Menyiapkan Dana Haji dengan 4 Langkah Mudah

0
3704
dana haji

Bagi pemeluk agama Islam, pergi menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah adalah salah satu bagian dari kewajiban yang perlu dijalankan minimal sekali seumur hidup. Hanya saja, menunaikan ibadah haji membutuhkan usaha yang tidak sedikit. Maklum, ibadah haji hanya bisa dilakukan di Mekah, Arab Saudi, sekitar sembilan jam penerbangan dari Jakarta.

Selain itu, rukun Islam kelima itu juga membutuhkan persiapan yang memadai. Bukan hanya persiapan fisik, tetapi juga persiapan waktu dan kebutuhan dana yang cukup. Pertama, pergi berhaji menuntut biaya tidak sedikit. Mengutip Tirto (April 2018), biaya pemberangkatan haji jemaah reguler tahun 2018 untuk angka termurah adalah sebesar Rp31,09 juta per orang.

Biaya ini berlaku bagi mereka yaitu berangkat dari embarkasi Aceh. Adapun yang paling mahal adalah untuk pemberangkatan jemaah haji dari embarkasi Lombok, Nusa Tenggara Barat, yaitu mencapai Rp38,79 juta per orang. Jadi bila dirata-rata, biaya pemberangkatan jemaah haji dari Indonesia mencapai Rp35 juta per orang untuk tahun 2018. Biaya pemberangkatan haji reguler ini terdiri atas biaya penerbangan haji, biaya pemondokan di Mekah, dan biaya hidup selama melakukan ibadah haji.

Setiap tahun, biaya naik haji di Indonesia rata-rata meningkat 5%. Bisa lebih mahal bila nilai tukar rupiah terus merosot seperti saat ini. Jadi, bila Anda berencana naik haji, Anda perlu mengantisipasi masalah ini.

Kedua, pergi berhaji perlu mengantre. Ibadah haji menjadi kewajiban yang melekat pada setiap pemeluk agama Islam. Jadi, tidak hanya muslim Indonesia saja yang ingin datang berhaji ke tanah suci Mekah, melainkan orang Islam dari seluruh dunia. Maka itu, pemerintah Arab Saudi membatasi jumlah jemaah haji dari setiap negara. Indonesia termasuk negara dengan kuota jemaah haji terbesar. Setiap tahun, rata-rata ada 200.000 calon jemaah haji dari Indonesia yang berangkat ke Arab Saudi. Tahun 2018 saja, tercatat Indonesia mendapatkan kuota pemberangkatan 221.000 jemaah haji.

Baca juga: Yuk, Rajin Membayar Zakat

Pembatasan jumlah jemaah haji yang bisa berangkat ini mau tidak mau mempengaruhi waktu tunggu pemberangkatan. Maklum, pendaftar haji setiap tahun di Indonesia bisa di atas 3 juta orang per tahun. Tapi, karena ada kuota, antrian pemberangkatan pun menjadi sangat panjang. Saat ini, antrian terlama pemberangkatan haji reguler di Indonesia mencapai 26 tahun! Adapun antrian pemberangkatan haji khusus mencapai 7 tahun.

Siapkan jauh-jauh hari atau pergi umroh dahulu

Menimbang masa tunggu yang begitu lama, tidak jarang orang akhirnya memutuskan untuk pergi umroh lebih dulu sembari menunggu jadwal berangkat. Umroh dikenal juga sebagai haji kecil. Bedanya, bila haji ada rangkaian ibadah wukuf di Arofah dan hanya diselenggarakan di bulan Dzulhijjah dalam penanggalan Islam, maka umroh sebaliknya. Tidak ada wukuf dan bisa dilakukan kapan saja.

Biaya umroh saat ini bervariasi, tergantung pada paket yang Anda ambil. Kisarannya mulai Rp25 juta per orang hingga Rp50 juta per orang. Bila Anda berniat pergi umroh lebih dulu, Anda juga bisa mulai mempersiapkan dananya dari jauh-jauh hari. Anggaplah kebutuhan untuk pergi umroh terdiri atas biaya umroh, biaya syukuran, biaya oleh-oleh, dan biaya hidup keluarga yang ditinggal selama umroh. Seluruh biaya ini bisa mencapai sekitar Rp60 juta.

Baca juga: 7 Trik Penting agar Target Menabung Tidak Gagal Terus

Bila Anda ingin pergi umroh 4 tahun lagi biayanya bisa meningkat menjadi Rp73 juta dengan asumsi inflasi 5% per tahun. Maka Anda bisa mengumpulkannya mulai hari ini dengan berinvestasi di produk investasi yang mampu tumbuh 15% per tahun, atau sekitar Rp1,1 juta per bulan selama empat tahun.

Nah, bagaimana mempersiapkan kebutuhan biaya haji? Anda bisa memulai persiapannya dengan jurus mudah berikut ini:

1. Hitung kebutuhan biaya berhaji

Kebutuhan pergi haji bagi masyarakat Indonesia bukan sekadar ongkos naik haji. Ini tidak bisa dilepaskan dari kultur masyarakat Indonesia yang masih kental rasa kekeluargaannya. Jadi, bila Anda hendak menyiapkan biaya berhaji, pastikan Anda menghitung juga biaya lain-lain yang dibutuhkan seputar rencana keberangkatan.

Bila dirinci, kebutuhan biaya naik haji dan perkiraan biaya-biaya lain, terdiri atas:

– Biaya haji reguler, sekitar Rp35 juta per orang pada tahun 2018

– Biaya pendaftaran untuk mendapat nomer antrian keberangkatan Rp25 juta

– Kekurangan biaya haji reguler Rp10 juta

– Biaya pemeriksaan kesehatan Rp700.000

– Biaya pengurusan paspor Rp400.000

– Biaya syukuran haji (berangkat dan kepulangan) Rp5 juta

– Biaya oleh-oleh (sesuai kebutuhan) Rp2 juta

– Dana darurat selama di tanah suci Rp2 juta

– Biaya hidup untuk keluarga yang ditinggalkan beribadah Rp8 juta

Jadi, bila biaya haji reguler tahun ini sekitar Rp35 juta per orang, maka kebutuhan dana yang perlu Anda persiapkan idealnya jauh di atas nilai itu menimbang berbagai keperluan.

2. Kumpulkan biaya pendaftaran haji

Di Indonesia, seseorang bisa mendapatkan nomor antrean pemberangkatan haji bila sudah melunasi biaya pendaftaran senilai Rp25 juta. Sebagai gambarannya, anggaplah total ongkos naik haji tahun ini adalah Rp35 juta. Ketika Anda sudah melunasi Rp25 juta, asumsikan saja Anda mendapatkan nomer antrian keberangkatan 10 tahun lagi.

Bila diasumsikan kenaikan ongkos naik haji mencapai 5% per tahun, maka saat jadwal keberangkatan tahun 2028, ongkos naik haji menjadi Rp57 juta. Sehingga, kekurangan dana yang harus Anda bayarkan agar bisa berangkat berhaji mencapai Rp32 juta.

3. Lanjutkan pengumpulan sisa biaya berhaji

Selanjutnya, yang perlu Anda lakukan adalah menyicil kebutuhan dana berhaji yang harus Anda lunasi 10 tahun lagi tersebut dengan berinvestasi. Cara amannya, Anda bisa berinvestasi rutin selama sembilan tahun dengan asumsi pada tahun ke-10, dana yang dibutuhkan sudah aman dan bisa langsung dibayarkan untuk pelunasan.

Mari kita hitung. Untuk kekurangan dana sebesar Rp32 juta, maka Anda bisa mengumpulkannya dengan berinvestasi rutin di produk yang bisa tumbuh 10%-15% per tahun selama sembilan tahun. Bila Anda memilih investasi di reksadana saham yang tumbuh 15% per tahun selama sembilan tahun, maka yang perlu Anda investasikan adalah Rp139.831 per bulan. Tapi perlu Anda ingat, itu hanya untuk pengumpulan biaya ongkos naik haji, ya. Belum termasuk kebutuhan lain-lain seperti disebutkan di atas. Pastikan Anda memperhitungkannya juga.

4. Jangan lupakan asuransi dan dana darurat

Ibadah haji membutuhkan waktu cukup lama kurang lebih 40 hari. Supaya perjalanan ibadah Anda lancar tanpa dirisaukan dengan urusan di tanah air, pastikan Anda mempersiapkan juga bekal biaya hidup bagi keluarga atau anak yang Anda tinggalkan selama di tanah suci.

Baca juga: Ini Pentingnya Asuransi Perjalanan untuk Anda yang Hobi Traveling

Bila saat ini Anda berperan sebagai pencari nafkah keluarga, jangan lupa juga membekali diri dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan untuk membantu kelancaran beribadah kelak.

Anda bisa memanfaatkan produk tabungan haji yang sudah dilengkapi dengan asuransi jiwa supaya lebih praktis. Misalnya, produk tabungan haji dari Bank Syariah Mandiri yang dilengkapi dengan asuransi jiwa Avrist Assurance.

Dengan langkah-langkah tersebut, niat mulia beribadah insya Allah bisa diberi kelancaran!

Credit photos: Unsplash.com