5 Target Keuangan yang Sering Gagal dan Cara Mengatasinya

0
4430
target keuangan yang sering gagal

Sudah menjadi rahasia umum bila banyak target itu terhenti sebatas keinginan semata. Mengutip riset US News (2017), 80% resolusi tahun baru yang dicanangkan seseorang gagal berlanjut pada pekan kedua Februari. Nah, bila Anda termasuk yang cukup bersemangat menyusun resolusi keuangan pada awal tahun, ada baiknya Anda mengetahui apa saja target keuangan yang sering gagal dijalankan dan cara mengatasinya. Dengan begitu, Anda bisa mengantisipasi supaya resolusi tersebut bisa tercapai. Berikut ini 5 target keuangan yang sering gagal dan cara mengatasinya.

1. Menabung lebih rajin

Salah satu target keuangan yang sering dipampang orang saat pergantian tahun adalah: berjanji ingin menabung lebih rajin. Lebih-lebih bila di akhir tahun ketika momentum liburan berhasil membuat kondisi keuangan seseorang berantakan. Target keuangan ingin lebih rajin menabung sebenarnya hal yang positif. Namun, bila Anda mencantumkan target ini dalam daftar resolusi keuangan, Anda perlu memperhatikan beberapa hal agar target menabung lebih rajin tidak terhenti menjadi keinginan belaka. Misalnya, target menabung lebih rajin di tahun yang baru harus diperjelas dengan berapa target tabungan yang hendak disisihkan setiap periode, bagaimana cara menabung agar target tersebut tercapai, dan di mana Anda akan menabung.

Baca juga: Jebakan Gaya Hidup yang Menghantui Millennial

Untuk memperbesar kemungkinan terwujud, target keuangan seperti menabung lebih rajin, harus spesifik dan jelas tahap pelaksanaannya. Sebagai gambaran. Anda ingin lebih rajin menabung di tahun yang baru. Rencana detilnya adalah, Anda akan menyisihkan minimal 10% dari penghasilan rutin bulanan dan menggunakan fitur autodebit di rekening bank. Tabungan tersebut akan Anda tempatkan di deposito khusus setiap mencapai nominal tertentu. Dengan perencanaan yang detil, target keuangan tersebut bisa lebih mungkin Anda jalankan.

2. Mencatat keuangan lebih rajin

Target keuangan berikutnya yang sering gagal dijalankan adalah janji untuk lebih rajin mencatat keuangan pribadi. Padahal memiliki catatan keuangan pribadi yang lengkap akan memudahkan Anda dalam mengelola dan menjaga kesehatan finansial. Paling tidak ada tiga catatan keuangan yang perlu Anda miliki.

Pertama, catatan arus kas finansial yang berisi arus keluar masuk penghasilan dan pengeluaran dalam periode tertentu, baik itu tahunan maupun bulanan.

Kedua, catatan neraca keuangan yang berisi paparan lengkap kondisi aset yang Anda miliki dan juga macam-macam kewajiban yang masih Anda tanggung.

Ketiga, catatan rencana bujet bulanan dan tujuan keuangan. Rencana anggaran mirip dengan catatan arus kas namun dalam kapasitas perencanaan. Sedangkan tujuan keuangan berisi perincian target-target keuangan Anda, mulai dari target menabung tiap bulan untuk dana darurat, target menabung untuk dana pendidikan anak, dana pensiun, dan sebagainya.

Walau sekilas terlihat sederhana, nyatanya banyak orang mengaku gagal berkomitmen untuk rajin mencatat keuangan mereka. Untuk mengantisipasinya, Anda sebenarnya bisa memanfaatkan berbagai macam jenis aplikasi personal finance yang kini banyak tersedia di gadget. Dengan bantuan aplikasi, Anda bisa mencatat langsung di gadget tanpa repot membuka laptop atau mencatat di buku kas.

3. Membeli rumah sendiri

Memiliki rumah sendiri memang membutuhkan energi dan modal yang cukup besar. Maka itu, target keuangan berupa membeli rumah sendiri perlu komitmen yang serius. Harga rumah yang mahal, pergerakan harga yang kerap cukup drastis, ditambah tren suku bunga bank yang tengah tinggi, seringkali membuat seseorang semangatnya kendor di tengah jalan. Akhirnya, membeli rumah terhenti menjadi angan-angan semata.

Padahal, semakin Anda menunda pembelian rumah, semakin sulit pula mewujudkannya mengingat harga rumah yang cukup kencang berlari. Maka itu, supaya target keuangan besar seperti ini tidak sampai gagal, Anda perlu menyiapkan perencanaan yang spesifik. Mulai dari rumah seperti apa yang ingin Anda beli, berapa harganya, lokasi di mana, dan bagaimana cara pembelian. Apakah dengan cara tunai, tunai bertahap, atau memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR). Bila Anda berencana memakai fasilitas KPR dari bank, maka hal paling dekat yang harus Anda siapkan adalah kebutuhan uang muka dan persiapan kondisi keuangan agar kelak beban cicilan KPR masih bisa tertanggung oleh isi kantong Anda.

4. Memiliki asuransi jiwa

Anda mungkin saat ini tercatat sebagai pencari nafkah utama yang menanggung secara finansial kehidupan keluarga. Akan tetapi, Anda belum memiliki asuransi jiwa. Padahal keberadaan asuransi jiwa cukup penting sebagai bentuk pengelolaan risiko finansial keluarga. Banyak orang yang sudah menyadari pentingnya asuransi jiwa untuk dimiliki. Tidak heran bila salah satu resolusi keuangan di tahun baru yang cukup banyak dicantumkan orang adalah memiliki asuransi jiwa. Namun, karena satu dan lain hal, target itu hanya terhenti di daftar keinginan semata.

Baca juga: Pandangan Salah tentang Asuransi yang Membahayakan Keuangan

Misalnya, karena menilai asuransi jiwa belum terlalu mendesak, harga polis asuransi jiwa dinilai mahal, bahkan banyak pula yang salah beranggapan bahwa asuransi jiwa tak lebih dari tindakan buang-buang uang semata. Bila sebenarnya Anda sudah menyadari pentingnya berasuransi jiwa, ada baiknya Anda membenahi lebih dulu pola pikir yang tepat tentang asuransi jiwa.

Setelah itu, buatlah langkah yang detail untuk mewujudkan target memiliki asuransi jiwa. Mulai dari menghitung berapa nilai uang pertanggungan yang Anda butuhkan, produk asuransi jiwa apa yang cocok untuk kebutuhan, berapa bujet yang Anda siapkan dan provider asuransi mana yang bisa membantu Anda menutup kebutuhan tersebut. Semakin spesifik rencana Anda untuk memiliki asuransi jiwa, akan semakin besar kemungkinan untuk mewujudkan.

5. Target memulai investasi

Sudah bekerja sekian tahun tapi belum memiliki investasi? Banyak orang yang menyadari bila selama ini mereka baru sebatas menabung di instrumen yang pertumbuhannya masih di bawah inflasi. Tidak heran bila akhirnya target memulai investasi banyak dicantumkan dalam daftar resolusi tahun baru.

Namun, yang terjadi di lapangan banyak orang gagal mewujudkan target ini. Kebanyakan karena bingung memulai investasi dari mana. Bila Anda memiliki target ini, ada langkah mudah supaya bisa mencapainya.

Baca juga: Pilihan Investasi untuk Generasi Millennial

Pertama, ketahui dulu tujuan keuangan Anda, apakah untuk mengumpulkan dana liburan, dana pendidikan anak, dan sebagainya. Kedua, hitung kebutuhan dana yang harus dikumpulkan. Ketiga, pilih instrumen investasi yang paling sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan. Keempat, pilih cara investasi, apakah melalui manajer investasi atau berinvestasi langsung.

Dengan perencanaan yang spesifik, kemungkinan target keuangan yang sering gagal bisa saja diperkecil. Dengan begitu, target keuangan tidak berhenti sebatas keinginan semata. Berani memulai?