumah?

Kenali Biaya Beli Rumah yang Perlu Anda Siapkan

1. Biaya perawatan

Seiring dengan berjalannya waktu, setiap benda pasti akan mengalami keusangan atau kerusakan. Hal yang sama berlaku juga untuk rumah. Kapan kita harus menyiapkan dana untuk perbaikan rumah? Waktu pastinya tentu bergantung pada seberapa “pintar” Anda merawat properti Anda. Jika Anda termasuk orang yang telaten dan mau meluangkan waktu untuk merawat rumah, mungkin kebutuhan perawatan baru datang setelah lima tahunan.

Waktu untuk perawatan rumah juga ditentukan selera dan budget Anda. Apabila Anda termasuk orang yang gemar menambah atau mengubah ini-itu, saat perawatan rumah bisa datang dalam waktu satu-dua tahun sekali. Tentu saja besar biaya perawatan tergantung seberapa besar dana yang Anda alokasikan.

Baca juga: 5 Inspirasi Sumber Penghasilan Baru yang Masih Jarang Dilirik Orang

2. Renovasi

Kebanyakan orang merenovasi rumah Ketika ada bagian rumah yang rusak dan perlu diperbaiki. Mengingat hal ini bisa terjadi tanpa diduga, maka tidak ada salahnya setiap pemilik rumah menyiapkan anggaran untuk memperbaiki propertinya. Jadi pada saat kebutuhan itu muncul, dana perbaikan sudah tersedia.

Renovasi yang dimaksud di sini bisa berskala ringan, seperti memperbaiki genting yang bocor, atau renovasi berskala besar yang tidak terantisipasi sebelumnya. Renovasi besar bisa muncul karena properti mengalami musibah, seperti kebakaran atau, yang sering terjadi di sini, kebanjiran. Menutup kebutuhan dana untuk renovasi jenis ini memang tidak mudah. Selain nilainya yang besar, waktunya pun tidak pasti.

Cara paling mudah untuk menyiapkan dana renovasi besar ini adalah memanfaatkan produk asuransi. Ada banyak produk asuransi kerugian yang memberikan pertanggungan atas berbagai risiko yang bisa menimpa properti kita. Jika dibandingkan dengan manfaat finansial yang diberikannya, biaya premi asuransi kerugian properti jelas terjangkau oleh kebanyakan orang. Nilai premi per tahun berkisar satu per seribu dari harga properti yang ditanggungnya.

Lalu hal lain yang perlu Anda perhatikan agar biaya renovasi terkendali, pilihlah kontraktor atau tukang yang kompeten dalam merenovasi rumah. Jangan lupa untuk menetapkan anggaran terlebih dahulu bersama orang yang Anda pilih untuk melakukan pekerjaan. Ini penting agar skala pekerjaan perawatan rumah tidak melebar kemana-mana, yang berujung ke membengkaknya biaya.

3. Biaya pengelolaan lingkungan

Sebagai pemilik rumah, Anda tentu harus siap membayar berbagai iuran. Ambil contoh biaya pengangkutan sampah, perawatan lingkungan, dan biaya keamanan. Jika Anda tinggal di kompleks perumahan yang baru dibangun, biaya-biaya semacam ini biasanya disebut iuran pengelolaan lingkungan (IPL). Dan, yang menjadi pemungut serta pengelola IPL adalah pengembang.

Situasi yang sama akan Anda hadapi jika Anda memiliki apartemen yang terbilang baru. Iuran-iuran seperti kebersihan, keamanan dan pengelolaan fasilitas publik akan dikelola oleh perusahaan pengembang apartemen.

Namun jika Anda tinggal di kawasan perumahan atau apartemen lawas, berbagai biaya pengelolaan lingkungan biasanya dikelola oleh perkumpulan warga atau pihak ketiga yang ditunjuk warga. Perkumpulan warga yang dimaksud di sini adalah RT untuk perumahan, atau perkumpulan penghuni untuk apartemen.

Besar biaya semacam ini sangat bervariasi. Untuk perumahan atau apartemen yang masih baru, nilai iuran pengelolaan lingkungan, lazimnya ditentukan secara sepihak oleh pengembang. Sedangkan untuk kawasan hunian lama, yang iurannya dikelola oleh perkumpulan warga, besarnya ditentukan oleh kesepakatan di antara warga.

Baca juga: Money Stories: Bagaimana Freelancer Bertahan dari Krisis karena Pandemi

4. Biaya utilitas

Untuk menjadi tempat yang layak dan nyaman dihuni, sebuah rumah haruslah memiliki fasilitas standar, seperti listrik dan air bersih. Di masa kini, koneksi internet bisa ditambahkan sebagai utilitas yang perlu tersedia dalam sebuah rumah.

Agar rumah Anda bisa menjadi hunian yang layak dan nyaman, Anda sebagai pemilik rumah harus mengalokasikan uang untuk berbagai biaya utilitas. Untuk listrik dan air bersih, besarnya biaya tentu bergantung pada sedikit banyaknya pemakaian. Sementara untuk internet, besarnya biaya bergantung pada jenis layanan yang Anda pilih.

Itu artinya, untuk mengelola biaya utilitas, Anda harus mengelola pemakaian utilitas tersebut. Artinya, jika Anda ingin biaya listrik tidak melonjak terus menerus, ya jangan menggunakan terlalu banyak peralatan yang membutuhkan daya listrik besar.

5. Bunga bank

Kebanyakan orang memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) saat membeli rumah untuk pertama kalinya. Dan seperti fasilitas pinjaman lain, KPR dikenakan biaya bunga yang besarnya bisa naik turun mengikuti tren suku bunga.

Karena itu, pemilik rumah yang memanfaatkan pinjaman harus bersiap-siap mengantisipasi kenaikan biaya bunga KPR. Dalam buku teks ilmu ekonomi, kenaikan bunga pinjaman akan terjadi di saat inflasi.

Untuk mengerem kenaikan harga-harga, otoritas moneter lazimnya akan mengerek naik bunga acuan. Kenaikan bunga acuan, yang di Indonesia adalah BI 7-day reverse repo rate, akan diikuti oleh kenaikan bunga simpanan, dan tentu bunga pinjaman.

Langkah paling ideal untuk mengantisipasi risiko kenaikan bunga ini bisa dilakukan sebelum meneken akad kredit. Pastikan, alokasi dana untuk pelunasan berbagai utang masih lebih besar dari seluruh kebutuhan pelunasan cicilan utang, termasuk bunga KPR.

Jika tidak sempat mengantisipasi risiko kenaikan bunga di saat mengambil utang, Anda tinggal memiliki satu cara. Yaitu, mengubah alokasi pengeluaran di saat bunga pinjaman naik. Pangkaslah berbagai biaya yang tidak perlu agar pelunasan cicilan KPR Anda tidak terganggu.

Baca juga: Tahun Ajaran Baru, Menimbang Kursus di Luar Sekolah Saat Pandemi Virus Corona

6. Pajak

Biaya lain yang muncul dari kepemilikan atas rumah adalah pajak. Di Indonesia, pajak yang dikenakan atas kepemilikan properti adalah Pajak Bumi dan Bangunan alias PBB. Pajak jenis ini ditagih oleh pemerintah daerah, dan harus dilunasi si pemilik di sekitar pertengahan tahun.

Patut dicatat, PBB di masa kini dikelola oleh pemerintah daerah. Itu sebabnya, tarif PBB di provinsi yang satu akan berbeda dengan tarif di provinsi yang lain. Pemerintah pusat hanya menetapkan tarif maksimal yang bisa dikenakan adalah 0,3% dari Nilai Jual Kena Pajak alias NJKP. Sedangkan cara menghitung NJKP berlaku sama di seluruh Indonesia. Rumus NJKP adalah 20% dari Nilai Jual Objek Pajak alias NJOP.

Lalu, apa pula NJOP itu? NJOP merujuk ke hasil perkalian antara luas bangunan dan luas tanah dengan nilai jual taksiran dari bangunan dan tanah tersebut. Nilai taksiran ini ditentukan pemerintah daerah dalam satuan meter persegi. Besar kecil nilai taksiran itu bervariasi untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Biasanya, semakin ramai sebuah daerah, semakin mahal pula taksiran harganya.

Dengan membaca ulasan mengenai biaya beli rumah di atas, semoga kini Anda semakin paham mengenai biaya-biaya yang perlu ditanggung jika berencana membeli rumah.

Sembari memenuhi kebutuhan akan papan, jangan lupa pula melindungi diri Anda dan keluarga dengan Avrist Simple Start, asuransi kesehatan dengan harga terjangkau yang memberikan manfaat rawat inap dan rawat jalan dari Avrist Assurance.