Inilah 6 Ketakutan Finansial Terbesar dan Cara Mengatasinya

0
5292
ketakutan finansial

Setiap orang pasti memiliki rasa takut dan kekhawatiran tertentu dalam menjalani kehidupan. Salah satu sumber ketakutan yang sering muncul adalah ketakutan finansial. Ketakutan ini wajar, karena masalah finansial sering menjadi sumber permasalahan yang mengganggu kesejahteraan hidup seseorang.

Anda mungkin merasakan juga ketakutan finansial terbesar, seperti takut jatuh miskin alias bangkrut, takut tidak mampu menyekolahkan anak, dan ketakutan-ketakutan lain yang umum dirasakan. Memiliki kekhawatiran finansial tidak selalu buruk. Karena itu berarti Anda menyadari risiko dan bisa mengantisipasi supaya ketakutan tersebut tidak sampai terjadi. Inilah enam ketakutan finansial yang umum dirasakan oleh seseorang dan cara mengatasinya:

1. Ketakutan finansial soal jatuh miskin

Anda tentu ingin menjalankan hidup dalam kondisi berkecukupan dan sejahtera secara finansial. Keinginan itu bisa dibilang adalah harapan setiap orang. Itulah mengapa ketakutan finansial terbesar yang banyak dirasakan oleh seseorang adalah takut jatuh miskin. Seseorang bisa jatuh miskin bila kehilangan aset-aset berharga yang dia miliki. Apa saja aset berharga yang dimiliki seseorang?

Aset berharga ada banyak ragamnya. Mulai dari harta benda seperti rumah, mobil, perhiasan dan sebagainya. Bisa juga berupa hal lebih mendasar seperti pekerjaan atau sumber penghasilan. Bayangkan bila suatu saat Anda kehilangan sumber penghasilan atau rumah yang Anda tinggali habis terbakar. Tentu akan sangat menakutkan dan bisa-bisa membuat Anda jatuh miskin.

Anda bisa mengatasi rasa takut ini dengan mengelola risiko yang menyertai. Sebagai contoh, untuk meminimalisir risiko kehilangan sumber penghasilan, Anda dapat mulai untuk memperbanyak sumber penghasilan sampingan sejak muda.

Baca juga: Suami dan Istri Sama-sama Bekerja Perlu Asuransi Jiwa Keduanya?

Sementara untuk mengatasi risiko kehilangan rumah, Anda dapat membangun rumah yang berpondasi kuat, tahan terhadap risiko gempa dan melengkapinya dengan asuransi kebakaran. Begitu juga untuk aset seperti mobil, Anda dapat memperkecil risiko kehilangan atau risiko rusak dengan selalu berhati-hati dalam berkendara. Lengkapi juga mobil Anda dengan asuransi kendaraan yang memadai.

2. Ketakutan finansial soal biaya pendidikan anak

Ketakutan kedua terkait masalah finansial yang banyak menghinggapi seseorang, terutama para orangtua, adalah kekhawatiran terhadap biaya pendidikan anak. Anda yang menjadi orangtua mungkin khawatir, semakin anak beranjak dewasa kelak, Anda tidak mampu mengejar kebutuhan biaya pendidikan anak hingga ke tingkat tinggi akibat kehabisan dana. Bisa-bisa, anak Anda hanya terhenti bersekolah di tingkat menengah atas.

Anda bisa mengatasi ketakutan ini dengan bertindak konkret yaitu memulai persiapan kebutuhan biaya pendidikan anak sedini mungkin. Mulailah menabung kebutuhan dana sekolah anak dengan berinvestasi secara rutin di instrumen yang mampu tumbuh di atas inflasi biaya sekolah. Di Indonesia, kenaikan biaya sekolah anak bisa mencapai 15% per tahun.

Investasi apakah yang bisa tumbuh di atas tingkat inflasi tersebut? Anda bisa menimbang untuk berinvestasi di produk yang mampu tumbuh tinggi dalam jangka panjang. Seperti saham, reksa dana saham, emas, properti, dan sebagainya. Selain itu, Anda juga bisa mempersiapkan dana pendidikan anak dengan membeli asuransi pendidikan.

Baca juga: Mengapa Asuransi Pendidikan untuk Anak itu Penting?

3. Takut investasi gagal

Menyadari pentingnya berinvestasi, Anda saat ini bisa rutin menyisihkan sebagian penghasilan untuk berinvestasi untuk tujuan keuangan di hari depan. Menyisihkan sebagian penghasilan untuk berinvestasi adalah kebiasaan finansial yang baik. Ini supaya penghasilan yang Anda miliki saat ini bisa mengimbangi laju inflasi di masa depan.

Namun, tidak sedikit orang yang khawatir berinvestasi serius karena takut investasinya gagal sehingga kehilangan banyak modal. Untuk mengatasi ketakutan-ketakutan tersebut, Anda dapat melakukan beberapa hal. Antara lain, melakukan diversifikasi atau portofolio investasi Anda. Jangan menaruh uang Anda di satu produk investasi saja, melainkan sebarlah ke banyak jenis. Misalkan, untuk investasi pasar saham, Anda bisa memilih saham dan surat utang atau obligasi. Lalu, untuk investasi sektor riil, Anda memilih properti dan emas.

Kenali profil risiko Anda, apakah Anda seorang yang konservatif, moderat atau agresif. Profil risiko penting Anda ketahui untuk mengukur toleransi Anda terhadap risiko berinvestasi. Lantas, sesuaikan hal itu dengan tujuan keuangan. Jangan lupa pula untuk memilih pengelola investasi yang bagus kredibilitasnya. Anda bisa mengecek rekam jejak manajer investasi Anda dari laporan keuangan.

4. Takut biaya kesehatan

Mengutip Kompas.com (Februari 2017), kenaikan biaya kesehatan di Indonesia mencapai 36% per tahun dalam 10 tahun terakhir. Tidak aneh bila banyak orang memiliki kekhawatiran tersendiri tentang kemampuan finansial mereka dalam membiayai kesehatan.

Ketika Anda atau anggota keluarga sakit, Anda tentu harus mengeluarkan biaya kesehatan yang mungkin tidak sedikit. Bila Anda tidak memiliki asuransi kesehatan, mau tidak mau Anda harus membiayai biaya pengobatan dari tabungan atau aset yang Anda miliki.

Baca juga: Inilah Alasan Mengapa BPJS Kesehatan Saja Tidak Cukup

Supaya bisa terhindar dari ketakutan finansial terkait biaya kesehatan, biasakan untuk hidup sehat sedari muda. Jangan lupa melengkapi kebutuhan proteksi kesehatan dengan berasuransi supaya risiko finansial akibat sakit dapat Anda kelola.

5. Takut tidak mampu melunasi utang

Utang bisa menjadi sumber malapetaka finansial yang fatal ketika dilakukan tanpa perhitungan matang. Tidak sedikit orang yang jatuh bangkrut gara-gara salah perhitungan saat berutang. Di sisi lain, ada banyak kebutuhan hidup yang mau tidak mau harus dipenuhi dengan memanfaatkan fasilitas pinjaman. Misalnya, pembelian rumah melalui kredit pemilikan rumah.

Anda mungkin pernah merasa takut tidak mampu melunasi utang yang Anda miliki karena, misalnya, kehilangan sumber penghasilan rutin akibat pemutusan hubungan kerja. Cara mengatasi ketakutan ini tidak rumit. Pastikan Anda memiliki dana darurat yang memadai. Selain itu, pastikan juga Anda mematok batas beban total cicilan semua jenis utang, maksimal sebesar 30%-35% dari penghasilan rutin setiap bulan.

Jangan lupa juga untuk rajin membayar tagihan kartu kredit Anda dengan nilai penuh sebelum jatuh tempo. Juga, jangan pernah mengambil fasilitas utang yang melampaui batas kemampuan Anda membayar.

6. Takut hidup susah saat pensiun

Ketakutan finansial terbesar yang juga banyak dirasakan banyak orang adalah khawatir hidup susah di masa pensiun. Ketika pensiun, umumnya seseorang tidak lagi memiliki penghasilan sebesar masa produktif dahulu. Maklum, memasuki usia pensiun, Anda mungkin sudah tidak lagi aktif bekerja karena terbatas kondisi fisik dan usia. Untuk mengatasi ketakutan itu, Anda sebaiknya memulai mempersiapkan dana pensiun sesegera mungkin saat Anda masih aktif berpenghasilan seperti saat ini. Misalnya, melalui investasi di instrumen investasi yang mampu tumbuh tinggi dalam jangka panjang.

Dengan langkah-langkah antisipasi yang tepat, enam ketakutan finansial terbesar itu dapat Anda atasi. Sudah berani memulai?