Sudah Menabung Tapi Keuangan Masih Berantakan, Apa yang Salah?

0
3379
keuangan masih berantakan

Membuat perencanaan keuangan yang tepat sasaran memang susah-susah gampang. Ada yang merasa sudah menyisihkan sekian persen pendapatan untuk menabung, tetapi keuangan masih juga “ngos-ngosan”. Apa ya, penyebab keuangan masih berantakan? Strategi menabung yang salah atau alokasi yang kurang besar?

Seringkali, tidak tercapainya tujuan menabung karena ketidakcocokan antara strategi dengan tujuan yang ingin dicapai. Maka, buatlah perencanaan sematang mungkin dan disiplin dengan perencanaan yang sudah dibuat. Sebelum menyusun perencanaan keuangan dan menentukan besaran yang akan dialokasikan untuk menabung, pastikan Anda sudah mengetahui tujuan yang ingin dicapai dari menabung.

Tujuan menabung di antaranya:

  • Menyimpan uang sebagai tabungan rutin, bentuknya dengan mengalokasikan satu rekening khusus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dana darurat.
  • Menyimpan uang dalam bentuk tabungan investasibentuknya bisa berupa asuransi, reksa dana, saham, emas, dan lain-lain.

Mana yang harus diprioritaskan? Bisakah memprioritaskan keduanya? Jawabannya, bisa. Pertama, sisihkan alokasi tabungan investasi. Selanjutnya, sisihkan untuk keperluan tabungan rutin. Dengan menyisihkan penghasilan lebih dulu untuk tabungan investasi, Anda didorong untuk mengendalikan pengeluaran dan mencukupi kebutuhan bulanan dari sisa pengeluaran yang ada. Caranya bisa dengan berhemat atau menyesuaikan gaya hidup.

Baca juga: Anak Muda Juga Perlu Asuransi, Lihat Daftarnya di Sini

Tabungan rutin

Tabungan rutin adalah uang yang disisihkan untuk menabung dengan besaran yang sudah ditentukan. Ada pula yang menyebutnya fund parking. Namanya “parkir”, sifatnya sementara. Tabungan seperti ini biasanya untuk cadangan jika ada kebutuhan mendesak di luar kebutuhan rutin.

Ada pula yang memasukkan tabungan jangka menengah, misalnya, untuk liburan dalam pos tabungan rutin. Upayakan untuk disiplin dalam menggunakan tabungan rutin. Maksudnya, jika memang tidak ada kebutuhan mendesak, jangan utak-atik tabungan rutin ini.

Baca juga: Tips Sukses Jalankan Bisnis Sambil Bekerja

Tabungan investasi

Tabungan untuk investasi misalnya pembayaran premi asuransi, reksa dana, saham, alokasi untuk membeli emas, dan lain-lain. Biasanya kita lebih disiplin untuk alokasi tabungan investasi ini karena besarannya sudah pasti setiap bulan. Namun, jika Anda ingin mengevaluasi investasi yang sudah dimiliki saat ini agar keuangan lebih sehat, tak ada salahnya juga.

Misalnya, mengevaluasi produk asuransi yang sudah dibeli saat ini. Mulailah kembali “belanja” informasi mengenai produk yang lebih menguntungkan dengan biaya premi yang sesuai dengan keuangan Anda. Informasi mengenai berbagai produk asuransi salah satunya bisa Anda dapatkan pada situs Avrist Assurance. Di sini, ada beragam informasi mengenai produk asuransi, di antaranya asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi properti, asuransi penyakit kritis, dan lain-lain.

Baca juga: Asuransi Penyakit Kritis, Sebenarnya Perlu atau Tidak?

Kesalahan dalam menabung

kesalahan dalam menabung

Meski terkesan simpel, menabung tak hanya sekadar menyisihkan uang. Ada sejumlah kesalahan yang kerap tak disadari. Hal inilah yang membuat tujuan menabung tak tercapai dan keuangan masih berantakan. Beberapa kesalahan berikut sering terjadi dalam menabung yang menjadi penyebab keuangan masih berantakan. Apa saja?

1. Tidak punya target

Anda menabung anya karena ingin menabung, menyisihkan uang. Tak punya target untuk apa uang itu dikumpulkan. Secara sederhana, tetapkan bahwa uang yang Anda sisihkan sebagai dana cadangan untuk kebutuhan yang sangat mendesak. Tetapkan kategori mendesak versi Anda. Misalnya, harus mudik karena ada keperluan keluarga, dan lain-lain. Ingatkan, jangan jadikan tabungan sebagai cadangan kalau Anda ingin membeli barang yang sifatnya konsumtif seperti baju baru, sepatu baru, dan lain-lain.

2. Tidak disiplin

Hal ini biasanya terjadi terhadap tabungan rutin. Jika memang tak ada kebutuhan yang sangat mendesak, jangan paksakan mengambil uang tabungan. Misalnya, alokasi dana nongkrong sudah habis, maka mengambil uang tabungan untuk kebutuhan itu. Padahal, sifatnya bukan kebutuhan mendesak. Tentukan kebutuhan mendesak seperti apa yang membuat Anda harus menguras uang tabungan.

3. Nominal menabung tak tetap

Misalnya, bulan ini menyisihkan Rp200.000, bulan berikutnya Rp300.000, dan seterusnya. Penting untuk menetapkan berapa besaran yang akan Anda alokasikan sebagai tabungan rutin. Lebih besar dari angka yang ditetapkan tentunya lebih baik, asal jangan lebih kecil.

4. Tak memisahkan rekening tabungan

Jika saat ini hanya memiliki satu rekening yang digunakan untuk pengeluaran/kebutuhan harian dan tabungan, mulailah untuk memisahkannya. Rekening untuk tabungan harus dibuat khusus sehingga Anda lebih mudah mengontrolnya.

5. Auto-debet pembayaran kartu kredit

Jika memungkinkan, jangan auto-debet rekening untuk pembayaran kartu kredit. Hal ini akan membuat keluar-masuk uang yang ada di rekening Anda bisa tak terkontrol. Apalagi jika tidak ada pemisahan rekening tabungan. Tanpa disadari, jika tagihan lebih besar dari jumlah yang Anda perkirakan, maka akan menyedot tabungan Anda.

Ayo, evaluasi lagi bagaimana kebiasaan menabung Anda selama ini. Jika ada salah satu penyebab keuangan masih berantakan dari lima hal di atas, segera perbaiki ya. Kunci dalam menabung, disiplin dan punya tujuan. Selamat menabung!